berubah

353 36 0
                                    

"lo mirip mayat."

"vally ayo marahin gue aja, please jangan gini terus."

Jake menghela nafas melihat vally yang hanya diam dengan tatapan kosongnya masih duduk dikursinya.

Aneh, semenjak vally masuk sekolah dia jadi aneh tidak seperti vally yang ceria, hanya ada vally yang seperti mayat dengan tatapam kosong, bicara saja tak mau, bahkan makan pun tak pernah mau, hei dulu dia selalu maju nomer satu setiap membahas makanan.

"vall, kalau lo natap gue gue bakal traktir apapun yang lo mau!." bujuk jay tapi vally tidak meresponnya.

Jake yang mendengar kata traktir langsung menatap jay antusias.

"mas jay aku udah natap mas penuh cinta, traktir ya mas."  ujar jake centil yang dapat tatapan jijik dari jay.

Tapi setelahnya mereka membuang nafas frustasi bersamaan.

"gimana?." tanya heeseung yang datang dengan makanan ditangannya.

Jay dan jake menggeleng bersamaan yang membuat heeseung menatap vally sendu.

Dia duduk disamping jake yang ada didepan vally, sedangkan jay disamping vally.

Awalnya heeseung memang ingin menjauhi vally tapi melihat kondisinya yang buruk dia tak bisa.

Tatapan mata kosong yang sayu, bibir yang seakan kehilangan fungsi dan badannya yang mulai kurus hingga hilangnya pipi gembul kegemaran jay.

Jay dengan jake sebenarnya bingung dengan apa yang terjadi antara mereka tapi mereka tahan melihat kondisi vally yang tak baik.

Heeseung masih punya hati apalagi dia yang membuatnya begitu.

Vally menatap heeseung sekilas lalu mengalihkan pandangannya dan mengambil hpnya mengetikkan sesuatu.

Mereka menghela nafas, vally hanya mengetik sesuatu di hpnya entah apa itu tidak ada yang tau.

Kak jun♥

Kak...|
Disini ada dia...|
Takut...|
Tapi ada jake sama jay kayaknya| aman
Tenang kak aku baik kok😊|
Aku bakal nemuin kakak...|
Aku ngak bakal pergi sebelum| ketemu kakak
Read

Vally tersenyum dalam hatinya, kakaknya selalu langsung membaca pesannya setelah malam itu dan dia menceritakan kejadian yang dilakukan heeseung meski tak pernah mendapat balasan, tapi itu saja cukup untuknya melanjutkan hidup beberapa bulan kedepan.














"tunggu!."

Vally berhenti melangkah saat tangannya ditahan seseorang.

Heeseung berjalan ke depan vally karna dia tau vally tak akan berbalik.

Dan masih sama seperti dua mingu terakhir ini tatapanya gelap dan tak ada tanda tanda kehidupan disana.

"jangan gini terus." ujar heeseung yang tak dapat respon apapun, vally masih dengan wajah datarnya.

Heeseung seperti melihat dirinya yang dulu, yang selalu diam berwajah datar saat didekati vally, sekarang dia tau rasanya.

"gue egois, gue cuma mentingin emosi gue semata tanpa tau kebenaran."

Heeseung memeluk vally yang mendapat banyak tatapan dari orang sekitar, tapi dia tak peduli.

Vally hanya diam menatap heeseung.

"gue udah tau semuanya dari jake, gue bener bener nyesel, disaat lo bener bener tulus sama gue, gue malah egois dan ngerusak lo, maaf."

Vally tiba tiba menangis tanpa ekspresi, air matanya terus terjatuh dengan sendirinya.

Dia kembali mengingat jelas dimana saat heeseung memaksanya saat dia terus memberontak bahkan lebam akibat kekerasan yang dilakukan heeseung masih membekas.

Entah itu fisik maupun mental.

Heeseung memeluk erat vally saat dia mulai terisak dipelukannya, terasa sangat memilukan baginya.

Dia benar benar menyesal, seharusnya dia berpikir logis dan bersikap tenang seperti biasa ataupun seharusnya dia tidak usah memilik perasaan yang gila ini, dengan begitu kejadian itu tidak akan pernah terjadi

"maaf, maafin gue, gue janji ngak bakal tinggalin lo dan akan tanggung jawab atas semuanya."

Ujar heeseung yang kembali membuat vally terisak.

Vally benci, benar benar membenci dirinya yang kotor, padahal dia sudah bertekat tidak akan seperti orang orang dirumahnya tapi nyatanya dia juga sama dengan mereka.

Dan kenapa heeseung baru mengatakan itu sekarang? Kemana perginya heeseung dua minggu ini?.

Dia selalu ingin melakukan percobaan bunuh diri tapi selalu mengingat janji yang dia buat sendiri pada sang kakak, dia tidak mau mengingkari janji itu, dia bukan pengecut.

"gue sayang sama lo vall."

Heeseung melepas pelukannya dan mengusap air mata vally lalu tersenyum.

"pulang sama gue."

Ujar heeseung lembut tapi membuat vally takut, apa dia akan berakhir seperti waktu itu lagi kalau ikut heeseung,dia tak mau.

Vally langsung berjalan melewati heeseung tanpa sepatah katapun, heeseung hanya menghela nafas lalu mengikuti vally seperti biasa tapi sepertinya vally tak pernah sadar.

Tin—

Vally yang sudah keluar dari gerbang sekolah kembali berhenti menatap kosong orang diatas motor yang menghalangi jalannya.

"naik, ikut gue."

crush {LEE HEESEUNG}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang