Cocol

303 83 28
                                    

Mereka akhirnya sudah sampai di mall. Meski Samuel berakhir mendapatkan luka cakaran yang cukup perih di lehernya. Huh, untung wajah tampannya tidak terluka. Itulah akibatnya setelah memakan jatah permen Gege. Sementara sang pelaku kini malah tampak bahagia, menatap seisi mall dengan mata bulat berbinar-binar.

"Samuel, liat! Ada anak kucing dinaikkin orang!" seru Gege sembari menunjuk pada area permainan di lantai bawah sana. Lebih tepatnya, Gege menunjuk pada salah satu bom bom car yang maskot depannya berbentuk doraemon.

"Doraemon paling gak suka dikatain kucing," sinis Samuel yang membela idola masa kecilnya itu.

Gege tak peduli, ia terus mengoceh begitu melihat banyak hal baru yang menarik baginya. Jika saja Samuel tidak memegangi tangan Gege, mungkin anak anjing yang hiperaktif ini sudah berlarian kesana kemari.

Samuel sudah berusaha semaksimal mungkin mendandani Gege. Bahkan untuk sentuhan terakhir tadi, Samuel menambahkan topi hitam dan sepatu boots cokelat. Membuat outfit Gege benar-benar seperti gadis tomboy dan cool. Berbanding terbalik dengan kelakuannya yang masih bocah.

"Sini sini!" Samuel menarik Gege untuk mengikutinya ke stan merk baju ternama.

Meski banyak baju dan gaun yang terjejer indah, Gege tidak begitu tertarik masuk ke ruangan ini. Baginya, arena permainan yang penuh sorak gembira anak kecil lebih menyenangkan. Berbeda dengan Samuel, yang bahkan kini matanya sudah dipenuhi bintang-bintang bersinar mengingat dirinya begitu menyukai dunia fashion.

Meski begitu, ia harus ingat dompet. Samuel hanya akan membelikan gaun untuk Gege, tidak untuk dirinya sekalian. Sebenarnya bisa saja Samuel membelanjakan uangnya untuk puluhan baju branded ini—mengingat keluarganya cukup kaya—hanya saja orangtuanya tidak mengajarkannya untuk bersikap boros sejak kecil. Lagipula sampai sekarang ia masih mendapat jatah uang jajan dari orangtuanya, itupun separuhnya ia tabung, sedangkan uang yang ia punya hanya tabungan dari upah menyanyinya di kafe sewaktu-waktu.

"Coba kalau pakai ini." Samuel mengambil dress merah maroon selutut, lalu mencocokkannya pada Gege.

Mata Samuel meneliti sebentar, lalu menggelengkan kepalanya, "ah, nggak bagus. Bagian depannya terbuka."

"Ada yang bisa kami bantu?" Seorang pegawai wanita tiba-tiba menghampiri keduanya.

"Mbak, tolong cariin dress yang pas buat cewek ini dong. Yang cocok buat ke acara keluarga," pinta Samuel yang diangguki pegawai tersebut.

Sembari menunggu pegawai mencarikan bajunya, Samuel berjalan mengelilingi deretan baju lelaki, tentu saja sembari menarik tangan Gege agar terus bersamanya.

"Samuel, Gege bosen. Pengin naik kucing tadi," keluh Gege sembari menekuk bibir bawahnya.

"Jangan, nanti kaki lo digigit kalo dinaikkin, mau?"

"Beneran?!"

Samuel tak menoleh, masih fokus mengamati satu persatu deretan baju. "Iya, bukannya anjing sama kucing musuhan?"

"Nggak tuh. Dulu Gege tiap hari main kejar-kejaran sama kucingnya pak RT."

"Dia tu sebenernya kabur dari lo, nggak mau main bareng," jawab Samuel enteng. Membuat bibir Gege kian menekuk.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Puppy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang