Hari berikutnya,Netha masih membiarkan dinding yang rusak,dan beberapa pecahan yang dapat dengan mudah melukai pergelangan kaki, khususnya telapak tangan,akan gawat jika itu tertancap terlalu dalam dan sulit di keluarkan.
Kini netha mengendarai sepedanya yang kini mulai terlihat jelek akibat keranjang yang bengkok,Netha memutar lagu di ponselnya dan berjalan menyusuri koridor sekolah setelah sampai lebih pagi dari biasanya.
Hanya ada beberapa siswa yang piket pagi termasuk dirinya yang berhenti didepan lapangan,namun antusiasmenya agak menurun,Netha akan lebih memilih untuk berlatih di Gymnasium lagi dibandingkan tempat favoritnya.
Jika saja kemarin bukan hari Senin,Netha tidak perlu bersusah payah mengutuk sepanjang malam tentang bagaimana hari yang bisa begitu tidak menawan.
Dan rencana hari ini,adalah hal biasa bagi Netha yang mana Dimata Vania,dirinya akan bisa menjadi begitu gila hanya dalam sekali dengar dari siapapun itu.
Netha..akan bolos.
Tentu saja sampai bel pulang sekolah berdering,Netha akan berlatih Voli di Gymnasium seorang diri,setidaknya hanya suara decitan sepatunya saja yang terdengar.Dengan lawan dinding yang begitu bersih kukuh menghadapinya.
•••
"Aneh ya...iya...aneh banget..harusnya aneh.."
Leon menyenggol bahu Aska sedikit pelan,dengan kode mata meminta teman dekatnya itu untuk melihat bagaimana salah satu teman diantara mereka,Samuel tengah dalam keadaan tidak diketahui yang membuatnya terlihat gila.
Aska yang mengalihkan pandangan dari ponsel menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya dengan kedua alis yang mengerut erat setelah merasa baterai ponselnya mulai berkurang banyak.
Sementara Samuel menghela nafas cukup berat dan memandang jam dinding yang tepat berada diatas papan tulis putih dengan coretan spidol hasil dari guru kimia,juga beberapa kali menggerakkan paha kanannya dengan cepat.
"Mau main game nggak Sam?"
Samuel menggeleng cepat,dengan wajah datarnya yang cukup rata dirinya mengambil paksa dompet milik Aksa dan mengambil beberapa uang dari dalamnya.
"Cuyyyyy mau lu apain duit gue?"
"Minta"
"Buat?"
"Naik bus"
"Ngapain Lo naik bus?kan bisa pake motor"
Lagi,Samuel menggeleng.
"Nyokap nggak bolehin kan"
"Oh iya lupa"
Leon yang diam sedikit menarik tas milik Samuel kearahnya,melihat isi bagian dalamnya dan kini dirinya yang mengerut keras pada wajahnya yang kebingungan.
"Emang lu mau kemana?"
"Kota A"
"Ngapain?"
"Nggak tau"
"Serius bego"
"Gue serius"
"Ini..isi tas lu buat apa?"
"Nggak tahu juga"
"Tauk ah!,ayok ke kantinnn"
"Tapi ini masih pagi Leon oon"
"Emang kantin bukanya pas Maghrib Aska cacing Alaska?"
(Nama panggilan Leon buat aska emang begitu agak sedikit aneh bukan.?)
"Sana sendirian"
"Gue nggak bisa sendiri"
"Emang kenapa?"

YOU ARE READING
𝙏𝙃𝘼𝙍𝙀𝙔 ||𝙫𝙞𝙧𝙩𝙪𝙖𝙡 𝙢𝙚𝙚𝙩𝙞𝙣𝙜||
Teen Fiction"𝐓𝐇𝐀𝐑𝐄𝐘 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐝𝐢 𝐯𝐢𝐫𝐭𝐮𝐚𝐥𝐥 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐡𝐚𝐦𝐚𝐧 ". **** "𝙏𝙃𝘼𝙍𝙀𝙔:𝙗𝙚𝙧𝙩𝙚𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙠𝙙𝙞𝙧,𝙗𝙚𝙧𝙥𝙞𝙨𝙖𝙝 𝙖...