Istirahat salah satu hal yang paling di tunggu-tunggu oleh siswa maupun siswi––Sebab mereka bisa keluar dari kelas, bisa jajan di kantin, makan siang bahkan mencari gebetan atau bisa jadi cari perhatian pada kakak kelas.
Tapi bagi people normal memutuskan untuk pergi ke kantin saja––Menuntaskan lapar mereka––Menghentikan cacing-cacing di perutnya yang sudah berteriak. Karena urusan jodoh di tangan Tuhan dan tidak akan kemana-mana.
"Rekomendasi Film dong! Gue mumet dirumah anying, soalnya bokap gue ah pokoknya nyebelin!" ujar Aruna pada teman barunya––Yang mungkin dalam beberapa bulan lagi––Ketiga perempuan ini, Clara, Veronica dan Anya akan menjadi sahabatnya.
"MIMI! Keren banget Film nya." balas Anya spontan––Bahkan hampir keselek.
"Yang pemainnya Kriti Sanon? Artis Bollywood itu?" tebak Clara.
Anya mengangguk. "Iya..."
Sambil mengunyah Veronica bertanya. "Emangnya rumah lo sepi banget apa gimana?"
"Ya kalau siang sepi, bokap kerja terus abang gue mah sesat, jarang di rumah––Pulang pulang tuh bisa jam satu malam sedangkan gue pulang jam delapan malam aja di marahin, emang enak banget jadi anak cowok!" ujar Aruna bercerita––Kakak laki-laki memang sedikit bandel.
"Iya sih, kadang-kadang gue pengen jadi cowok..." kata Veronica sembari mengaduk minumannya.
"Kenapa? Kita seharusnya bersyukur, kita udah di takdir kan jadi cewek dan kita harus bersyukur tentang itu––Lagian cewek juga istimewa," sahut Clara berbeda pendapat dengan kedua temannya.
"Iya sih..." Aruna setuju.
"Hello everybody!" Celetuk seorang laki-laki bertubuh tinggi––Rambutnya sedikit ikal dengan warna kulitnya coklat manis. Tiba-tiba datang dan terduduk di kursi dekat para gadis yang tengah berbincang-bincang.
Anya yang di kenal suka blak-blakan berkata. "Ada apa yah kak? Gak ada tempat duduk lagi ya?"
Alfa yang semula senyum-senyum menatap Aruna kini beralih pandang pada Anya yang bertanya padanya.
"Mau disini, kenapa gitu?" balasan Alfa dengan pertanyaan lagi.
"Tanya aja sih..." gumam Anya kembali menyedot minuman nya.
Sedangkan Veronica mengerling tak suka pada Alfa––Karena jika dia berada di dekat mereka maka mereka akan canggung untuk berbicara dan juga tidak leluasa untuk bercerita.
Namun berbeda dengan Clara––Gadis itu tampak senang-senang saja, seolah Alfa akan menjadi teman mereka.
Tetapi pandangan Alfa hanya tertuju pada Aruna sedangkan Aruna sendiri malah sibuk dengan ponselnya––Tak menyadari jika Alfa tengah menatapnya.
"Boleh minta nomer HP nya?" Celetuknya pada Aruna lembut.
Aruna menoleh, menunjukkan dirinya sendiri. "Gue?"
Alfa mengangguk.
"Tapi buat apa yah kak?" tanya Aruna yang tak biasa.
"Buat chatingan dong," balas Alfa terkekeh.
Aruna mengernyit, ia tak biasa di seperti inikan oleh laki-laki. "Emangnya kakak mau chatingan sama gue?"
Alfa mengangguk lagi dengan senyuman tak pudar. Melihat itu––Veronica terlihat biasa, karena dia berpikir jika Alfa adalah lelaki kebanyakan, yang hobinya mendekati perempuan lalu jika bosan tinggalkan. Anya yang melihat dan menyimak itu juga malah geli sendiri––Ia paling tidak suka hal-hal semacam ini sedangkan Clara malah berbeda ekspresi––Ia malah kesenangan mengetahui teman barunya sedang di dekati kakak kelas yang keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA STORY: Feel Again [Lengkap]
Подростковая литератураAruna seorang anak 'broken home' yang memiliki sifat bar-bar dan semaunya. Dirinya hanya tinggal bersama ayah dan kakak laki-lakinya saja yang bernama Ethan. Mereka tak pernah memberikan perhatian lebih kepada Aruna hingga gadis itu selalu bertingka...