good idea

207 21 2
                                    

"ayo lah kak.."

Prang

"diem budek."

Perempuan yang tadinya sedang membujuk heeseung langsung terdiam saat heeseung melempar dengan kasar gelas kaca kearahnya.

Untung dia bisa menghindar jadi hanya telinganya yang sedikit tergores.

"fuck u heeseung."

Heeseung hanya diam menatap datar orang yang terus mengomel.

Dia jadi rindu suara mengoceh vally yang menceritakan hal hal bodoh dengan suara cempreng nya bukan suara lainnya.

"lo bukan heeseung."

Heeseung menatapnya kesal.

"karina, pintu keluar disana." tegas heeseung, dia lelah mendengar karina yang terus mengoceh.

Karina mendesus sebal.

Jika karna tak melihat heeseung yang masuk ke privat resto dia mana mau bertemu heeseung.

"lo dulu ngak bakal nyakitin siapa siapa secara fisik tapi sekarang lo ngak segan segan nyakitin orang secara fisik ataupun mental."

Heeseung tak peduli dan melanjutkan makan ramen kesukaannya.

"vally ngak bakal suka sama lo yang sekarang seung."

Heeseung menghentikan aktivitasnya dan menatap tajam karina yang membawa bawa nama vally.

Karina bahkan bisa mati hanya karna tatapan tajam heeseung.

Heeseung berdiri bahkan meninggalkan rame kesukaannya yang tak pernah bersisa kini masih tersisa setengah.

"dia bakal suka gimanapun gue." heeseung pergi setelah mengucapkan itu meninggalkan karina di ruang itu sendiri.

Moodnya benar benar buruk padahal sudah tiga hari dia tak makan ramen dan sekarang karina mengacaukannya.

Karina menghela nafas menatap punggung lebar heeseung menjauh.

"kenapa lo ngak pernah liat gue? Padahal gue selalu disamping lo selama 6 tahun."

"liat val, lo menang, lo bisa bikin heeseung berubah jadi monster."


































"hai baby."

Heeseung menaruh tasnya dia tanah lalu mengeluarkan dua es krim dari plastik putih.

"chocolate always for you."

Heeseung membuka es krim coklat bermerek ma*nuk lalu meletakkannya di dekat batu nisan.

Lalu heeseung membuka satu lagi es krim yang sama untuknya.

Dia selalu mengingat kata vally kalau makanan manis bisa membuat mood membaik.

Heeseung memakan eskrimnya sambil menatap langit yang cerah seolah mengejek dirinya yang tak pernah bahagia.

"liat deh langitnya cerah, oh iya kamu ngak bisa liat ya. Hahaha." heeseung tertawa dengan dark joke yang dia lontarkan sendiri.

Heeseung memakan eskrimnya sambil menatap batu nisan itu membayang kan wajah vally.

Dia selalu tenang setiap datang kemakam vally, entah kenapa setiap kesana dia tak merasa sendirian.

"kamu tau vall? Mama sama papa ku yang gila kerja itu tiba tiba nelfon nyuruh aku balik ikut mereka, aku mana mungkin bisa jauh dari kamu."

Heeseung tersenyum.

"padahal kalau bisa aku mau ngajak kamu kesana sekalian jalan jalan tapi yah kamu kan lagi cosplay putri salju." heeseung terdiam lalu mengambil doraemonnya yang masih sama ditempat yang kemarin.

"doraemon, keluarin pintu ajaib dong."  ujar heeseung memelas berharap figur doraemon itu benar benar bisa mendengarnya.

"vall, kamu pasti liat apapun yang aku lakuin sama ayah kamu kan?."

Heeseung tersenyum menatap langit dengan mata terbuka menatap teriknya mentari tak peduli cahaya yang bisa membutakannya.

"apa kamu cerita hal buruk sama aku ke ayah kamu?."

"kamu pasti lagi ngetawain aku kan?."

"kamu seharusnya jangan cerita soal aku dong, nanti kalau didunia lain kita ngak direstuin gimana?."

Heeseung tertawa renyah lalu meletakkan kepalanya dengan bantalan tangan di makam bertingkat milik vally yang selalu bersih.

Heseung memainkan dua jarinya seolah berjalan diatas makam vally.

Entahlah dia hanya merasa benar benar kesepian.

Dia lelah jika terus begini.

Apa jika dia mati sekarang dia bisa terlahir bersama vally dan memiliki ending bahagia bersamanya.

Heeseung terlalu takut jika bertemu vally di dunia lain vally malah membencinya.

Itu memang pantas untuknya, tapi dia tidak mau melihat wajah gadisnya yang selalu tersenyum jadi menatapnya tajam dan membencinya.

Heeseung lebih suka tersiksa begini terus saja dari pada kembali melihat wajah vally yang menatapnya penuh kebencian.

Aneh ini benar benar bukan dirinya.

Dia yang selalu berpikir menggunakan logika kenapa sekarang sangat lemah hanya dengan kenangan dan segunduk tanah?.

Heeseung mengangkat kepalanya dan melihat es krim yang sudah habis meleleh menyisakan stiknya.

Heeseung mengambil stik itu lalu tersenyum dan mengusap batu nisan.

"sekarang kalau makan udah ngak celemotan ya?." heeseung terkekeh mengingat wajah vally yang selalu penuh noda makanan yang dia makan.

Bahkan saat memakan eskrim kadang dahinya ikut makan.

Heeseung berdiri mengambil tasnya lalu mencium batu nisan itu.

"aku pulang dulu ya, besok aku bawa kuaci deh, atau sekalian kita nobar? Kamu tau kakakmu semakin keren." ujar heeseung tersenyum lalu langsung pergi dengan menyampirkan tasnya pada pundak kanannya.

Dia membeli sesuatu untuk gadisnya besok.

Heeseung yang baru didepan area pemakaman kembali menoleh.

Baru beberapa langkah saja dia sudah kembali merindukan vally.

Apa ini yang dimaksud orang orang soal jatuh cinta.

Saat jatuh cinta kau tidak akan bisa menjauh darinya.

Heeseung kalau bisa ingin menginap di sini tapi pak satpam yang menjaga kuburan selalu mengusirnya, dia pernah nekat dan berakhir tidak diperbolehkan berkunjung lagi selama seminggu, jadi cari aman saja.

Tapi masa heeseung harus menggali tanah lalu membawa vally pulang?  Sangat mustahil kan?

Tapi itu ide yang bagus, heeseung rasa dia akan mencobanya kapan kapan.

crush {LEE HEESEUNG}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang