Jangan

158 44 23
                                    

Numpang pamer keimutan Gege 😆

Numpang pamer keimutan Gege 😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca~
.
.
.
.
.
.
.

Hujan lebat menemani malam Samuel di rumah sakit. Matanya melirik ke jam dinding yang menunjukkan pukul 7 malam. Pemuda dengan wajah pucat tersebut mengunyah suapan terakhir pada jatah makan malamnya.

Ceklek!

Suara pintu terbuka mengubah atensi Samuel. Sosok Gege yang menenteng sekantong makanan cepat saji terlihat. Gadis tersebut barusaja berjalan ke lobi sebentar untuk mengambil makanan yang Samuel pesan lewat ponselnya. Untung saja Gege tidak tersesat, sebab Samuel mengarahkannya sembari video call. Gege tak menghiraukan saat beberapa orang melihatnya aneh karena terus berjalan sembari video call tadi.

Sementara Samuel sendiri tidak peduli, toh ia berada di kamarnya. Yang terpenting baginya adalah Gege tidak tersesat, itu saja.

"Yeay! Misi Gege berhasil!" girang Gege sembari mengangkat kantong makanannya. Wajahnya sangat berseri seperti habis menyelesaikan petualangan mencari harta karun.

"Awas tumpah makanannya, Ge."

Mendengar peringatan Samuel, Gege hanya nyengir. Lalu ia segera mendekat pada pemuda tersebut sembari membawa makanannya. "Samuel makannya udah abis ya, masih laper nggak? Mau makan lagi?"

Samuel menggeleng sembari menaruh nampannya ke atas nakas. "Udah kenyang."

Gege hanya ber-oh ria lalu segera menarik tempat duduknya, membuka kantong makanan tersebut dan menaruhnya di mangkuk sekali pakai yang diberikan pihak restoran. Aroma nikmat dari hangatnya uap mi tomyum buru-buru mencuat memasuki hidung Gege. Perut keroncongannya jadi makin meronta-ronta.

"Ini apa, Samuel?" tanya Gege setelah tak menemukan sendoknya, malah hanya menemukan dua batang kayu yang tak ia mengerti apa namanya.

"Sumpit. Cara pakenya gini nih," jelas Samuel sembari mengambil alih sumpit tersebut, lalu mulai memeragakan cara menggunakannya.

Gege memerhatikan jemari Samuel dengan seksama. Cukup terkesan saat Samuel berhasil mencubit makanannya dengan dua batang kayu itu.

"Begini," Samuel mengangkat mi-nya, lalu menyuapi Gege dengan sumpit tersebut. Kali ini ia sedang tidak jahil, jadi mi tersebut dengan lancarnya meluncur ke mulut Gege.

"Enak?"

Gege mengangguk dengan mulut penuh. "Enwak. Namwanya apwa?"

"Mi tomyum. Gue nyicip dikit ya?" Tanpa menunggu jawaban Gege, Samuel sudah ikut menyuap mi tomyum tersebut.

Jika bukan karena sedang di masa mendapatkan maaf Samuel, mungkin Gege sudah mencekik pemuda tersebut karena makanan enaknya dimakan begitu saja. Sama seperti saat Samuel tak sengaja memakan buburnya beberapa tempo lalu.

My Puppy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang