lips

485 45 2
                                    

"kak hee!!!."

Kak heeseung yang lagi ngobrol ramah sama dua cewek yang gue kira seangkatan sama gue tiba tiba ngehela nafas tertekan meski masih senyum.

"yaudah gue duluan ya."

Keduanya hanya mengangguk lalu pergi mendengar ucapan kak heeseung.

"kak icung!!."

Gue berdiri riang di depan kak heeseung, dia ngelipet tangan di dada dengan wajah kesalnya.

Kak heeseung emang ngak peduli sekitar tapi dia ramah senyum, senyum nya itu yang buat banyak orang suka sama dia tapi setiap ngeliat gue dia selalu masang wajah judes dan keselnya.

Gue boleh seneng kan?.

Itu berarti gue istimewa karna kak heeseung cuma nunjukin ekspresi kaya gitu ke gue.

Dan lagi nga ada yang berani deketin kak heeseung kayak gini selain gue.

"gue sibuk!."

"cuma mau ngasih ini." gue ngulurin proposal laporan osis yang gue rebut dari jay tadi.

Kak heeseung natap ceriga ke proposal bersampul biru langit itu.

"maksa jay lagi?."

"enggak kok! Dia yang ngasih dengan senang hati sambil tersenyum bahagia." ujar gue sambil senyum manis.

Gue emang sering ngambil laporan atau apapun yang perlu jay kasih ke kak heeseung dengan alasan meringankan bebas ketua osis tapi aslinya mau modus aja.

Kak heeseung ngambil kasar proposalnya trus pergi, gue auto kintilin dia.

"kak icung....." gue berusaha nyamain langkah cepetnya karna kaki panjangnya.

"kak icung tau ngak? Tadi tuh si jake kecemplung di kolam taman waktu lagi ngehindari kejarannya bu sinb, mana direkam terus dimasukin lamtur sekolah sama dogpyo." gue ketawa inget kejadian beberapa menit tadi.

"hmm.." deham kak heeseung menjawab seperti biasa sambil sesekali senyum waktu ada yang nyapa.

Orang orang udah nga kaget sih kalau gue nempelin kak heeseung mulu.

Kak heeseung juga selalu ngedehem buat ngejawab kalau gue cerita, baguslah setidaknya dia bales dan dengerin gue ngak kayak yang lain, iya lah kalau dia enggak bales gue, gue bakal ngamuk ngamuk kayak dulu, hehe.

"kak icung....."

Kak heeseung berhenti jalan dan buat gue ikut berhenti.

"kak icung kenapa berhe-."

"gue bukan kakak lo." kak heeseung natep gue tajem banget.

Aduh damagenya nembus sampe ke paru paru.

"udah gue bilang berapa kali?."

"emm.. Ga tau lupa waktu itu udah yang ke seribuenamratussembilanpuluhenam."

Kak heeseung narik nafas nahan emosi.

Aduh gemes.

"lo sekarang lagi mikir gue imut kan." gue cuma senyum aja.

"gue tegesin juga, gue nga imut dan... " kak heeseung natap gue yang melas dengan intens.

Kak heeseung buang nafas halus abis itu senyum.

"gue ngak suka diganggu." ujarnya langsung masuk ke ruang osis dan membanting pintu keras.

Gue senyum sambil natep pintu ruang osis kayak anak ayam ditinggal induknya.

Gue yang mau pergi langsung mepet ke pintu osis waktu denger nama gue disebut dan ada suara kak heeseung sama cewek:).

"berisik, lo ngak usah ikut ikutan!."

"ikut ikutan siapa? Vally? Udah ada rasa?."

"gue lempar vas ya lo!."

"cih! Ngak ada sopannya sama cewe, tapi kalau gue liat liat vally lumayan juga bisa ngendaliin l-."

Prang!!

Gue yang kaget reflek sedikit mundur abis itu maju lagi, maju mundur cantik, cantik.

Tapi tadi itu kak heeseung yang ngelempar.

"sinting! Lo beneran mau bunuh gue pakek itu."

"if you speak again, I do."

"fine, awas aja kalau lo butuh gue!."

Gue ngumpet dibalik pintu waktu pintunya kebuka dan ada kak karina yang keluar sambil ngabsenin kebun binatang.

Kak karina emang temen kak heeseung sejak smp, gitu sih katanya, katanya.

Gue ngintip dari balik pintu dan kaget waktu liat tangan kak heeseung berdarah, telapaknya kebuka dengan beberapa serpihan pecahan vas kaca disana.

"kak icung!!." teriak gue reflek sambil lari ngehampiri kak heeseung.

Kak heeseung keliatan agak kaget waktu gue lari ngehampirin dia dan langsung megang tangannya.

Waw, tangannya besar bahkan gue pegang pakek dua tangan masih sisa.

"tunggu!."

Gue narik lagi tangan kak heeseung waktu dia mau narik tangannya dan langsung bersihin sisa sisa serpihan kaca.

Gue nyabutinnya sambil ngeringis, padahal tangan kak heeseung yang kena tapi gue yang ngilu, gimana engga tangannya aja penuh darah.

"aduh sakit pasti." gue ngelap darahnya pakek dasi gue sampe warnanya yang tadinya biru berubah merah.

Gue emang ga tega liat orang kaya gini.

"aduhh, kak icung sih ngak hati-."

Gue ngebeku waktu ngedongak mau natap kak heeseung tiba tiba jarak kita deket banget bahkan idung pesek gue nyentuh idung mancungnya.

Kita diem aja dan gue bisa liat kak heeseung jilat bibirnya sambil ngeliatin bibir gue.

Gue kaget waktu tiba tiba kak heeseung nyentuh bibir gue pakek jempolnya yang masih ada darahnya.

"vally bibir lo ini-."

Kak heeseung diem natep dalem mata gue.

"pengen gue robek biar nga bisa ngomong lagi ke gue."

crush {LEE HEESEUNG}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang