18. Lampion

63 4 0
                                    

Tanggal penulisan :

2 Mei 2021 pukul 00.30 - 9 Mei 2021 pukul 23.31 (belum termasuk revisi)

Sedari tadi Dahyun tak henti-hentinya menggerutu sembari memainkan ponselnya. Mengetikkan puluhan pesan singkat dan beberapa kali menelpon seseorang, entah pada siapa. Menjadikan Sana yang memang dari awal duduk di sebelahnya, ikut terganggu karena ulah adiknya itu.

"Kau ini sebenarnya kenapa, hm? Menggerutu tidak jelas seperti itu." Tanya Sana akhirnya setelah mencoba untuk bersabar dan mengabaikannya. Meletakkan ponsel miliknya yang sejak tadi menjadi perhatiannya dan menatap sang adik dengan intens.

"Satu minggu ini aku mencoba menghubungi Mina unnie. Tapi, tidak ada satupun pesanku yang di balas. Menjawab telpon ku saja tidak." Tutur Dahyun sedikit kesal dengan wajah sendu.

"Memangnya ada apa kau menghubunginya?" Tanya Sana penasaran. Pasalnya, sikap Dahyun kali ini tidaklah biasa. Adiknya itu tak akan pernah menanti pesan atau panggilan dari siapapun jika itu bukanlah hal penting dan sangat mendesak.

"Dia sudah berjanji untuk membuatkan ku kimbab. Aku hanya ingin menagihnya."

Mendengar alasan Dahyun yang sangat tidak masuk akal membuat Sana hanya bisa menghela nafas pasrah. Kalaupun dia mencoba bicara, pasti Dahyun akan menanggapinya berbeda dan tersinggung nanti.

"Sudah tanyakan pada Jeongyeon?" Tanya Sana mencoba memberi solusi.

"Sudah. Jeongyeon unnie bilang satu minggu ini dia tidak berangkat kerja karena meminta cuti. Aku juga sudah datang ke rumahnya, tapi dia selalu tidak ada di sana." Jelas Dahyun yang terlibat semakin frustasi.

"Aneh. Biasanya Mina tidak akan meninggalkan pekerjaannya meski itu urusan penting. Sudah tanyakan alasannya kenapa?"

"Jeongyeon unnie tidak tahu."

"Sudah coba datang ke toko?"

"Untuk apa? Percuma. Tidak ada Mina unnie juga di sana."

"Coba saja dulu, mungkin hari ini dia sudah berangkat bekerja."

"Baiklah."

Tak salah rasanya mengikuti saran sang kakak untuk datang ke sana. Selain dia sendiri yang sudah mulai bosan, dia juga ingin memastikan kebenarannya bagaimana?

"Ingin unnie temani?" Tanya Sana memberi tawaran. Membiarkan Dahyun pergi sendiri dengan perasaan kacau seperti itu membuat Sana tak bisa tenang. Meskipun ia tahu jika pekerjaannya hari ini tidaklah sedikit dan tidak bisa ditinggal begitu saja.

"Tidak perlu, pekerjaan unnie lebih penting. Aku akan mengajak Chaeng saja."

"Kau lupa kalau hari ini Chaeng dan keluarganya pergi?" Tanya Sana mengingatkan sang adik.

Dahyun terdiam. Dia memang lupa akan hal itu. Mengambil tasnya yang ada di atas meja, Dahyun bangkit dari tempat duduknya.

"Kalau begitu aku mengajak Tzuyu saja. Dia sudah selesai pemotretan kan?"

"Sepertinya. Coba kau lihat."

"Aku pergi ya, unnie."

"Hm, Hati-hati. Jangan lupa bawakan aku seperti biasa."

"Ok."

Sebelum pergi, seperti biasa Dahyun akan memberikan kecupan singkat untuk sang kakak di pipi sebagai ritual wajib jika mereka tidak pergi bersama.

***

Rencana semula mereka semua akan berangkat pagi tadi setelah sarapan. Tapi, karena satu dan lain hal, akhirnya mereka baru memutuskan untuk berangkat setelah makan siang. Alhasil, menjelang sore barulah mereka sampai di tempat yang di tuju.

IM MINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang