•••••
Mata Aira membulat, seakan tersadar oleh perkataan nya. Buru-buru gadis itu menggeleng kuat, menampik pertanyaan dari Pram.
"Jadi memang benar dia." Meski Aira mengelak, Raut Aira sudah mengatakan yang sebenarnya.
"Jangan mengganggu nya lagi." Tekan Pram menatap penuh peringatan Eros.
Sebenarnya dia sangat malas mengurus hal semacam ini. Pekerjaan nya jauh lebih penting. Tapi jika tidak dihentikan, Eros akan semakin merajalela.
"Seharusnya lo bilang gitu sama anak haram lo."
"Eros." Nada Pram penuh peringatan.
Memejamkan mata sesaat. Pram berusaha untuk tak terpancing emosi.
"Persiapkan dirimu nanti malam. Saya rasa Kakek mu sudah memberitahu mu kan?"
Eros melengos. Dia berjalan keluar dengan pintu yang dibanting kuat, membuat Jane yang berjaga sekaligus menguping tersentak kaget.
"Itu.. Nanti malam ada... apa Pa?" Tanya Aira pelan dan kurang jelas.
Pram melirik Aira dan menjawab datar. "Pertunangan"
Mata Aira membola terkejut.
"Pertunangan?" Beo Aira bergumam.
"S-siapa yang mau tunangan Pa?" Tanya Aira gagap.
Pram menghela nafas. "Anak itu."
Sekali lagi Aira dibuat terkejut. Apa ini semacam perjodohan yang sering dilakukan oleh keluarga-keluarga kaya yang sering Aira dengar?
Belum sempat Aira mencerna. Dia melihat punggung tegap Pram yang melangkah keluar. Buru-buru Aira membuka mulutnya.
"Pah Aira mau ikut!" Seru Aira cepat.
Langkah Pram terhenti. Dia sedikit membalik tubuh nya dan menatap Aira yang gugup.
"Kamu masih butuh istirahat." Pungkas Pram datar.
"Tapi Aira mau ikut Pa. Aira udah baikan kok." Sanggah Aira cepat.
"Terserah." Pram kembali melanjutkan langkahnya keluar.
Refleks Aira tersenyum saat mendengar jawaban dari Pram. Tapi senyum Aira luntur saat melihat Milena yang menatap nya jijik?
"Dilihat-lihat, wajah mu seperti tidak asing" Celetuk Milena tiba-tiba.
Milena meletakkan gelas kopi nya dan berjalan menuju Aira yang duduk di atas ranjang.
"Maksud Mama?" Tanya Aira bingung.
Mata Milena berubah tajam.
"Jangan panggil saya Mama!" Hardik Milena sedikit kencang hingga membuat Aira tersentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overdoses Bhita
Fantasy"Gimana bisa?" Bhita tertawa sumbang. Tak lama tangan nya terangkat, mengusap wajah nya dengan kasar. "Gue gak gila. tapi kalo gini kejadian nya, gue benar benar bisa gila!" ________ Ini kisah tentang Bhita yang terjebak pada tubuh antagonis, yang a...