selamat tinggal

453 46 9
                                    

Heeseung terus mengikuti jake dengan butket bunga ditangannya.

Dia sedang menahan diri, dia menunggu jake sampai pulang sekolah hingga akhirnya bisa bertemu lagi dengan gadisnya.

Jake berhenti tepat di depan makan baru lalu berjokok dan tersenyum penuh arti.

Heeseung ikut jongkok disebelah jake dan matanya terpaku pada batu nisan bertuliskan nama orang yang dia cari cari.

"hai besti gue dateng." ujar jake mengepalkan tangan lalu mengetuk pelan batu nisan sama seperti yang dia lakukan setiap betemu vally.

"gue bawa seseorang nih, orang yang kata lo gantengnya ngalahin gue, dia nangis nangis minta ditemuin sama lo." ujar jake terkekeh.

"gue pergi dulu ya, lo pasti ngak suka kalau gue ganggu, bye besok gue kesini lagi." setelah itu jake mengelus batu nisan itu dan menoleh pada heeseung.

"jangan lama lama mau ujan." setelah itu jake pergi meninggalkan heeseung

Heeseung beralih duduk ditempat yang sama dengan yeonjun kemarin hanya diam menatap makam vally dia masih enggan berbicara, tangannya bahkan masih menggenggam erat butket bunganya enggan melepaskannya.

"h-hai.... " ujar heeseung gemetar.

Dia masih belum percaya akan keadaannya saat ini.

"nih gue kasih bunga, aneh seharusnya kan lo yang ngasih gue bunga sama kado hadiah kelulusan."

Heeseung meletakkan bunganya disamping bunga lain lalu pandangannya teralih pada gantungan kunci sepatu skating.

Heeseung tersenyum miris.

"ternyata sunghoon dateng lebih dulu ya? Tenyata omongannya waktu itu bener, gue bakal nyesel."

Heeseung merogoh sesuatu dari kantongnya.

Sebuah cincin hitam yang sama dengan yang dia pakai.

"Sweet seventeen honey."

Heeseung menggali sedikit didekat batu nisan lalu menguburnya bersama vally.

"liat cincin kita couple." ujar heeseung sambil tersenyum menunjukkan jari tengahnya yang juga memakai cincin.

Coba saja vally bisa melihat senyum itu dia pasti senang dan tak akan berhenti mengoceh pada jake.

"maaf gue telat satu hari ngucapinnya, gue hampir lupa."

Heeseung menggaruk tengkuknya yang tak gatal dia merasa ada yang mengawasinya, apa vally sekarang berada didekatnya?.

"vally, apa lo denger gue? Gue harap iya, jadi dengerin baik baik"

"gue sayang sama lo, ini serius, jujur dari awal gue udah suka sama lo, lo yang ceria dan selalu senyum."

Heeseung tersenyum saat cengiran bodoh vally terlintas dipikirannya.

"gue cuma ngak mau bilang soal perasaan gue, gue takut lo bakal pergi setelah gue nyatain itu."

"gue egois ya?."

Air mata heeseung kembali mengalir

"katanya lo takut gelap sama tempat sempit apalagi kalau sendirian lo benci itu kan? Tapi kenapa lo sekarang malah....." heeseung tak melanjutkan ucapannya.

Heeseung mengusap sayang batu nisan membayangkan mengusap kepala vally.

"gue akan kesini setiap hari jadi lo ngak bakal sendirian, gue ngak akan ninggalin lo sendirian lagi."

"gue bener bener sayang sama lo, apa lo ngak bisa balik?."

Setelah perkataan heeseung hujan langsung turun dengan derasnya seolah tak menyetejui perkataannya.

Wah bahkan rasanya alam pun membenci nya.

Heeseung kembali menangis diiringi hujan, sudah seperti di drama drama saja, tapi keadaannya benar benar kacau.

Heeseung terus menggumankan kata maaf dan memeluk nisan itu,dia tidak terima gadisnya pergi begitu saja.

"lo bilang lo bakal nemenin gue, lo bilang ngak akan ninggalin gue kayak yang lain, tapi liat? Sekarang aja gue ngak bisa liat lo lagi." heeseung terus berguman tak jelas dan duduk dibawah tanah kuburan.

Dia tak peduli akan celana dan baju mahalnya yang basa dan kotor terkena tanah, dia bahkan tidak peduli akan hp peneaple nya yang sudah mati dikantongnya terkena air.

Tapi dia menutupi batu nisan itu dengan tangannya dan memeluknya hangat tak peduli akan keadaannya sendiri tapi melindungi batu nisan itu

Hanya batu, tapi bagi heeseung itu amat amat penting melebihi nyawanya, dua orang yang dia sayang terkubur disana.

Gadisnya yang merubah kehidupannya yang abu abu, serta anaknya yang baru berusia beberapa bulan.

Suara kaki terdengar mendekat lalu derasnya air hujan tak lagi mengenai heeseung maupun batu nisan itu.

Heeseung mendongak menatap sayu seseorang yang memayunginya, orang itu terlihat menggeleng menatap heeseung kasihan.

Heeseung menatapnya terkejut, kehadiran perempuan itu saja membuatnya terkejut terlebih lagi wajahnya.

"ck, sedih banget, nih gue kasih buat lo, yang iklas ya biar dia tenang." wanita itu menepuk bahu heeseung dan menyerahkan payungnya lalu pergi menerjang derasnya hujan.

"Tunggu!." heeseung berusaha memanggilnya tapi nihil suara hujan lebih mendominasi.

Heeseung menatap makan tersebut lalu memilih memayungi makam itu dari pada dirinya.

"vall, lo punya kembaran?."












crush {LEE HEESEUNG}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang