Sesuai yang aku katakan
Aku bakalan bikin bonus partMulmed Nachange Saari Raat
---
1 bulan kemudian...
Bagas ter-merenung memikirkan kedua anaknya yang selalu saja murung sejak insiden tersebut. Bagas akui mereka pasti akan sakit hati apalagi mereka baru bertemu lagi dengan mamanya.
Ia melirik rumah ini--rumah yang ia tempati selama ini. Apakah ia harus pindah rumah? Disini terlalu banyak masalah, disini terlalu banyak kenangan.
Lelaki itu berjalan ke luar untuk menangkan pikirannya sendiri, ia berjalan ke jalan tanpa tujuan dengan pikirannya yang kacau lalu pandangan beralih ke depan. Disana ada Harry yang sedang berdiam di kafe seorang diri tanpa banyak berpikir Bagas segera pergi menemui Harry.
"Eh pak Bagas, apa kabar?" Harry yang menyadari kehadiran Bagas langsung menyambutnya lalu mereka terduduk di kursi itu.
"Kabar saya begini, bagaimana kabar bapak?" Tanya balik Bagas.
Harry tersenyum sumringah. "Baik..."
"Saya merasa aneh dengan tempat yang saya tempati di rumah, saya ingin pindah tapi bingung apakah ini keputusan baik atau tidak?" Ujar Bagas terus terang karena memang ingin meminta saran seseorang.
"Dari kecil anak saya merengek ingin bertemu dengan mama nya, saya larang dan sekalinya mereka bertemu langsung kehilangan... Saya merasa gagal jadi seorang ayah, kedua anak saya yang ceria jadi sering murung dan tak tersenyum."
"Anak saya juga hampir di lecehkan, saya merasa gagal..." Bagas menahan air matanya.
Harry mendengarkan ceritanya dengan seksama lalu membalas. "Ada baiknya memulai segalanya dari awal, maksudnya mulai dari perpindahan rumah dan lain-lainnya... Mungkin lingkungan disini tak bagus untuk Aruna dan Ethan..."
---
Aruna tengah bersama Tristan di sebuah tempat yang sangat sejuk seraya merasakan angin malam hari ini.
Besok adalah hari perpisahan mereka; baik Aruna ataupun Tristan keduanya akan pergi dari tempat ini dan memulai kehidupan baru namun dengan tempat yang berbeda.
Tristan memperhatikan kekasihnya yang masih tak mau senyum membuat lelaki itu khawatir untuk meninggalkan nya.
"Lo harus banyak senyum dong..." Titah Tristan dengan nada menggodanya.
Aruna masih diam bahkan tak menyahut sama sekali. Gadis itu lagi-lagi mengingat insiden itu, jujur itu membuatnya trauma.
"Mama pergi gara-gara gue..." Air mata Aruna mengalir begitu saja.
Tristan langsung memegang pipi kekasihnya. "Bukan..."
"Tapi itu gara-gara gue..." Aruna menangis, ia tak bisa menahan air matanya untuk yang ke sekian kalinya.
Tristan langsung memeluk Aruna dan memenangkan gadis itu.
"Enggak, bukan salah lo, semua itu kecelakaan..."
Mendapatkan pelukan membuat Aruna semakin menangis.
"Terus sekarang lo mau ninggalin gue!"
Aruna memukul dada Tristan kesal, sontak Banni terkekeh.
"Lo juga mau ninggalin gue! Besok lo mau pindah kan?" Tristan tak terima, di kira dirinya saja yang akan meninggalkan?
Dengan sewot Aruna menjawab. "Tapi lo yang udah niatan ninggalin gue! Arghhhh! Tega lo!" Gadis ini tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA STORY: Feel Again [Lengkap]
Teen FictionAruna seorang anak 'broken home' yang memiliki sifat bar-bar dan semaunya. Dirinya hanya tinggal bersama ayah dan kakak laki-lakinya saja yang bernama Ethan. Mereka tak pernah memberikan perhatian lebih kepada Aruna hingga gadis itu selalu bertingka...