Chapter 8

11 4 0
                                    

Netha berangkat sekolah paling pagi dan belum ada satupun murid yang berangkat ,hal itu adalah kebanggaan Netha sendiri selama hidupnya,apalagi jika cuaca pagi terasa dingin dan anginnya cukup bersahabat.

Meski...dia yakin ketenangan ini akan segera hilang jika ada Vania datang dengan sangat heboh ke dalam kelasnya dan mengomel tentang bagaimana bisa dirinya pergi membolos kelas saat itu.

Dan termasuk gurunya.

Sekolah khusus putri yang Netha masuki memang tidak terlalu terkenal dengan prestasinya,namun yang sejauh ini Netha tahu,sekolah SMA putri Gugur adalah sekolah yang sejak lama terkenal karena banyaknya orang-orang dari keluarga tinggi berada.

Contohnya salah satuh temannya netha ada yang duduknya sendiri, padahal dia adalah anak dari anggota kedutaan besar.

Atau perempuan kemarin yang melihat Netha berlatih Voli sekaligus membolos,Kian.Ibunya itu kalau tidak salah..salah satu atlet yang pernah tiga kali ikut olahraga ski di ajang grand Prix Jerman.Dengan dua kali kemenangan perak dan satu kali emas.

Yah...dengan kata lain,tak ada satupun orang yang memiliki identitas sebagai murid beasiswa.

"Bukankah hebat jika anak-anak disini mampu memiliki orang tua seperti itu?hanya orang tua,bukan mereka"

Netha memandang seseorang yang berbicara padanya,gadis dengan kacamata yang imut, yaitu Lia.

"Tidak masalah jika hanya orangtuanya, setidaknya itu membuat mereka merasa mudah untuk melakukan segala hal(?)"

Lia tersenyum,menutup buku yang dirinya baca sepanjang lorong menuju kelas dan menatap rapat pada lengan Netha yang menyilang karena merasa kedinginan sekaligus nyaman dengan posisi ini.

"Kamu jarang berinteraksi dengan siswi lain,sampai aku kira kamu pemalu"

"Malas,berbicara sambil tertawa dan tersenyum membuat wajahku tidak nyaman"

"Heh...,wajahmu tidak nyaman hanya karena tersenyum atau tertawa?"

Netha mengangguk.

"Kalau begitu apa sekarang kamu baik-baik saja?"

Mendengar pertanyaan itu membuat Netha menggerutu keras dalam hatinya,meski terasa berbeda tapi itu sebetulnya adalah pertanyaan yang sama seperti yang ditanyakan oleh Aska.

Jika Aska bertanya:apakah sekolahmu baik-baik saja?,maka gadis ini langsung bertanya:apakah hidupmu baik-baik saja?

Dengar..,Netha masihlah anak SMK yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bersekolah ketimbang makan,jadi bisa dikatakan,sekolah sama dengan kehidupannya.

Dengan pertanyaan yang sama,maka tidak ada perbedaan dari jawabannya,Netha masihlah tidak tahu apa-apa tentang bagaimana hidupnya selama ini,dia bingung sekaligus malas untuk mencari jawabannya.

Memilih untuk mengabaikan Lia,Netha memandang keluar jendela,kali ini beberapa ekor siswi sudah memasuki gerbang yang masih dijaga oleh pak satpam.

"Netha!!!"

Ah..suara yang familiar,bagaimana mungkin itu terdengar begitu nyaring dan tak mengenakkan ditelinga ketika wajahnya begitu cantik(?).

"Vaniaa,ini sekolah"

"Kamu kemarin bolos?"

Netha menggelengkan kepalanya,tidak satupun murid yang akan langsung mengangguk mantap ketika ditanyai apakah dirinya bolos pelajaran,apalagi jika yang mengintrogasi mengatakannya dengan suara yang cukup keras.

"Terus nggak berangkat?kenapa?"

"Nggak kenapa-kenapa"

"Ayo dong Neth..kasih tahu,kemarin Aska bilang kamu ngontak Samuel buat pergi ke tempat yang jauh,apalagi kalo bukan bolos?"

  𝙏𝙃𝘼𝙍𝙀𝙔 ||𝙫𝙞𝙧𝙩𝙪𝙖𝙡 𝙢𝙚𝙚𝙩𝙞𝙣𝙜||       Where stories live. Discover now