Tulang

219 40 32
                                    

Samuel tidak tahu kenapa sesekali tanpa sadar senyumnya terus mengembang sepanjang perjalanan pulang dari kerja paruh waktunya. Hari ini ia kebagian shift siang, jadi sekarang jam 6 malam shift-nya sudah selesai. Samuel pulang bukan dengan tangan kosong. Pemuda tersebut membawa satu box chicken cheese seperti yang Gege pesan sebelum ia berangkat tadi. Nampaknya gadis itu jadi ketagihan dengan chicken cheese yang dibawa Azka kemarin malam.

Sudah di depan pintu apartemen, entah kenapa detak jantung Samuel malah berdetak semakin brutal, seperti hendak memasuki rumah hantu saja.  Dalam beberapa detik, Samuel berusaha mengendalikan detak jantungnya.

"Lo harus stay cool. Jangan kebanyakan salting lagi," gumam Samuel pada dirinya sendiri.

Setelah berhasil, ia segera membuka pintu apartemennya berjalan masuk.

"I'm home!"

"HUWEEE S-SAMUEL AKHIRNYA PULAAANG, HIKS."

Samuel cukup terkejut begitu memasuki ruang depan, Gege tiba-tiba memeluknya erat sembari terisak. Tangan kanan Samuel yang sedang tidak memegang box chicken pun terulur memeriksa wajah sembab Gege. "Hei, jangan bilang lo nangis karena ga sengaja abis nggeprek bekicot lagi?"

Samuel berniat bercanda. Ia hanya tiba-tiba merasa deja vu dengan kejadian saat Gege menangis hebat di hutan dulu. Namun rupanya Gege tak menyukai gaya bercanda Samuel. Gadis itu memukul dada Samuel sembari mengeraskan tangisannya. "Ih Samuel mah! G-Gege lagi sedih banget tau! Huweeeeee."

"Iya, tapi sedih kenapa hm? Coba tenang dulu," ujar Samuel lembut sembari membawa tubuh mungil gadis itu ke dalam dekapannya. Diam-diam Samuel menahan gemas. Bagaimana bisa ada cewek semungil ini? Bahkan puncak ubun-ubun Gege tidak mencapai dagu Samuel.

Namun Gege belum menjawab. Gadis tersebut masih berusaha mengatur napasnya yang terisak. Samuel pun memilih melirik pada tv di ruangan tersebut yang ternyata masih menyala.  Kebetulan dalam tv-nya sedang menayangkan drama dengan scene sedih. Sekarang Samuel mulai mengerti.

"Lo nangisin drama?"

Dan dengan polosnya, Gege mengangguk. Gadis itu menarik ingusnya sembari mendongak menatap Samuel dengan wajah sembab. "M-masa Kevin mati. Gege padahal s-suka banget sama dia. Kasian Raya jadi se-sendirian ... hiks."

Samuel menahan tawa melihat ekspresi Gege saat mengatakan itu. Peduli apa soal Kevin dan Raya, siapa pula mereka berdua? Nampaknya Gege sangat terhanyut dengan drama yang ia tonton barusan.

"Udah, cuman drama doang. Mau ini nggak?" seru Samuel sembari mengangkat box chicken cheese yang dibawanya.

Melihat itu, ekspresi Gege berubah 360° menjadi kegirangan. Seolah kematian Kevin barusan hanya angin lalu. "ASIK! MAU MAU!" serunya sembari merebut box tersebut dari tangan Samuel.

Samuel terkekeh. Ia mengacak puncak rambut Gege gemas. "Duduk sana. Kita makan bareng."

Keduanya pun kini beralih duduk di sofa depan tv. Gege dengan semangat membuka box tersebut. Mata bulatnya yang tadi sembab pun langsung berbinar begitu setumpukan paha ayam menyapa penglihatannya. Gege segera menghapus sisa air mata di wajahnya.

"Woahh ... masih anget," seru Gege sembari meraih satu potong ayamnya.

"Udah laper daritadi ya?" Samuel sedikit menyipitkan satu matanya melihat Gege yang makan penuh semangat, seperti orang yang belum makan lima hari saja.

Dengan mulut penuh, Gege mengangguk. "Eung!" jawabnya dengan mata yang kembali fokus menonton drama.

"Lagian kenapa nggak ambil makanan sendiri di kulkas." Kali ini Samuel mencomot kaleng lemon tea-nya.

My Puppy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang