tulus

332 39 0
                                    

"bener bener ngerepotin."

Vally cuma ngeringis denger ocehan heeseung sambil megang tisu yang nyumbat hidungnya.

Vally udah bangun dari pingsannya yang berlangsung beberapa jam,dan langsung mendapat ceramah kolbu dari heeseung.

Mereka lagi di uks, udah jam masuk tapi heeseung sudah mengizinkan vally dan dirinya tadi lewat chat pada guru.

"lagian udah sering jatuh kenapa ga belajar sih dari pengalaman?."

Vally hanya diam, mau bales nyinyir tapi kok heeseung serem banget.

Kalau bisa dia juga ngak mau kali jatuh.

"iya, maaf udah bikin kak heeseung khawatir."

Heeseung yang sedang membereskan kotak p3k berhenti lalu menatap horor vally.

Hah? Dia khawatir? Yang benar saja.

Vally menatapnya seperti ingin menangis.

Oke, untuk kali ini heeseung akan mengalah, dia kembali membereskan kotak p3k tanpa mempedulikan tatapan vally.

"gue tinggal."

"tunggu kak icung—ah!!."

Heeseung yang ingin pergi langsung kembali berbalik dan melihat vally yang kesakitan sedang berusaha berdiri dari ranjang uks.

Heeseung kembali lalu mendorong kepala vally agar kembali tertidur diranjang uks.

"nyusahin." kesal heeseung yang dibalas kekehan dari vally.

"aku mau ke kelas." ujar vally yang kekeh ingin bangun.

"lima menit lagi jam pulang." santai heeseung dengan tangan yang masih menahan kepala vally.

Vally terdiam menatap heeseung tak percaya.

"eh? Ngak lucu deh kak hee, kalau mau pulang berarti aku ketinggalan 4 jam pelajaran trus aku ngak ikut ulangan fisika dong?!! Wuahhh gimana nih kalau susulan aku mana bisa jawab, biasanya kan ada sumber sumber terpercaya dikelas kalau gini bisa bisa aku dapet nol besa—??."

Vally menatap polos heeseung yang tiba tiba menyuapinya dengan roti.

"makanya belajar, bego."

Vally tersenyun pasrah sambil mengunyah roti itu.

Mau protes tapi itu emang kenyataan.

"habus himana holang—."

"telen."

Vally memanyunkan bibirnya kesal tapi langsung diam paham akan maksud heeseung.

Hening hanya ada suara gemuruh dan angin kencang pertanda hujan akan turun dengan derasnya.

Suasana dingin yang disukai vally.

Vally menatap heeseung yang asik memakan roti.

Heeseung melirik vally kesal karna terus diperhatikan lalu setelahnya dia membuang nafas pasrah, dia menaruh rotinya yang masih separuh, sudah tidak nafsu.

Dari terpaksa membaginya dengan vally sekarang moodnya untuk makan juga sudah hilang.

"kenapa?."

Vally menggeleng lalu tersenyum.

"kak heeseung ganteng, aku jadi takut kalau nanti ngak bisa deket lagi sama kak heeseung."

Heeseung mengernyit.

Tumben sekali vally tidak memanggilnya kak icung.

"kenapa?."

"cih." vally mendecih kesal lalu duduk bersandar dikepala ranjang.

Heeseung tidak punya kata kata lain?.

"kak heeseung kan ganteng pasti banyak yang suka, ntar kalau kak heeseung punya pacar aku ngak bisa nempelin kak heeseung lagi deh." ujar vally dramatis agar tak terlihat kalau dia sedih.

Heeseung hanya diam menatap vally datar tapi dia sedang memikirkan banyak hal.

"kenapa lo suka gue? Karna gue ganteng? Kalau gue jelek lo ngak suka?."

Vally tertawa kecil mendengarnya.

"mau jawaban jujur atau yang enak didenger?."

Heeseung menatap vally kesal yang kembali dibalas tawa.

"maybe yes, maybe no."

"awalnya emang suka karna kak heeseung ganteng, itu emang realita kan? Face is important."

Heeseung hanya diam menatap vally.

"tapi... Sekarang enggak, aku suka kak heeseung karna itu kak heeseung, pertama emang suka karna tampan tapi sekarang enggak."

"kalau dari standar coganku itu gantengan jay loh dari pada kak heeseung tapi entah lah, cinta ngak perlua alesan kan?."

"aku suka kak heeseung yang selalu apa adanya didepanku."

Vally memeluk lututnya lalu menggambar abstrak diselimutnya.

"aku tulus kok sama kak heesenung, aku ngak peduli kak heeseung suka atau pun enggak sama aku, aku juga tau soal kak heeseung yang dijadiin bahan dare dan bahan biar populer, tapi aku ngak butuh itu semua, deket sama kak heeseung kaya gini aja udah seneng." vally tertawa lalu menatap heeseung dalam.

"jadi... Biarin aku deket sama kak heeseung sampe kak heeseung lulus ya?."

Heeseung hanya diam ikut menatap dalan mata vally.

Tak ada kebohongan, hanya mata anak kecil polos seperti meminta untuk ikut setiap ayahnya pergi kerja.

Heeseung bangkit dari duduknya.

"gue pulang." ujarnya lalu pergi meninggalkan vally begitu saja meski tau sekolah sudah sepi dan hujan mulai turun.

Dia masih belum mau berhubungan lagi, dia akan membohongi dirinya sedikit lagi, agar tau seberapa tulus vally.

Vally yang masih di uks menenggelamkan kepalanya diantara kakinya.

Dia malu.

crush {LEE HEESEUNG}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang