Chapter 23

1 0 0
                                    

Netha mendengar suara motor melaju pergi di pagi hari,sepertinya pamannya sudah pergi ke sekolah sementara dirinya pura-pura terlelap tidur,tidak ada yang tahu betapa dia saat ini merasa begitu tersiksa.

Antara rasa kantuk dan tidak bisa tidur,setelah beberapa saat Netha beru kemudian bangun dan membuka jendela kamarnya,tidak seperti kemarin malam orang-orang keluar dipagi hari hingga dia lupa kesunyiannya.

Bahkan orang yang tinggal di ruang sebelah juga mulai terdengar kegiatan-kegiatannya,meski dia tidak tahu siapa yang tinggal disana.

Karena perban untuk menutupi luka di dahinya sudah dilepas dan tersisa hansaplas saja,Netha bisa keluar kali ini dipagi hari,mencari sarapan pagi dan melihat-lihat lingkup baru kehidupannya.

Tanpa mandi dan hanya mencuci muka dan sikat gigi,Netha keluar dengan jaketnya yang berwarna merah,memakai sepatu dan tanpa sengaja berpapasan dengan seorang laki-laki.

"Perempuan?pacarnya Asta ya?"

Netha menggeleng,menghadapi orang yang mengenal pamannya dan tiba-tiba saja berkata bahwa dia memiliki hubungan romantis dengan pamannya,dia belum punya pengalaman untuk bagaimana cara menjawabnya.

"Nggak usah malu..saya tahu kok Asta masih jomblo"

"Itu..tapi..saya keponakannya"

Laki-laki tersebut berkedip,memandang Netha dari atas kebawah dan sebaliknya.

"Betul juga!mana mungkin Asta memiliki selera seorang anak remaja SMA"

"Oh..begitu ya"

"Siapa namamu?sejak kapan tinggal disini?kamu keliatan masih muda kok nggak sekolah?nggak lagi kabur dari rumah kan?"

"Netha,baru lima hari dan bukan urusanmu"

"Heee...kamu mencurigakan!gue Loid"

Lihat ini!kosakatanya langsung berubah dari saya ke gue!bukankah dia lebih aneh dari Netha yang saat ini memandangnya sebagai orang gila.

"O..-oh..aku..pergi dulu ya.."

"Mau kemana?berangkat sekolah?kok bajunya baju tidur"

"Mau cari sarapan"

"Bareng gue aja,lu kan anak baru gue tau kok tempat sarapan yang enak"

Netha menurut saja saat laki-laki tersebut menarik tangannya,meski dia menyadari wajahnya saat ini memiliki ekspresi wajah yang seperti:cih!kenapa aku harus ikut denganmu?(눈‸눈)

Jalan yang sama,Netha harus menuruni jembatan terlebih dahulu dan sedikit merasa malu saat menyadari Loid menariknya hingga ke tepi jalan raya yang mulai ramai,kemudian memasuki jalan yang dipinggir nya penuh dengan restoran,toko baju,kafe,toko bunga dan lain sebagainya yang baru Netha ketahui.

Bisa disebut apa tempat ini?

Pasar?

Pusat pembelanjaan?

Jalan wisata?

Mereka berhenti di depan toko roti yang masih memiliki tanda tutup,meski sudah ada orang-orang didalamnya yang sepertinya masih bersiap untuk membuka toko dan alat-alatnya.

"Itu mas...-"

Belum selesai dia bicara,tangannya langsung kembali ditarik untuk dibawa masuk,ada rasa terkejut yang membuatnya tak bisa berkata-kata mengapa orang ini semakin mirip menjadi orang gila.

"Pagi..."

"Pagi pak!"

Loid memaksa Netha duduk disalah satu kursi,menyuruhnya untuk menunggu sementara dia mengambil wadah dan menaruh beberapa roti didalamnya.

  𝙏𝙃𝘼𝙍𝙀𝙔 ||𝙫𝙞𝙧𝙩𝙪𝙖𝙡 𝙢𝙚𝙚𝙩𝙞𝙣𝙜||       Where stories live. Discover now