Di malam yang cukup dingin ini, Aruna dan yang lainnya sedang sibuk menonton film sembari berselimut karena malam ini entah kenapa begitu dingin, mungkin di daerah Clara selalu dingin seperti ini, entahlah tapi dirumahnya Aruna jarang merasa kedinginan seperti ini.
Mereka juga saat ini tengah menggunakan piyama tidur yang begitu nyaman, cocok dengan kondisi sekarang, kainnya memang dingin namun memakai selimut jadi lebih nyaman saja.
Terlihat di depan Aruna, Metta tengah sibuk bertelepon dengan pacarnya sedari mereka pulang sekolah sampai sekarang. Aruna heran, mengapa ada orang bisa bertelepon selama itu? Mereka membicarakan apa? Bahkan Metta juga bilang jika setiap malam mereka sering bertelepon sampai pagi, katanya sleep call.
Sedangkan di samping Metta, ada Clara yang terlihat sedang vidcal bersama kakak kelas yang bernama Rizal, hal yang membuat Aruna sebal adalah, Clara sedang vidcall namun wajahnya di tutupi selimut, hanya sebelah matanya saja yang mungkin kelihatan di kamera.
Namun Anya terlihat menggerutu, mungkin sebab Ethan mengganggu nya lagi, entah sampai kapan hal itu berakhir.
Disana terlihat Veronica yang sedang menonton cara gerakan tari, ini masih mending dari pada ketiga temannya itu namun se-detik kemudian Veronica mendudukkan tubuhnya di samping Aruna.
"Gue mau chating bapak Olahraga ah," kata Veronica sambil tersenyum genit.
Aruna membuka mulutnya lebar. "Please deh! Nica! Lo gila yah? Dia itu Guru kita!"
"Ya terus?" Veronica terlihat acuh, masa bodo batinnya, lagi pula pak Olahraga yang Veronica maksud itu masih jomblo dan ia juga merasa tidak ada salahnya, sebab dirinya bukan mau merebut suami orang.
"Ya aneh aja gak sih?" Aruna terlihat geli.
"Gak ah, yang penting dia belum tua-tua amat, masih muda!" jelas Veronica bangga.
Aruna langsung mengingat bagaimana pak Guru Olahraga itu. "Dia badannya bagus yah? Ototnya besar apa jangan-jangan itunya--"
Veronica melotot. "Itunya apa?!"
"Duitnya pasti banyak gitu," jelas Aruna kikuk.
"Otak lo kotor!" sergah Veronica.
"Otak gue mah bersih, cuman kadang kotor juga sih..." pungkas Aruna rada kikuk.
"Dasar otak 18 tambah!" cerca Veronica.
Aruna memilih mengacuhkan ucapan temannya, mau di bantah pun bagaimana? Sebab memang benar adanya, kadang-kadang memang seperti itu.
Sedangkan Veronica memilih untuk menghubungi pak Guru Olahraga yang bernama Aryaan, dia adalah Guru Olahraga paling muda di antara yang lain, wajahnya yang tampan serta tubuhnya yang kekar membuat banyak siswi tertarik padanya namun Aryaan selalu acuh, Aryaan juga bukan tipikal orang yang friendly, ia hanya ramah dan bersahabat bersama murid-muridnya jika sudah mengenalnya.
Veronica melihat foto profil WhatsApp pak Aryaan dulu sebelum memberikan pesan-pesan singkat itu.
"Please... Kenapa dia ganteng banget?!" Veronica memegang dadanya sendiri dramatis, melihat di fotonya saja sudah membuatnya klepek-klepek bagaimana jika langsung, mungkin bisa pingsan setiap hari namun kenyataannya jika bertemu dengan Aryaan.
"Iya ganteng banget," puji Aruna juga yang ternyata ikut melihat foto profil pak Aryaan di ponsel Veronica.
"Tuh kan lo aja terkesima, gimana gue coba!" Veronica mulai memberikan basa-basi nya kepada Aryaan.
Veronica :
Assalamualaikum pak...
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA STORY: Feel Again [Lengkap]
Подростковая литератураAruna seorang anak 'broken home' yang memiliki sifat bar-bar dan semaunya. Dirinya hanya tinggal bersama ayah dan kakak laki-lakinya saja yang bernama Ethan. Mereka tak pernah memberikan perhatian lebih kepada Aruna hingga gadis itu selalu bertingka...