perjuangan

347 36 2
                                    

Heeseung mendengus kesal.

Bisa bisanya satu sekolah tak ada yang tau alamat rumah vally padahal mereka kenal vally, bahkan jay juga tak tahu, cuma jake satu satunya yang sepertinya tau.

Heeseung kesal masa dia harus ngemis pada jake? Hah ngak level, lagian ngak penting juga.

"jake suka apa ya? Cewek? Gue suruh cewek buat bujuk jake? Bener ide gue brilian!." guman heeseung semangat tapi setelahnya kembali murung.

Hei, dia tidak dekat dengan cewek manapun.

"ck, buat apa juga sih ngak penting!."
Heeseung duduk di tempat duduk yang tersedia di taman lalu mengetuk ngetuk meja didepannya.

"ck, jake suka coklat ngak ya?." guman heeseung menerka nerka karna dia selalu mendapat coklat mungkin jake suka.

"ck."

Heeseung terus berdecak dengan tangan yang mengetuk meja dan kaki yang menginjak injak tanah tak tenang.

"cewek? Siapa? Gue ngak kenal siap— KARINA!!." teriak heeseung menggelegar saat melihat seseorang yang menybalkan baginya lewat berubah menjadi seperti pahlawan yang dia tunggu.

Karina berhenti dan mematap heeseung yang berlari ke arahnya begitu pula yang lain, ini pertama kalinya heeseung memanggil nama perempuan.

"karina, tolong gue!."karina langsung menyodorkan kertas didepan wajah heeseung yang tersenyum.

"bego, lo kan ketua osis punya data semua murid sekolah, kenap ngak lo liat sendiri datanya." judes karina pada heeseung.

Heeseung mengambil kertas itu dan langsung membacanya,  ternyata itu data data milik vally diawal masuk dan terdapat alamatnya disana.

Heeseung baru ingin membuka mulut tapi karina menyelanya.

"gue ijinin lo ada urusan pribadi mendadak, besok jangan lupa maklor balado dua porsi. "

Setelah itu karina pergi begitu saja.

Heeseung yang mengerti langsung pergi keluar sekolah dan ternyata sudah ada satpam yang memegang tasnya.

"nih mas heeseung tasnya, tadi kata neng karina mas ada urusan mendadak."

Heeseung tersenyum lalu berterimakasih pada satpam sebelum berlari pergi.

Karina ternyata ada gunanya juga.




















"huhu sakit itu enak ya." guman vally sambil memilih milih jajanan didepannya.

Dia sedang berbelanja di bing market untuk stok jajanannya yang sudah habis, biasanya dia akan belanja dengan uangnya sendiri tapi kali ini menggunakan uang ryujin.

"fiks sih ini gue borong semua." guman vally memasukkan jajanan mahal yang biasanya akan dia pikirkan 10 kali sebelum memasukkannya ditroli, dia memasukkan tanpa peduli harga, ryujin memberi kartunya yag sudah pasti isinya banyak.

"heumm... Coklat mahal nih." ujar vally memasukkan dua toples coklat bulat berlapis emas ke trolinya.

Duk

"ah! Maaf mas—kak heeseung?."

Vally sedikit terkejut saat menabrak heeseung yang berada dibelakangnya.

Heeseung hanya menatap datar vally dengn tangan yang membawa bingkisan oleh oleh.

Di big market memang lengkap.

Vally menatap heeseung bingung, tadi dia keluar rumah masih jam satu siang dan belum waktunya untuk pulang tapi kenapa heeseung bisa sampai kesini bahkan dengan tas yang hanya terpakai disatu bahu.

"kak heeseung ngapai—."

"katanya lo sakit? Kok disini?." potong heeseung cepat.

"jajan." ujar vally sambil tersenyum tanpa dosa.

Heeseung melirik troli milik vally dan memasukkan barangnya kesana lalu mengambil alih troli itu dan pergi begitu saja.

"eh kak hee?!!." vally berjalan cepat mengikuti heeseung.

"lo sakit karna makanan lo ngak sehat, kita beli makann yang lebih sehat." ujar heeseung sembari menjauhi tempat dimana surganya chiki dan coklat.

Vally hanya menatap rak idamannya dengan sendu.

Dada para coklat  idamanku.

"kak heeseung kok bisa disini?." tanya vally berjalan disamping heeseung yang diabaikan.

Heesung sendiri bingung dengan dirinya.

"kak heeseung mau jenguk temen? Kok beli bingkisan?." tanya vally bingung pada bingkisan buah cantik yang dibawa heeseung.

Heeseung hanya diam.

Mana mungkin dia menjawab akan menjenguk vally.

"lo suka durian?."

Vally mendesus saat heeseung berhenti di tempat buah tepat didepan buah durian.

"suka, tapi aku ngak bisa bawa pulang durian—."

Soalnya baunya bakal ganggu pelanggan.

"anggur?."

"boleh."

Heeseung mengambil beberapa buah anggur segar.

"wah lucunyaa."

Heesung dan vally menoleh bersamaan ke sumber suara, dimana wanita paruh baya yang sedang menggendong bayi menatap mereka antusias.

"siang adek, maaf ya aku ganggu, tadi keinget kenangan waktu sma aja, waktu lagi lucu lucunya, suami aku sekarang juga dari sma." ujar wanita itu senang.

Heesung dan vally hanya diam, mereka tau wanita ini salah paham

"aduh maaf ya jadi berlebihan, kalian pacaran udah berapa lama?."

Heeseung dan vally hanya diam tak tau akan menjawab apa.

"maaf kak tapi kita—."

"SAYANGG!!."

Wanita tadi menoleh sekikas kearah suara lalu tersenyum pada vally.

"suami aku udah nungguin, aku duluan ya, semoga kalian awet sampe maut memisahkan." ujarnya lalu pergi begitu saja meninggalkan heesung dan vally dalam keadaan canggung.

"err.. Pulang yuk kak." ajak vally yang dibalas anggukan oleh heeseung.

crush {LEE HEESEUNG}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang