Heeseung datang dengan pakai an biasanya ke sekolah yang membuat gencar para kaum hawa.
Sederhana tapi memancarkan ketampanan.
Jeans dan kaos hitamnya tidak lupa kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya serta topi hitamnya.
Tapi satu pertanyaan yang terlintas.
Untuk apa dia kemari?.
Cap tiga jari masih di adakan minggu depan.
Kaki panjang Heeseung terus bergerak menelusuri mantan sekolahnya itu mencari seseorang tak memperdulikan panggilan yang terdengar.
Heeseung melangkah ke kursi taman saat melihat sosok yang dia kenal sedang membaca buku lalu heeseung menepuk bahunya agak kencang.
"ANJ-Oh bang heeseung?." heeseung hanya menatap datar seseorang yang hampir mengumpat padanya.
"gue ngak suka basa basi, jay lo tau kan vally dimana?."
Jay menegang mendengar pertanyaan mantan kakak kelasnya itu, apa dia masih belum tau?
Heeseung sebelum datang ke sekolah sudah lebih dulu ke rumah vally tapi nihil, pintu tertutup tak ada tanda tanda kehidupan disana.
"gue ngak tau." gugup jay lalu kembali ke bukunya tapi heeseung menutup buku itu dan mengebraknya keras dengan satu tangan.
"ngak usah bohong, dia dikelas kan?."
Jay hanya diam tak menjawab, dia sendiri masih tidak ingin mempercayainya."oh jake!." teriak jay saat melihat jake lewat.
Heeseung menoleh menatap jake dan kembali menatap jay tapi jay sudah menghilang dari hadapannya.
Heeseung langsung mengambil langkah besar menghampiri jake yang sudah ingin lari.
"mau kemana lo?." tanya heeseung yang sudah menarik kerah jake seperti mendapat mangsa.
"oh hai kak, hehehe." jake tertawa canggung dengan wajah watadosnya.
Heeseung menatap datar jake dan melihat sekeliling dia masih belum percaya, mencari sosok yang selalu menempel pada jake.
"dimana vally?." tanya heeseung menatap jake datar.
Jake memasang raut sok kecewa.
"yah, gue kira nyariin gue."
Heeseung menatap jake tak suka, bukankah mereka berteman tapi kenapa tak ada raut sedih dimata jake
"lo bunuh dia kan?." tuding heeseung, otak otak kriminalnya mulai beraksi.
Apa setelah konser jake memutilasi vally atau mendorongnya dari jurang? Surat serta buku yang dia baca cuma buatan jake supaya tidak dicurigai?.
Jake menepis tangan heeseung kasar tesirat kemarahan besar dimatanya.
"dasar pembunuh ngak tau diri."
Heeseung baru ingin membalas ucapan jake tapi jake kembali bicara sembari berbalik menatap heeseung tajam yang penuh akan kebencian.
"lo ngak ngaca? Lo yang bunuh dia! Dia itu lemah, dia punya kanker rahim, maag, anemia dan banyak lagi penyakit yang dia sembunyiin! Kalau bukan karna lo dan anak lo dia masih disini sama gue!." kesal jake sambil menunjuk nunjuk heeseung, amarahnya kembali memuncak.
Heeseung terkejut mengetahuinya, bukankah vally cuma bilang kanker rahim?.
"lo! Semua gara gara lo! Karna ke egoisan lo! Padahal gue udah mati matian stay buat dia yang ngak punya sandaran dan lo orang yang dia percaya malah nyakitin dia."
Mata jake mulai berkaca kaca dia tidak boleh menangis dia sudah berjanji pada vally.
Heeseung hanya diam tak berniat membalas, karna memang itu salahnya kan?.
"sorry." tanpa sadar air mata heeseung mulai turun.
Dia tidak menyangka wanita yang dia sayangi malah pergi meninggalkannya.
Dia menyesal kalau saja dia mengakui perasaannya dari dulu, kalau saja dia tidak egois dan mencari tau semua dari awal mungkin dia bisa bahagia bersama vally.
"jake."
Jake hanya berdeham tak menatap heeseung, dia bisa lepas kendali.
"tunjukin makam vally."
Jake menatap heeseung tak percaya, bahkan disaat begini kata katanya masih saja dingin.
"ngak akan! Lo ngak pantes!."
Heeseung menahan jake yang ingin pergi dengan air mata yang masih mengalir.
Jake menatap heeseung sedikit iba, dari matanya dia terlihat sangat menyesal.
"pleasee jake, gue bakal lakuin apapun asal lo tunjukin makamnya."
"gue nyesel, bener bener nyesel."
"gue mau ketemu sama dia dan..... Baby hee."
"buat apa lo ketemu mereka? Baby hee? Dia kan anaknya sunghoon, lo sendiri yang bilang, inget?."
Heeseung menggeleng seru.
"ngak! Dia anak gue! Baby hee!."
"gue nyesel ngelakuin itu ke vally, gue emang egois, kasar, dan ngak mikirin apapun selain kebahagian gue, tapi jake itu karna gue sayang sama dia, gur jadi bego dan ngak bisa mikir secara logis, tapi tolong jake gue bener bener mau ketemu dia..."
"gue sayang...." heeseung tidak melanjutkan kalimatnya dan hanya diam menunduk menangis sambil memegang erat seragam jake.
Jake menatap sekitar, kini mereka menjadi pusat perhatian, dia benci ini
Jake menghela nafas lalu menarik topi heeseung agar menutupi wajahnya yang sedang banjir air mata, memalukan masa si ketua osis yang dingin nangis.
"tunggu gue sampe pulang sekolah." setelahnya jake menepis kasar tangan heeseung dan pergi meninggalkannya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
crush {LEE HEESEUNG}
RomancePerjuangan cinta yang penuh akan kenangan pait hingga menyisakan luka bagi setiap orang. Setelah semua penyesalan yang terjadi akan kah cinta itu berubah menjadi indah sesuai yang diinginkan.