21. Lavender

89 6 0
                                    

Tanggal penulisan :

17 Mei 2021 pukul 17.14 - 18. Mei pukul 23.40 ( belum termasuk revisi)

3 hari memang bukan waktu yang lama untuk menetap di rumah sakit. Tapi bagi Nayeon yang menjalaninya, dia sudah benar-benar bosan dan ingin segera pulang. Untung saja, selama 3 hari ini begitu banyak orang yang datang menjenguk dan menemaninya. Mulai dari Jeongyeon dan teman-temannya, Jisoo dan adik-adiknya, Paman, Bibi, serta Jaebum oppa dan tak ketinggalan Jackson sang pujaan hati yang selalu menyempatkan waktu untuk datang. Tapi, yang terpenting dari semua itu, adalah kehadiran keluarga serta Mina disisinya.

Seperti biasa, Nayeon menjalani rutinitas paginya dengan pemeriksaan rutin dari Dokter dan perawat yang merawatnya. Jika setiap harinya dia akan bertanya kepada sang Dokter kapan dia boleh pulang, kali ini Nayeon hanya diam dan memperhatikan dengan malas saat Dokter itu memeriksanya. Nayeon hanya lelah karena permintaannya terus saja di tolak dengan alasan dia yang masih belum sehat. Padahal, dia merasa tubuhnya sudah jauh lebih baik dan justru akan lebih buruk jika dia terlalu lama tinggal di rumah sakit.

"Nona tidak ingin bertanya kepada saya lagi?" Tanya sang dokter setelah selesai melakukan pemeriksaan.

"Untuk apa? Paling-paling kau tidak akan mengizinkannya. Sama seperti yang sudah-sudah." Sahut Nayeon malas seraya memalingkan wajahnya ke arah jendela.

"Baiklah kalau begitu, bagaimana jika saya yang bertanya? Apa boleh?" Dengan tetap tenang dan tersenyum ramah, Dokter itu kembali bertanya. Dan Nayeon hanya menganggukinya saja.

"Nona sungguh-sungguh ingin pulang?"

"Menurutmu?" Sahut Nayeon kesal.

"Siang nanti Nona sudah boleh pulang~"

"Jinjja? Kau tidak berbohong?" Ucap Nayeon memotong penuh semangat. Wajah yang sejak tadi di tekuk pun berubah drastis menjadi bahagia bukan main.

"Tapi ada syaratnya. Selama satu minggu ke depan, Nona tidak boleh beraktivitas terlalu berlebihan dan memikirkan sesuatu yang berat. Nona juga harus menjaga pola makan dan waktu istirahat dengan benar. Jika Nona melanggar, saya pastikan Nona akan kembali mengunjungi tempat ini lagi. Bagaimana?"

"Hongbin-ah, kau serius? Bagaimana jika~" Ucap Seulong khawatir. Dia tak mau jika Hongbin memberi izinnya karena terpaksa atau kasihan pada Nayeon.

"Asalkan Tuan dan Nyonya tetap memperhatikan keseharian Nona Nayeon dan memantau kesehatannya, itu tidak masalah." Ucap Hongbin memotong memberi pengertian.

"Hanya itu? Terlalu mudah bagiku." Ucap Nayeon penuh percaya diri. Yang terpenting, dia tidak akan tidur lagi di kamar rumah sakit.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi. Saya harap Nona tidak akan pernah mampir ke tempat ini lagi."

"Aku pun begitu."

"Mari Tuan, Nyonya, saya permisi. Selamat pagi."

"Selamat pagi."

Setelah memberi hormat dan tersenyum ramah, keduanya pun pergi meninggalkan ruangan itu.

"Unnie, kau senang sekali?" Ucap Chaeyoung yang melihat senyum cerah dari wajah sang kakak tak ada henti.

"Berada di tempat ini terlalu lama membuatku gila. Terlebih makanannya, sama sekali tidak enak." Nayeon kembali menggerutu saat mengingat tidak nyamannya dia berada di rumah sakit.

"Appa sudah meminta mereka untuk tidak memberikan sarapan pagi mu, jadi kau tidak perlu memakan makanan rumah sakit lagi." Sahut Seulong yang sedang duduk di sofa dengan santainya.

"Jinjja?"

"Hm."

"Yeobo, kapan kau mengatakannya?" Tanya Sohee yang duduk di kursi sebelah tempat tidur Nayeon.

IM MINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang