Keselek

301 75 27
                                    

"Jangan lupa sore nanti kafe-nya Zayan grand opening!" teriak Azka saat sudah berada di dalam mobilnya, bersiap meninggalkan tempat parkir apartemen Samuel.

Samuel yang—lagi-lagi—lehernya memerah, melambaikan tangannya pada Azka. "Iya gue inget. Yakali lupa," sahut Samuel sembari terkekeh.

Azka menurunkan sedikit kacamata hitamnya, mengedipkan satu matanya pada Samuel. "Oke deh. Gue cabut dulu ya, Besti."

"Najis, alay!" hardik Samuel sembari menggedikkan bahunya, berlagak jijik.

"Najis-najis gini, gue yang nyelametin lo dari cekikan maut cewek lampir lo ye." Azka menyunggingkan senyum miringnya.

"Yaudah, makasih dih. Gih buruan cabut," usir Samuel sembari menendang kecil ban mobil Azka.

"Sono dah lo lanjut 'muah-muah'an ama ayang lo. Bye!" Setelah mengatakan itu, Azka tergelak. Meninggalkan tempat parkir tersebut dengan tancap gas yang cukup cepat. Menyisakan Samuel sendirian yang mencibir perkataan Azka barusan.

Seharusnya Samuel berbuat lebih baik pada sobatnya itu. Karena jika bukan karena bantuan Azka, bisa saja Samuel sudah tinggal nama. Tadi Gege mencekik Samuel sampai membuatnya merasa lemas dan tidak bisa apa-apa. Samuel merasakan tenaga gadis itu bertambah hari ini.

Gege baru mau melepaskan cekikannya saat Azka menjejalkan kerupuk seblak yang sempat ia beli ke mulut Gege. Sebelumnya Azka pernah membaca di sosial media kalau seblak dapat menjinakkan perempuan yang sedang merajuk. Dan itu benar-benar manjur dilakukan pada Gege. Gadis tersebut melepaskan cekikannya, dan malah tersenyum girang. Azka bahkan sampai merinding melihat perubahan ekspresi dari Gege. Ia heran Samuel bisa dapat darimana cewek seperti ini?

Ah, kebetulan kerupuk seblak juga cemilan kesukaan Azka. Bahkan ia tak mengeluarkan kerupuk tersebut saat sarapan bersama tadi. Namun demi menyelamatkan Samuel, Azka rela mengorbankan sebungkus besar kerupuk seblaknya tersebut untuk Gege.

Kembali ke Samuel, pemuda tersebut kini sudah balik ke apartemennya. Begitu masuk, ia dapat melihat Gege tengah menikmati sebungkus besar kerupuk seblak tersebut—yang kini tersisa setengah.

"Doyan lu?"

Gege menoleh pada Samuel, mengangguk girang. "Eum! Gege suka banget." Selanjutnya Gege kembali memakan kerupuk-kerupuk tersebut. Kali ini pertama kalinya Gege memakan makanan pedas seperti ini. Rasanya seperti lidahnya hendak meledak namun masih terus ingin merasakan sedapnya kerupuk beraroma kencur tersebut.

"Jangan kebanyakan, nanti mencret," peringat Samuel sembari merebut kantong plastik tersebut.

"Ih, Samuel ... kembaliin!" rengek Gege sembari menggapai-gapai kantong plastik yang berada di tangan Samuel.

Samuel mengangkat tangannya tinggi-tinggi agar Gege tak bisa meraihnya. Gadis itu masih berusaha berjinjit untuk menggapainya, namun tetap tak bisa. Hal itu membuatnya frustasi.

Gege berakhir menghentakkan kedua kakinya. "SAMUEL!!"

Samuel terbahak melihat penderitaan gadis ini. Pemuda tersebut malah kian meledek, mencomot beberapa kerupuk tersebut lalu memakannya tepat di depan wajah Gege.

"Emm, enaknya," goda Samuel sembari mengunyah kerupuknya dengan dibuat-buat.

Plak!

Tanpa aba-aba Gege menampar Samuel cukup keras. Bahkan Samuel merasakan pipinya sedikit berdenyut. Tanpa melakukan pergerakan, Samuel menatap Gege penuh dendam.

Melihat Samuel yang membatu, Gege memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengambil alih kerupuk seblaknya. Lalu gadis tersebut kabur entah kemana, intinya menjauh dari Samuel.

My Puppy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang