Satu tahun berlalu setelah kepergian vally yang tak terduga bagi siapapun.
Tak ada yang berubah, seolah itu hanyalah hal kecil yang tak harus diingat kecuali satu orang.
Satu orang yang berubah 180° dari yang orang orang kenal, bahkan mereka tidak percaya akan itu.
"woi seung!." panggil seseorang kepada temannya.
"BUDEK!." orang itu berteriak dikuping heeseung sambil menonyornya.
Yang diteriaki hanya menatap datar sambil mengusap kupingnya.
"lo sekarang mulai budek ya lee heeseung?."
Heeseung hanya memutar malas mendengar ocehan beomgyu.
"kafe yuk."
"sibuk."
Beomgyu memutar mata malas.
Heeseung selalu bilang sibuk padahal enggak, dia selalu tau kemana heeseung pergi.
Sifat heeseung memang berubah tidak seperti yang dia kenal tapi tempat tujuannya selalu satu.
Makam vally.
"seung."
"berisik." kesal heeseung pergi meninggalkan beomgyu.
Beomgyu hanya bisa menghela nafas.
Heeseung berubah, tidak ada lagi heeseung yang ramah dan membalas candaannya hanya ada heeseung yang tempramen dan dingin.
Lebih dingin dari awal masuk sma.
Beomgyu juga sedih akan berita kematian vally yang tiba tiba dia hanya tidak menyangka saja.
Apalagi heeseung dia benar benar mudah lepas kendali dan beomgyu harus selalu ada disisinya.
Dan lagi banyak perempuan yang mendekati heeseung padahal sudah dikatai dengan kata kata pedas.
Kata mereka itu malah tantangan tersendiri.
Kadang beomgyu tidak paham dengan pemikiran cwk.
"hai kak heeseun—."
Heeseung langsung pergi bahkan menyenggol keras bahu perempuan yang menyapanya.
"cih, batu."
"akh!!."
Heeseung langsung menghindar saat seseorang terjatuh sampai akhirnya terjungkal.
Dia menatap heeseung memelas yang hanya dibalas tatapan datar.
"murahan." begitulah kata tanpa suara yang keluar dari mulut heeseung.
Beomgyu yang baru datang langsung membantu perempuan itu dan menatap sinis heeseung.
"makasih kak beomgyu."
"iya sama sama, lain kali hati hati ya."
Heeseung memutar mata malas melihat beomgyu, kenapa dia baik? Sudah tau itu disengaja.
Niat hidupnya semakin hilang.
Banyak maba yang menyukainya dia jadi kesal, sekarang akan lebih banyak lagi hama yang mengaggunya.
Soal maba dia jadi ingat vally, apa akan ada orang sejenis vally lagi yang akan mengaggunya jika ada pasti heeseung akan membencinya.
Karna hanya vally yang diperbolehkan mengusiknya.
Bahkan apapun yang dia lakukan akan langsung terpikir pada vally.
Huhh dia jadi tidak sabar bertemu vally dan bermain dengan barang yang dia beli tadi.
Membayangkannya saja sudah membuatnya berdebar.
Heeseung sedikit tersenyun membayangkannya.
"lo senyum?." heeseung langsung merubah wajahnya kembali datar lalu melirik sekilas orang disebelahnya.
"masih aja sombong." Yuna bicara sambil mengibaskan rambutnya.
Heeseung tetap datar sambil terus berjalan menjauhi yuna.
Yuna orang yang selalu mengaggunya dua bulan terakhir ini sejak mereka bertemu di mata kuliah yang sama.
Dia benci.
Padahal sudah di bilang hanya memperbolehkan vally yang mengusiknya.
"hee, lo ngak bosen hidup di masa lalu terus?." heeseung terus berjalan tanpa niat memperdulikan yuna.
Yuna menghela nafas lelah.
Heeseung benar benar tidak berniat membuka kembali hatinya.
"terserah deh kalau lo emang mau nyiksa diri lo terus." yuna pergi meninggalkan heeseung yang sudah ada disamping motornya dan ingin beranjak meninggalkan kampus.
"siapa yang bilang gue ke siksa? Gue bahagia kok sama vally." guman heeseung lalu menaiki motornya dan pergi menuju tempat yang tak pernah absen dia datangi meski dengan keadaan apapun.
"vally, baby hee, papa dateng." ujar heeseung lalu menaruh setangkai mawar didekat batu nisan vally.
"tebak aku bawa apa." ujar heeseung senang sambil membuka tasnya.
Berbeda.
Heeseung di sekolah dan di depan makan vally sangat berbeda.
Heeseung yang dingin berubah jadi hangat dan selalu tersenyum.
"tara!!."
Heeseung mengeluarkan berbagai miniatur kecil nobita, dari suneo, Doraemon bahkan sampai pak guru.
"gimana bagus ngak? Tadi aku beli di deket toko miniatur yang baru buka di kampus."
"cuii ~ suneo dan giant memukul nobita, tutuwtuw, eh?. "
"tunggu kalau dipukul bunyinya ngak gitu dong harunya kan bugh bugh. "
Ujar heeseung sembari menggerak gerakkan miniatur itu seperti anak kecil diatas makan vally.
"doraemonn..."
"apa nobita?."
"Mau kembali kemasa lalu dong~."
Heeseung terus bermain main sendiri sampai langit hampir berubah gelap.
Heeseung melirik jam tangannya lalu menghela nafas, dia menjejerkan miniatur itu di dekat batu nisan.
"aku pulang dulu ya, besok kita main lagi." heeseung mendekat lalu mengusap dan mencium batu nisan itu.
"aku merindukanmu vall."
Hai gesss
Aku come back!
Mungkin ceritanya agak ngak nyambung soalnya udah agak lama jadi lupa lupa ingat
Yah moga kalian suka
Lope u( ˘ ³˘)♥
KAMU SEDANG MEMBACA
crush {LEE HEESEUNG}
RomancePerjuangan cinta yang penuh akan kenangan pait hingga menyisakan luka bagi setiap orang. Setelah semua penyesalan yang terjadi akan kah cinta itu berubah menjadi indah sesuai yang diinginkan.