Netha di usia 13 tahun.
Hari-hari ini aku hanya menunggu ibu pulang dari pekerjaan sampingannya,dengan usia yang cukup untuk ditinggal sementara,ibu memutuskan mengumpulkan uang sendiri agar jika pekerjaan ayah terjadi sesuatu,kami masih mempunyai tabungan.
Begitu pula dengan ayah,jam kerja pulangnya semakin larut,aku tidak yakin mengapa setiap kali dirinya pulang hanya akan terdengar betapa berantakannya rumah ini.
Padahal dalam pandangan ku,semuanya terlihat bersih dan rapih.Seakan....dia sengaja mencari-cari kesalahan ibu.
Jadi setiap kali dirinya pulang,aku akan langsung memilih berlari kedalam kamar dan menunggu ibu dari balik jendela daripada harus mendengarkan ocehan ayah yang tidak pada kenyataannya.
Dan saat ibu pulang aku akan menariknya kedalam dapur dan menceritakan semua keluhan ayah,hal ini menyebabkan dirinya agak sedikit marah dan bingung mengapa demikian.
Sebelum aku berangkat sekolah,ibu akan mati-matian membersihkan rumah hingga aku yakin kuman-kuman kecil itu berlari ke tempat yang lebih kotor,padahal tidak perlu sesusah payah itu untuk semua omong kosong ayah.
Dan peristiwa saat diketahui ayah berselingkuh itu...mungkin dimulai saat aku diperbolehkan memiliki ponsel,itu ponsel yang sama hingga kini aku pakai karena aku tidak tahu bagaimana caranya menghancurkan benda yang membuat rumah ku menjadi berantakan.
"Kamu pilih-pilih ponsel di majalah ya?,ibu masak dulu..terserah mau yang mana"
"Wiiihhhhhh..."
Aku hanya mengucapkan kata aneh itu sepanjang melihat-lihat,sementara ayah ada tepat di sampingku sambil melihat televisi yang terus saja dia ubah-ubah salurannya.
Dan itu membuatku mau tak mau bertanya padanya tentang ponsel apa saja yang bagus untuk digunakan jangka panjang dan awet.
"Ayah...ayah kan lebih tahu tentang yang beginian nih,yang bagus buat Netha yang mana?"
"Hmmmm...mau yang modelnya gimana?"
"Yang kayak Netha ada nggak?"
"Yang kerjaannya main ya?hmmm... kayaknya nggak ada"
"Ihhhh...yang bener..,ada ponsel yang warnanya biru tua nggak?"
"Ada,kalo dicari"
"Oke!aku pilih itu!ibu....."
Aku berlari ke dapur,mengatakan kepada ibu bahwa aku menginginkan ponsel yang memiliki warna biru tua,apapun jenisnya.
"Duhh,iya nanti di tokonya kita tanya aja deh.. ponsel yang penyimpanannya besar warnanya biru tua sifatnya kayak Netha"
"Nice!"
Aku mengangguk-angguk tak jelas,seakan detail tentang ponsel yang baru saja ibu katakan adalah pilihan bagus yang cocok untukku dibanding ponsel lain.
Sore itu juga kami membelinya,aku berlari keluar ke rumah Vania sebelum anak itu pindah tempat, membuatnya agar mengajarkan aku tentang semua sistem ponsel.
Kami juga berfoto,meski hanya beberapa karena kebanyakan foto kami ambil dari kamera profesional milik kakaknya yang menyukai bidang fotografi,katanya saat itu mataku unik dengan senyum kikuk tak wajar dari wajahku.
Segala hal yang menarik dalam pandanganku aku mengambil gambarnya menggunakan ponsel,apapun itu,seperti burung,atap rumah,buah, tanah, serangga bahkan tempat kecil dimana ibu bekerja.
Setelah melihat-lihat di tengah malam karena aku saat itu tidak bisa tidur,mungkin karena masih kegirangan,aku berpikir akan bagus juga jika tempat kantor ayah ku ambil gambarnya.

YOU ARE READING
𝙏𝙃𝘼𝙍𝙀𝙔 ||𝙫𝙞𝙧𝙩𝙪𝙖𝙡 𝙢𝙚𝙚𝙩𝙞𝙣𝙜||
Teen Fiction"𝐓𝐇𝐀𝐑𝐄𝐘 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐝𝐢 𝐯𝐢𝐫𝐭𝐮𝐚𝐥𝐥 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐡𝐚𝐦𝐚𝐧 ". **** "𝙏𝙃𝘼𝙍𝙀𝙔:𝙗𝙚𝙧𝙩𝙚𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙠𝙙𝙞𝙧,𝙗𝙚𝙧𝙥𝙞𝙨𝙖𝙝 𝙖...