Dicampur

192 50 8
                                    

Totalnya ada 15 orang--8 perempuan dan 7 laki-laki--yang kini tengah berkumpul di rooftop, bersiap menaiki 4 helikopter yang sudah terparkir rapih. Noah membagi  empat kelompok yang terdiri dari 3 kelompok berempat, dan satu kelompok lainnya bertiga.

"Uwooo, gede bangettt." Gege yang baru pertama kali melihat helikopter tentu saja yang paling merasa takjub di sini.

"Bang Noah! Ini beneran kita nggak perlu bawa baju atau apalah gitu? Bukannya kita mau nginep di sana?" Itu si bungsu Icha yang berbicara, usianya masih 18 tahun.

Weni yang sedang berada di sebelah Icha tertawa mendengar pertanyaan sepupunya itu. "Bang Noah udah siapin semua keperluan kita di sana. Don't worry."

"Oke, udah nggak ada pertanyaan lagi, 'kan?" Noah yang rambut bergelombangnya mulai awut-awutan dimainkan angin tersebut mengomando.

Yang lainnya menyahuti iya. Mereka hanya ingin segera naik ke helikopter sekarang. Selain karena tidak sabar ingin bermain di pantai, mereka juga sudah muak dengan angin kencang yang terus mengacak-acak tatanan rambut mereka.

"Loh, Samuel nggak bareng Gege?" Samuel yang tadinya hendak gabung dengan kelompoknya mendadak balik badan karena Gege menarik lengannya.

"Nggak. Lo barengnya sama Weni. Untuk seharian ini kita bakal nggak ketemu dulu. Lo bisa, 'kan?" tanya Samuel.

Namun Gege malah menggeleng. "Gege pengin bareng Samuel."

Samuel menghela napasnya pelan. "Nggak bisa, Ge. Cowok sama cewek sementara dipisah dulu selama pesta lajang ini."

"Ayo, Kak Gege! Kita duduk sebelahan ya?" tawar Weni, gadis berkaki jenjang tersebut tiba-tiba saja datang memeluk lengan Gege.

Gege yang sedikit terkejut mendongak menatap Weni sebentar, lalu beralih menatap Samuel dengan puppy eyes-nya. Namun Samuel malah mengangkat satu alisnya. "Udah gih sana. Kasian yang lain pada nunggu," ujar Samuel sembari melepas paksa pegangan Gege pada lengannya.

"Ayo, Kak!"

Tanpa persetujuan Gege, Weni menarik Gege berjalan menuju helikopter mereka. Di tengah langkahnya, Gege menolehkan kepala ke belakang, menatap punggung Samuel yang juga sedang berlari kecil menuju helikopter yang akan dinaikinya.

"Huweee Samuel ....,"  rengek Gege dalam hati.

*****

Meski sempat galau karena harus terpisah dengan Samuel, mood Gege langsung naik lagi saat sudah mendarat di pulau Merak—pulau pribadi milik keluarga Noah. Bahkan kini gadis berambut pendek tersebut tengah berlarian di atas pasir putih yang terasa hangat sekaligus lembut di kakinya tersebut.

"Kak Gege! Sini, jangan jauh-jauh!" Weni berteriak khawatir. Pasalnya Gege sudah berlari sejauh 50 meter dari rombongan lainnya.

"Gege masih kekanakan ya," celetuk Samantha, selaku yang paling dewasa---25 tahun---di sini sekaligus calon mempelai Noah.

"Iya. Gue nggak percaya dia bukan anak SD," timpal Reya, sepupu Weni yang seumuran dengannya. Gaya rambut pendek terikat dengan poni yang menutupi sampai alis gadis tersebut menunjukkan kesan tomboy padanya.

"Hah ... selera Samuel emang aneh-aneh." Itu yang menyahut Yuji, sembari memakai kacamata hitamnya. Cewek bongsor berambut panjang tersebut satu tahun lebih muda dari Samuel.

Namun Weni tak menghiraukan celetukan para sepupunya. Gadis tersebut berlari menyusul Gege yang sedang berjongkok di bibir pantai.

"Weni, lihat! Gege nemu ini!" Gege mengacungkan kerang kecil yang barusan ia temukan di balik pasir. Wajahnya sumringah, dengan bangga memamerkan penemuannya pada Weni.

My Puppy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang