End

57 8 38
                                    

Disaat anak lelaki tengah sibuk berkelahi––ponsel Bara berdering terus menerus, panggilan dari kekasihnya Metta.

Namun tak ada tanda-tanda Bara akan mengangkat nya, mereka terlalu sibuk berkelahi.

Sedangkan disisi lain para perempuan tengah cemas karena Aruna tak ada kabar sama sekali, mereka sudah bersama Kinan tengah mencari-cari keberadaan Aruna.

Metta sedang menghubungi Bara untuk meminta bantuan tapi ia tidak ada respon, begitupun yang lainnya.

"Telfon William tak di angkat..." Ujar Mira resah apalagi ia sudah tau watak sepupunya seperti apa.

"Dirumah tidak ada?" tanya Kinan masih cemas.

"Tidak ada Bu, Wiliam bahkan tidak pulang kerumahnya..." Jelas Mira.

Kinan berpikir lebih dalam lagi, ia tak bisa menghubungi siapa-siapa lagi. Ethan, Bagas dan yang lainnya seolah tak bisa menjawab panggilannya.

Aruna tidak mungkin ingin ikut dengan William apalagi kalau dia tau itu saudara tirinya... Batin Kinan mencoba berpikir agar bisa menemukan anaknya.

Tapi kalau William mengatakan sesuatu yang Aruna ingin kan maka? Dia akan langsung menerimanya tambah Kinan merasa frustasi memikirkannya.

Yang Aruna ingin kan adalah mamanya...
Dan mamanya selalu bersama William

Pikiran Kinan langsung tertuju pada Aruna yang dibujuk oleh William dengan mengatasnamakan bertemu mama.

"Kamu punya nomer ibunya William?" Tanya Kinan pada Mira.

"Punya..." Mira segera menelfon Gauri dan langsung diangkat.

"Hallo?" Jawab Gauri di sebrang sana.

"Ini saya, ibunya Aruna... Mau tanya, sedang bersama Aruna?"

Gauri terdiam beberapa saat. "Hm, tidak, memangnya Aruna kenapa?"

"Dia belum pulang, katanya sama anak ibu, Wiliam."

"Apa?! Saya tidak tau..."

"Apa ibu tau dimana biasanya William pergi?"

"Dia pasti bermain dengan teman-temannya di tongkrongan atau di apartemen--"

Kinan terbelalak. "Apartemen?! Bisa beri alamatnya?"

"Mira tau Mira tau..."

Mira langsung mengangguk.

"Baiklah terimakasih..."

Tut.

Kinan dan anak perempuan ini segera pergi masuk ke dalam mobil lalu melaju pergi ke apartemennya William.

---

"Ambil botol alkohol itu!!" Titah William membentak.

Dengan gemetaran Aruna mengambilnya lalu memberikannya kepada William.

William tak menerima nya malah semakin menodongkan pistol itu. "Hm, buka botolnya dengan gaya yang seksi!" Titahnya lagi.

Aruna menggeleng.

"CEPAT!!!"

Aruna langsung membuka tutup botolnya yang amat sangat susah, ia tak bisa membukanya, belum lagi tangannya gemetaran.

William yang melihat itu kesal lalu mengambil botol yang ada di tangan Aruna lalu membuangnya ke sembarang arah hingga suara pecahan kaca terdengar nyaring di telinga nya.

Aruna tampak ketakutan.

"Bereskan itu semua!"

Aruna langsung berjongkok untuk membereskan pecahan kaca itu hingga jarinya terluka.

ARUNA STORY: Feel Again [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang