Chapter 15

2 0 0
                                    

Sabtu

Kemarin adalah hari terbaik Netha,meski tidak bisa menampar wajahnya namun dengan melihat wajah kecewa mereka,itu sudah jauh lebih dari cukup.

Foto kebersamaan mereka juga dia simpan baik-baik,dan dirinya juga harus terpaksa mengirimnya pada Vania setelah anak itu memaksa yang membuatnya sangat risih.

Namun itu baru satu kali,latih tanding lainnya akan terus Sensei perjuangkan sebagai pengembangan langsung timnya sendiri.

Sekarang yang perlu Netha lihat adalah jam dinding dengan seksama,dari pesan yang baru saja ayahnya kirim,bisa dikatakan bahwa keduanya akan pulang sekitar hari sudah malam dengan sosok ibunya yang entah akan bagaimana.

Jadi tidak akan masalah kan?jika dirinya memenuhi janji pada Samuel agar mereka berdua bisa pergi ke 'Sea World' sesuai dengan gambar yang dikirimkan Samuel beberapa hari lalu.

Meski Netha tidak pernah tertarik satu kali pun untuk mengunjungi tempat-tempat ramai seperti ini,tapi Netha juga salah satu orang yang memiliki sifat 'tidak enak jika menolak permintaan orang lain' alhasil membuatnya mengutuk diri sendiri karena sifat menyebalkan ini.

jika suatu saat Netha disuruh untuk memikirkan tempat apa yang sesuai dengan selera anehnya maka tempat seperti Museum atau taman bermain kanak-kanak adalah pilihannya.

Museum adalah tempat ramai,namun hampir orang-orang yang mengunjunginya mampu menutup rapat kedua bibirnya dengan erat.

Sementara taman kanak-kanak,sebuah lapangan luas dengan beberapa mainan yang tidak terlalu ekstrim,dimana kebanyakan orang hanya akan fokus pada keadaan dirinya sendiri dan buah hati yang mereka bawa,jadi jika Netha sempat datang kesana akan nyaman karena tak ada satupun orang yang akan melihatnya dan mengajaknya berbicara.

Beralih dari tempat yang akan disukai Netha,anak itu sudah selesai membersihkan rumahnya tepat seperti apa yang telah ibunya ajarkan,melihat layar ponselnya yang memantulkan bayangan wajah Netha dengan raut wajah menunggu.

Jam yang menentukan mereka akan berangkat kapan membuat Netha bertanya-tanya,daripada antara dirinya dan Samuel yang cukup dekat dan kini berencana pergi keluar,namun Netha belum pernah sekalipun mengajak Vania untuk bepergian keluar bersama.

Seperti yang dulu pernah dia katakan pada Aska,masih ada banyak batasan antara dirinya dan Vania.Itupun karena keinginan pribadi Netha,dimana dia tidak mau Vania mengetahui semua apa tentangnya.

Samuel:
Netha?

Netha:
Ya?mau berangkat jam berapa?

Samuel:
Jam sekian,nggak papa kan?

Netha:
Iya

Samuel:
Aku sudah beli tiket onlinenya

Netha:
Aku belum,apa akan lama jika membelinya langsung?

Samuel:
Nggak,maksudnya...aku juga beli punya kamu,kita berdua

Netha:
Nggak mahal?

Samuel:
Mau tau?

Netha:
Lupakan,aku akan beli roti untuk memberikan rasa terimakasih

Samuel:
Padahal nggak usah

•••

Samuel berdiri disamping papan jam waktu bus datang,melihat langit dan jam tangannya yang masih hidup dia sedikit meringis karena merasa terlalu bersemangat.

Akibatnya dia datang di waktu yang terbilang cukup cepat,30 menit sebelum waktu bertemu membuat Samuel merasa malu meski Netha tidak akan tahu betapa bodohnya dia hingga meninggalkan adiknya sendirian bermain laptop.

  𝙏𝙃𝘼𝙍𝙀𝙔 ||𝙫𝙞𝙧𝙩𝙪𝙖𝙡 𝙢𝙚𝙚𝙩𝙞𝙣𝙜||       Where stories live. Discover now