23. Captain

71 5 0
                                    

Tanggal penulisan :

20 Mei 2021 pukul 23.24 - 21 Mei 2021 pukul 23.51 (belum termasuk revisi)

Akhir pekan ini menjadi hari yang sibuk untuk Chaeyoung dan juga Dahyun. Karena sejak pukul 06.00 pagi tadi, keduanya sudah ada di sekolah untuk berlatih. Dan sampai sang surya sudah menjelajah tinggi di atas langit, latihan mereka belum juga usai.

Prit..... Prit.....

Lemparan 3 angka sempurna menjadi penutup sesi latihan mereka. Dengan sisa tenaga yang mereka punya, semua pemain berkumpul di tengah lapangan. Duduk mendengarkan apa yang di instruksikan sang pelatih sembari mengelap keringat dan menikmati minuman penghilang dahaga.

"Untuk pemain inti dan setiap posisi dalam turnamen nanti, ada sedikit perubahan. Karena turnamen yang akan kita ikuti berpengaruh untuk kompetisi selanjutnya, saya harap siapapun pemain yang masuk dalam tim inti harus menunjukkan kualitas permainan yang terbaik dan sifat pantang menyerah."

"Coach, apa pemain inti untuk turnamen nanti dan kompetisi-kompetisi selanjutnya akan tetap sama?" Tanya salah satu pemain.

"Kemungkinan akan tetap sama. Tapi, tidak menutup kesempatan untuk para pemain yang tidak masuk tim inti sekarang untuk masuk tim inti selanjutnya. Semua tergantung pada bagaimana cara kalian bermain, jauh lebih baik atau menurun. Dan bagi siapapun yang cara bermainnya sama sekali tidak menunjukkan kemajuan sedikitpun, dia akan di keluarkan dari tim bola basket sekolah."

"Coach. Apa status sosial juga termasuk dalam penilaian?" Seorang pemain senior kembali mengajukan pertanyaan. Tampaknya, kebiasaan dan tradisi memilih anggota tim dari status sosial mereka adalah penilaian yang paling utama. Dan fakta itu, cukup mengejutkan bagi Chaeyoung yang notabennya adalah pemain baru.

"Tidak. Semua hasil penilaian di ambil dari latihan sehari-hari dan voting."

"Voting?" Sahut mereka serempak karena saking terkejutnya.

"Ya. Jika biasanya saya dan jajaran pelatih yang menentukannya, kali ini kalian sendiri yang akan menentukan siapa captain kalian."

"Wah.... Ini menarik." Sahut salah seorang dari mereka bersemangat.

"Sepertinya akan jauh lebih menyenangkan." Sahut seorang yang lain menanggapi.

"Aku setuju."

"Coach. Kenapa di rubah?" Pertanyaan itu datang dari Rachel. Yang tak lain dan tak bukan adalah captain tim selama 2 tahun ke belakang.

"Untuk memastikan kesuportifan antara pemain dan pelatih."

"Memangnya selama ini tidak suportif?" Dahyun menanggapi dengan nada bicara sedikit menyindir. Karena hal seperti itu memang benar adanya. Hanya saja, tak ada satupun dari mereka yang berani melayangkan protes. Termasuk Dahyun.

"Bukannya mencoba sesuatu yang baru itu lebih baik?" Seakan tahu akan maksud dan tujuan pertanyaan yang di berikan, sang pelatih menanggapinya dengan santai dan tersenyum.

"Itu benar."

"Sekarang, kalian tuliskan nama orang yang ingin kalian jadikan captain di kertas ini. Setelah itu, kumpulkan ke depan. Nanti, kalau sudah terkumpul semuanya, kita akan melihatnya bersama-sama siapa yang beruntung menjadi captain dari tim bola basket sekolah." Ucap sang pelatih seraya memberikan lembaran kertas putih yang sudah dia siapkan.

Terlihat, beberapa pemain tanpa ragu menuliskan nama orang yang mereka pilih di atas selembaran kertas itu. Ada juga yang tampak berpikir keras sebelum menuliskan nama orang yang mereka pilih. Sementara sisanya terlihat santai sembari memperhatikan teman-temannya yang lain dan belum menuliskan apa-apa.

IM MINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang