O f f i c i a l

70.7K 6K 786
                                    

.
.

HAPPY READING
_____
_


"Eros, tangan gue" Bhita meringis dengan satu tangan berusaha melepaskan cengkraman tangan Eros.

Kembali Bhita meringis kala Eros menariknya dengan sentakan kuat.

Sampai di lantai bawah, Eros menatap anggota nya yang juga sedari tadi menunggu ketua mereka.

"Bawa yang luka ke rumah sakit. Gue bakalan balik ke apartemen, jadi kalian bisa langsung pulang ke markas atau ke rumah masing-masing"

Mereka mengangguk tanpa bertanya apa pun, melihat aura tak mengenakan ketua mereka membuat mereka memilih diam.
_____

Motor sport Eros berhenti pada gedung Apartemen yang pernah Bhita datangi.

Bhita menelan ludah pelan. Perasaan nya tiba-tiba tak enak.

"Eros, gue mau pulang."

Eros tak mengindahkan. Tangan Eros terangkat, membuka helm Bhita dan sedikit mengangkat nya turun dari motor lelaki itu.

"Eric sama El pasti lagi nyariin gue, Eros." Bhita menahan tubuh nya ketika Eros kembali menarik lengan Bhita.

Tampak nya laki-laki itu benar-benar tak peduli. Tangan kekar itu kembali menarik, memaksa sang gadis untuk memasuki gedung Apartemen.

"Gue belum kasih kabar sama Mama" Beritahu Bhita kala sudah berada dalam lift.

"Ini udah malem. Orang rumah pasti lagi nyariin gue, Eros."

Bhita menghela nafas.

"Er--"

"Just shut your mouth, Bhita" Desis Eros menatap Bhita dingin.

Bhita terdiam. Ini pertama kali nya Eros memanggil nama nya. Biasa laki-laki itu akan memanggil 'Sayang' atau 'lo'. Pun, ini juga pertama kalinya Eros mengeluarkan nada dingin untuk Bhita.

Saat lift sudah terbuka, Eros kembali memegang pergelangan tangan gadis itu, lalu menarik untuk keluar dari lift.

Perasaan Bhita semakin tak enak kala sudah sampai di depan pintu Apartemen Eros.

Memanfaatkan situasi dimana Eros mengetik sandi Apartemen dengan satu tangan nya yang bebas, Bhita lantas menyentak genggaman tangan Eros, lalu berbalik cepat dan berlari menuju lift.

Eros mengumpat, dan berbalik mengejar langkah Bhita di saat sandi apartemen sudah terbuka.

Bhita menjerit kala Eros berhasil menangkap Bhita.

"Eros gue gak mau!"

"Eros!!"

Blam!

Eros menutup pintu apartemen dengan kuat membuat Bhita sedikit tersentak.

Kelakuan Eros membuat Bhita marah. Mata nya menatap Eros marah bercampur muak.

"Mau lo apa sih?!" Selalu seperti ini. Jika sedang marah, Eros selalu berlaku seenaknya.

Tangan Eros mengepal. "Selain Dallen dan Alex, siapa lagi?"

Kening Bhita mengernyit. "Apa maksud lo?"

Langkah Eros mendekat. "Selain Dallen sama si bajingan Alex, siapa aja yang udah cium lo? "

Plak!

"Lo keterlaluan Eros!" Gadis itu menatap Eros marah. Ada kilatan kecewa di dalam tatapan gadis cantik itu.

Eros menggeram rendah. Rahangnya mengeras disertai dorongan Eros membuat Bhita terjatuh.

Overdoses BhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang