"Berarti anak yang kau kandung sekarang itu adalah anak Jaehyun?!"pekik Ten, ia memasang wajah terkejutnya itu. Sedangkan Taeyong sontak memundurkan wajahnya dan mengangguk pelan.
Tiga hari berlalu sejak kejadian itu, Taeyong tidak pernah bertemu dengan Jaehyun lagi. Bahkan saat perjalanan pulang pun Taeyong hanya diam, jika ditanya oleh Jaehyun pun hanya menjawab dan mengangguk. Dan sejak kejadian itu, akhir-akhir ini Taeyong selalu banyak melamun.
Bahkan tak segan-segan ia menangis, meratapi nasibnya yang berliku-liku. Mengapa Tuhan memberikan takdirnya seperti ini? Taeyong hanya bisa mentertawakan dirinya sendiri, sungguh malang.
Taeyong seperti ini tidak mudah, dulu saat orang-orang mengetahuinya ia hamil, ia dianggap rendah oleh orang lain. Bahkan tak sedikit ia mendapatkan caci makian dari orang lain, sampai akhirnya ia bisa berada ditahap seperti ini.
Ini bukan kemauan Taeyong, tapi ini adalah takdirnya yang harus ia terima. Tidak, ia tidak menyesal karna telah menjadi lelaki spesial yang bisa mengandung, malahan ia senang karna bisa memiliki Mark dan Jeno dari rahimnya sendiri.
Kembali pada dua uke yang sedang bercerita ini, ah ralat maksudnya hanya satu. Sedangkan Ten ia mendengarnya dengan seksama. Namun, Ten menggelengkan kepalanya ketika mendengar cerita Taeyong. Ia benar-benar terkejut, Taeyong mengandung anak Jaehyun?
Hebat sekali lelaki itu, satu kali tanam langsung jadi. Bisakah Jaehyun ajarkan pada Johnny juga? Ah tidak, Ten hanya bercanda hehe. Dua anak sudah cukup kok.
"Jadi setelah ini bagaimana, Tae?"tanya Ten, ia menatap Taeyong yang sedari tadi tak bersemangat.
Keduanya kini berada dicaffe, kebetulan tidak jauh dari sekolah anak-anak mereka. Dan sekalian menjemput Jeno dan Haechan. Mark? Taeyong tidak tau, anaknya itu sekolah apa tidak. Kita lihat saja nanti.
"Aku tidak tau, semuanya terlalu mendadak untukku Ten. Aku juga masih berpikir, bagaimana bisa aku tidak ingat dengan wajah Jaehyun saat itu?"tanya Taeyong.
Ten mendengus pelan. "Seseorang yang terlalu mabuk bisa melupakan kejadian sebelumnya Tae, maka tak heran jika kau melupakan kejadian itu."ucap Ten.
"Kenapa?"tanya Taeyong, Ten yang mendengarnya mengerutkan keningnya.
"Apanya yang kenapa?"tanya balik Ten.
"Kenapa aku bisa lupa?"tanya Taeyong sedih.
"Karna kau mabuk berat."jawab Ten singkat, membuat Taeyong mengerucutkan bibirnya, tidak puas dengan jawaban Ten.
"Tapi kau harus bersyukur, karna Jaehyun yang melakukannya saat malam itu. Bagaimana jika lelaki buncit dan berkumis? Sangat menggelikan." Ten bergidik ngeri membayangkannya, ia harus berterimakasih pada Jaehyun karna sudah menemui Taeyong terlebih dahulu.
"Itu tidak akan terjadi!"ucap Taeyong keras, ia mendelik kesal pada Ten.
"Baiklah, bagaimana dengan Jaehyun?"tanya Ten.
"Aku tidak tau, sejak pulang malam itu aku belum menemuinya lagi."jawab Taeyong.
"Kenapa?"
"A-aku... Aku terlalu takut, Ten."lirih Taeyong.
"Apa yang kau takutkan Taeyong?"tanya Ten.
"Kau takut kejadian dimasa lalu terulang?"tanya Ten lagi, dan tepat sekali yang dijawab oleh anggukan oleh Taeyong.
"Dengarkan aku, Taeyong. Hadapi apapun itu kejadian kedepannya, kau harus bisa menerima resikonya. Mau tidak mau, kau harus berterus-terang pada Jaehyun dan memberikannya alasan yang pasti kenapa kau meninggalkannya dulu dan tidak memilih untuk meminta Jaehyun bertanggung jawab."ucap Ten.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME BACK [END]
Short Story[JAEYONG] [BXB] [MATURE] [FIKSI] [MPREG] Jung Jaehyun, laki laki yang berusia 25 tahun itu harus bisa membagi waktunya antara kerja dan mengurus sang anak. Iya, di umur ke 25 tahunnya itu ia sudah menjadi seorang ayah. Namun ia masih bertanya-tanya...