marga¿

329 39 2
                                    

Vally berjalan was was menuju tempat tinggalnya dengan dua kantung belanja besar.

Tadi heeseung ingin mengantarnya dengan alasan membawakan belanjaan tapi vally ngeyel bisa sendiri dan menyuruhnya pulang saja, vally mana mungkin mau menunjukkan hal menjijikkan ini pada heeseung, Jake saja tau karna terciduk.

Dan yang membuat vally heran heeseung membayarkan semua jajanannya bahkan semua yang dibeli heeseung buat dia semua katanya sih.

"ambil aja gue udah ga mood."

Vally sih senang saja, apalagi uang yang diberikan kak ryujin bisa di tilap. Hehe.

Tadi mereka tidak benar benar pulang dan memborong banyak jajanan.

"sampai deh." vally berdiri didepan tempat tinggalnya, kini dia sedang memikirkan alasan yang tepat untuk pertanyaan yang akan terlontar dari ryujin nanti.

"oh jadi ini rumah lo." suara berat tiba tiba yang membuat vally tersentak.

"kak icung?! A-apaan ini bukan kok! R-rumah disana, haha iya disana." ujar vally gugup dan ingin melangkah pergi.

Heeseung hanya menatapnya datar, vally tidak bisa berbohong ya?.

Heeseung mengikuti vally yang sudah beberapa langkah didepannya tapi langkah mereka terhenti saat suara melengking perempuan dengan langkah cepatnya.

Sedangkan vally yang ingin kabur kerahnya langsung ditarik perempuan itu seperti anak kucing terciduk mencuri ikan.

"mau kemana lo anak tuyul! Ditungguin dari tadi juga, kenapa lama banget? Bilangnya mau beli jajan bentaran! Ini lagi lo mau gemuk makan ginian dua plastik."

"aduh iya ampun kak ryujin, maaf khilaf dikit tadi, lagian kakak juga ngambilin jajanan aku kan, aiyaiya aduh kecekek kak!."

Rengek vally saat kerah bajunya ditarik lebih lagi.

Heeseung yang mendengar nama perempuan tadi langsung menunduk yang membuat ryujin menatapnya heran.

"selamat siang kak ryujin."

"siang, siapa lo? Temen lo dek?."

"errr-aduh! Iya kak, ini lepasin dong nanti aku mati beneran loh."

Ryujin melepas kerah baju vally tapi setelahnya memukul vally penuh cinta hingga membuatnya oleng.

"hai, pacarnya vally?."

"KAK RYUJIN!!."

Teriak vally kencang karna tau heeseung tidak suka membahas itu.

Heeseung hanya tertawa canggung sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"WOI STALKER GANTENG!! RYUJIN CEGAT DIA!."

Teriak perempuan yang berlari dengan tangan yang menenteng sepatu berhak nya dan plastik penuh makanan.

Semua menatap perempuan yang sedang menetralkan nafasnya.

"jin, gigit dia!." ujar perempuan itu sambil menunjuk heeseung, yang ditunjuk hanya menatap bingung.

"lo kira gue anjing! Lagian lo ngapain sih ji? Liat yang ganteng aja langsung gas."

"iya, kak yeji kenapa? Coba tarik nafas—tahan."

Yeji memukul vally tapi kali ini benar benar penuh cinta.

"kebanyakan berjaul sama ryujin lo! Ini loh nyet, gue tadi ngeliat nih orang ngintilin vally, tapi dijalan gue dicegak pak jamal dan kehilangan mereka eh udah sampe rumah aja." jelas yeji cepat.

Ryujin dan vally yang sudah terbiasa hanya mengagguk sedangkan heeseung sedikit paham, benar benar sedikit.

"temennya vall nih, ganteng kan? Bisa kita jadiin tumbal nih." ucap ryujin pelan diakhir dengan tawa devilnya.

Yeji yang paham juga ikut tertawa devil tapi vally malah melihat mereka kesal.

"ih ngak boleh! Kak icung cuma punya ku!." ngegas vally lalu menyodorkan kantung belanjaannya pada dua kakak kwnya dan menarik heeseung pergi.

Yeji dan ryujin juga dengan polosnya langsung menerima plastik itu.

"woi!! Lo masih sakit mau kemana?!."

"jalan jalan!."

Ujar vally yang masih terus menyeret heeseung, heeseung yang diseret hanya pasrah mengikuti.

Aneh padahal vally biasa bilang hal begitu tapi kenapa dia jadi aneh.

Ini semua gara gara beomgyu terlalu sering mencuci otak nya, ya benar ini pasti gara gara beomgyu.

Saat heeseung sedang bertengkar dengan pikirannya vally berhenti mendadak yang membuat tubuh besar heeseung menabrak vally.

Untung heeseung cekatan menarik vally agar tidak jatuh.

"makasih, oh ya!." vally melepas pegangan tangannya pada heeseung dan menatap sendu heeseung.

"maaf kak."

Heeseung mengernyit heran.

"buat?."

"para kakak ku yang rusuh tadi, ah mereka pasti salah paham. "

Heeseung terkekeh kecil melihat wajah bersalah vally, wah momen langka nih.

"ngak papa lagian kakak lo seru kok."

Mendengar itu vally menggigit bibir bawah dalamnya sedikit.

"kak heeseung liat semua kan? Tempat tinggal aku bener bener menjijikkan, kak heeseung juga pasti udah tau rumor rumor disekolah, dan itu semua bener, aku anak dari madam choi si pemilik—."

Vally tidak melanjutkan kata katanya dia hanya diam menunduk.

Ah sepertinya kali ini dia benar benar harus merelakan heeseung, dan melihat tatapan jijik heeseung seperti yang lain.

"vall liat mata gue."

Vally menggeleng sambil terus menunduk.

Heeseung menghela nafas dia mensejajarkan tingginya dengan vally lalu menarik dagu vally membuatnya melihat heeseung.

"apa menurut lo gue peduli soal itu?."

Vally diam menatap mata heeseung.

Tatapan yang sama yang dia lihat setiap harinya tapi kali ini agak melembut.

"gue ngak peduli asal usul lo, entah dari keluarga choi, prak, yoon, entah apapun itu karna nantinya marga lo akan berubah jadi lee, lee vally."

crush {LEE HEESEUNG}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang