Ketika Netha kecil pernah ada seseorang bertanya padanya tentang apa itu arti cinta,tentang mengapa orang-orang selalu berkata pada para pembunuh bahwa mereka tak mempunyai kasih sayang yang dilambangkan sebagai hati?
Hingga saat ini dia tahu,kehidupannya yang tak tahu digambarkan sebagai apa tak mempunyai arti,bahwa dia hidup untuk tersiksa sebagai balasan...atas suatu kesalahan.
Dengan begitu,tidak ada yang tahu apa arti hidupnya,untuk menangis?bergembira?atau..merasakan cinta?
Namun..Netha tahu.
Cinta itu tidak ada.
Didalam dirinya yang mengering karena banyaknya pembunuhan yang terus menerus menyerang dirinya.
Maka hati itu tidak ada.
Didalam alam bawah sadarnya yang barang kali hanya terisi sebuah peti mati,kuburan orang mati,mayat orang mati dimana dia tinggal didalamnya,sendirian dengan bau busuk yang menyengat.
Jika jiwa bisa digambarkan,maka jiwanya akan terlukis sebuah neraka..yang apinya terasa dingin,teriakannya terasa sunyi,abunya pun terasa hilang.
Dengan hidup dibatas kematian dirinya saat ini.
Pagi-pagi sekali kepalanya terasa pusing, hidungnya mencium bau darah,kulitnya merasakan dingin yang menyengat.
Netha tidak tahu apakah dia pingsan atau sudah mati,dan kini berada dalam ruangan penuh kehampaan yang terdengar melengking di kedua telinganya.
"Kamu ingin membuatnya mati hah?!"
"A...aku..tidak sengaja"
Bram mengangkat tubuh Netha keatas sofa, menyingkirkan rambut-rambut yang menutupi wajah pucat Netha yang terlihat seperti orang tak bernafas.
Melihat darah terus mengalir dari kepalanya,dia segera memanggil dokter untuk segera menjahit atau menutupi luka di kepalanya.
"Apa kubilang Logikamu sudah rusak!orang dewasa saja bisa langsung pingsan saat dipukul dengan botol apalagi remaja!kamu ingin membunuhnya!"
"Sudah kubilang aku tidak sengaja melakukannya!anak itu duluan yang menggigit tanganku!"
"Dia tidak akan melakukannya jika kamu berhenti me-nyi-k-sa!apakah kamu punya rasa kemanusiaan?!"
Laras berlari ke dalam ruang tidur Netha,mengambil beberapa baju untuk menggantikan yang basah setelah dia siram menggunakan air dingin dari kamar mandi ketika ingin membangunkan Netha yang tertidur.
Sementara keadaan Netha saat ini tengah berada di angkasa,terasa seperti melayang yang menyakitkan tubuhnya hingga membuat dia merasa tak menyanggah apapun.
Pipi merah dari tamparan istrinya meninggalkan bekas yang memerah,dia betul-betul disiksa begitu keras membuat tubuh Bram gemetaran karena semua emosi yang bercampur aduk.
Lengan yang menopang kepala Netha kini sudah berwarna setara dengan darahnya,bahkan sofa yang sebelumnya kering dan bersih mulai ikut terimbas dan terlihat menyeramkan sebagai alas Netha untuk tertidur.
Selang beberapa menit,dokter datang bersama ambulan,memeriksa terlebih dahulu keadaan Netha yang jiwanya bisa hilang begitu saja.
Setelah selesai diperiksa,Netha diputuskan untuk dibawa ke rumah sakit,Bram dan Laras menemani Netha disamping ranjang selama Ambulan melaju dengan hati-hati dan cepat untuk segera menghentikan pendarahan pada kepala Netha.
Rasa sakit yang tak terbendung ini..
Netha tak ingin menerimanya.
•••
YOU ARE READING
𝙏𝙃𝘼𝙍𝙀𝙔 ||𝙫𝙞𝙧𝙩𝙪𝙖𝙡 𝙢𝙚𝙚𝙩𝙞𝙣𝙜||
Teen Fiction"𝐓𝐇𝐀𝐑𝐄𝐘 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐝𝐢 𝐯𝐢𝐫𝐭𝐮𝐚𝐥𝐥 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐡𝐚𝐦𝐚𝐧 ". **** "𝙏𝙃𝘼𝙍𝙀𝙔:𝙗𝙚𝙧𝙩𝙚𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙠𝙙𝙞𝙧,𝙗𝙚𝙧𝙥𝙞𝙨𝙖𝙝 𝙖...