"cuma bisa sampai disini dek,banyak jalan yang diblok karena rusak"
"Makasih pak"
Netha dan Samuel turun,sama seperti sebelumnya lengan Samuel masih saja ditarik atau lebih tepatnya digandeng seperti anak kecil yang akan menyebrang jalan.
"Emang disana ada kerabat l..-kamu ya?"
"Om"
"Ohh"
Jalan menuju tempat pengungsian agak basah akibat hujan yang baru saja berhenti dua jam lalu,genangan air yang membuat sepatu putihnya kotor tak membuat Netha menggerutu atau memperlambat jalannya.
Justru Samuel lah yang merasa terganggu,bukan karena jalannya,namun genggaman tangan Netha yang cukup kuat untuk diadu panco dengan Leon yang isinya hanya tulang belulang.
Mendengar suara keramaian tak jauh,Samuel melihat pengungsian yang penuh dengan orang-orang,ada beberapa polisi dan tim SAR bahkan bau lumpur basah dan semen kering tercium dari segala penjuru.
Netha mendekat pada laki-laki berseragam ABRI dengan tanda lengan berwarna kuning yang duduk dibelakang meja,melihat Samuel dari bayangannya dan perlahan melepaskan genggaman tangannya yang memang kuat.
"Permisi"
"Kenapa dek?"
"Saya ada kerabat yang sepertinya masih disini,namanya Siyon,bisa tolong dipanggilkan?"
"Isi daftar kehadiran dulu ya,sama tanda tangannya,Bian!tolong Carikan orang bernama Siyon"
"Siap!"
Anggota polisi bernama Bian segera mencari,menanyakannya pada setiap pos tenda dan pada akhirnya berhenti pada pos 12,dimana orang bernama Siyon akhirnya mendekat pada panggilannya.
"Ada yang mencari,langsung kedepan saja ya pak"
Om Siyon mengangguk,berjalan melewati pos lain dan akhirnya berhenti setelah melihat seseorang yang dirinya kenal dan temui 5 tahun lalu lamanya,meski struktur wajahnya berubah drastis,namun mata Netha benar-benar unik untuk mudah dikenali.
"Netha,sini ikut om ketemu Tante, terimakasih sudah repot-repot datang"
"Sama-sama"
Samuel mengikuti dari belakang,melihat kedua kerabat yang sudah cukup lama tak bertemu dan itupun ketika dalam keadaan yang tak mengenakkan,dia yang ikut kedalamnya merasa aneh untuk dimintai bantuan dan dengan bodohnya dirinya juga mengiyakan.
Sesampainya di pos,Netha melihat Tante Cila dengan kedua putranya yang tengah bermain sambil duduk,dia mendekat,melihat sekelilingnya yang agak berantakan dan langsung menaruh barang-barang yang sejak pagi sudah Samuel bawa.
Sementara Om Siyon mencoba menghentikan semangat kedua anaknya untuk bermain agar hanya beberapa menit saja mendengar semua ucapan Netha.
"Anu..itu..saya cuma bisa memberikan ini,tapi!-kalau ada hal lain yang dibutuhkan,silahkan katakan saja pada orang disebelah saya"
"Netha,om bukannya bermaksud menyusahkan,om tahu sejak lama bagaimana keadaan dirumah,jadi ketika nomor om tiba-tiba tidak bisa menyambung,om juga paham"
"Sebetulnya,...om hanya mencoba peruntungan saja,meski gagal juga tidak masalah,toh sebentar lagi juga kami akan segera tinggal dirumah lama kami,yang ini biar ada seseorang yang mau membersihkannya"
"Tapi om kan tidak punya uang?"
"Tidak punya bukan berarti tidak bisa,itu biar om yang urus,semua yang sudah Netha berikan hari ini om sangat sangat berterimakasih kepada kamu,om berharap bisa mengembalikannya nanti saat pekerjaan yang baru sudah datang"
YOU ARE READING
𝙏𝙃𝘼𝙍𝙀𝙔 ||𝙫𝙞𝙧𝙩𝙪𝙖𝙡 𝙢𝙚𝙚𝙩𝙞𝙣𝙜||
Teen Fiction"𝐓𝐇𝐀𝐑𝐄𝐘 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐝𝐢 𝐯𝐢𝐫𝐭𝐮𝐚𝐥𝐥 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐡𝐚𝐦𝐚𝐧 ". **** "𝙏𝙃𝘼𝙍𝙀𝙔:𝙗𝙚𝙧𝙩𝙚𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙠𝙙𝙞𝙧,𝙗𝙚𝙧𝙥𝙞𝙨𝙖𝙝 𝙖...