C r a z y

82.8K 7.1K 303
                                    

Siapa yang bilang di part sebelumnya terlalu pendek?

Ini udah aku panjangin yaa hehe.

1,7K lebih nih wkwk
.
.
.
.

HAPPY READING
________


Sampai di mansion. Pram dan Milena langsung pergi ke kamar masing-masing.

Sedangkan Aira menunduk takut, mengekori Eros dari belakang.

Hingga tiba-tiba, 2 deru mobil terdengar. Lelaki tua bersama 6 bodyguard berbadan besar turun, dan terlihat mendekati Eros dan Air-- ralat hanya Eros saja.

Lelaki tua itu Hanenda. Dia datang dengan wajah merah padam dengan perasaan amarah yang kini memenuhi dada nya.

Melihat aura sangat tak mengenakan yang dikeluarkan oleh Hanenda, spontan Aira menyingkir takut.

"Pegangi dia!" Perintah Hanenda pada bodyguard yang dibawa.

Eros yang mendengar perintah Hanenda sedikit terkejut. Tapi sepersekian detik kemudian, Eros tersadar.

"Kenapa?" Tanya Eros tenang. Ditatap tenang bodyguard kakeknya yang berjalan mendekat.

Hanenda menggeram.

"Berani sekali kamu mengancam dan membuat gadis itu takut!!" Berang Hanenda menggelar.

Eros yang ingin memutar tangan bodyguard yang sudah berani menyentuh nya, terhenti.
Salah satu bodyguard dengan cepat menyuntikkan sesuatu ketengkuk leher Eros, membuat Eros mendesis.

Ah dia sudah sangat hapal taktik pengecut kakek nya. Jika ingin menghajar dirinya dengan menyuruh bodyguard nya, Kakek nya akan menyuntikkan cairan itu agar dia jatuh lemas.

Karena Kakek nya sangat tahu. Puluhan bodyguard Kakek nya pun, dapat dibantai habis, hanya dengan mengandalkan tangan kosong sekalipun.

"Hajar dia!!" Titah Hanenda keras.

Salah satu bodyguard maju dan menarik kerah Eros kemudian meninju nya dengan keras.

Bugh!

Bugh!

"Cucu tidak tau diuntung!"

Bodyguard yang memegang tangan kanan Eros tadi maju menarik Eros yang tadi terhuyung dan memutarbalikkan badan Eros dengan keras.

Bruk!!

"Argh" Erang Eros pelan.

"Hampir saja saya kehilangan total kejayaan perusahaan saya dimasa depan, gara-gara kamu!!" Teriak Hanenda dengan amarah.

Bodyguard yang sedari tadi berdiri diam mulai mendekati Eros. Setengah dipanggul badan Eros dan dilempar tanpa perasaan pada meja kayu, hingga terbelah dua.

BRAK!!

"Aaa" Aira yang bersembunyi terkesiap keras, menutup mulut dengan perasaan syok.

Jantung Aira bertalu dengan kencang. Keringat dingin mulai mengucur pada dahi gadis itu. Badan Aira bergetar menahan takut teramat besar, kala melihat kekerasan kejam yang dilihat langsung oleh mata nya.

Dengan menahan getar, Aira berlari ke arah luar mansion dan melihat beberapa bodyguard mansion yang berjaga seperti biasa.

"P-pa-k Kak.. hiks.. Kak Eros d-dipukulin di d-dalam pak!" Terbata Aira dengan suara tercekat, menahan tangis.

Overdoses BhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang