LMB - 12

8.4K 703 39
                                    

Disinilah Taeyong berada, lampu kelap kelip yang menyinari dirinya dan suara musik yang sangat kencang memasuki gendang telinganya. Belum lagi banyak para wanita dan lelaki yang statusnya submissive itu meliukkan tubuhnya kesana kemari, tak heran juga banyak yang menggoda para lelaki straight atau pun seme.

Taeyong duduk sendiri dikursi, matanya bergerak kesana kemari memperhatikan orang-orang. Tangannya kembali menuangkan wine pada gelas kecil, ini sudah ke lima kalinya Taeyong minum dalam gelas kecil itu.

Tenggorokannya sangat panas, namun tak ia hiraukan. Diteguk kembali minuman itu membuat Taeyong memejamkan matanya, rasa panas menjalar kembali. Matanya yang sudah sayu tak ia hiraukan, Taeyong terkekeh kembali dengan kejadian tadi sore.

Flashback on

"Jung Jeno? Bukankah ibumu bilang jika marga mu Lee?"tanya Jaehyun.

"A-ah itu, mungkin Jeno masih ingin menggunakan marga ayahnya dulu."jawab Taeyong terbata-bata.

Jaehyun yang mendengarnya mengangkat satu alisnya. "Siapa nama ayahnya?"

"Errr Jung Jeffrey, ya Jung Jeffrey."jawab Taeyong tertawa kaku.

"Kau kemarin bilang tidak mempunyai anak, lalu sekarang kau bilang jika Jeno menggunakan marga ayahnya. Apakah kau menikah dua kali?"tanya Jaehyun kepo, ia bisa melihat raut wajah Taeyong yang kebingungan.

Baru saja Taeyong akan menjawab, suara dering ponsel Jaehyun berbunyi. Jaehyun berpamitan sebentar untuk mengangkat telpon itu, hingga tak lama kemudian ia kembali. Namun lelaki itu berpamitan untuk pulang terlebih dahulu karna ada urusan mendadak, melihat Jaehyun dan Mark yang sudah pergi, Taeyong menghembuskan nafasnya lega.

Taeyong, Ten, dan Johnny kini duduk bertiga. Sedangkan Jeno dan Haechan mereka kembali bermain. Ten menginjak kaki Taeyong dibawah meja, mulutnya menggerutu meminta penjelasan pada sahabatnya itu.

Taeyong bisa mendengar kalimat Ten yang mengatakan "apa maksudmu jika kau tidak mempunyai anak bodoh?!" seperti itu kira-kira.

Taeyong meringis mendengarnya, ia menggelengkan kepalanya. Hingga tak lama kemudian Taeyong berpamitan untuk pulang dikarenakan hari sudah semakin sore, entah kenapa Taeyong tiba-tiba ingin menenangkan pikirannya ditempat seperti ini, dan berujung Jeno yang dititipkan dirumah kedua orangtuanya. Untung kedua orangtuanya itu sudah pulang.

Taeyong menyimpan kepalanya ditumpuan kedua tangannya itu, ia sudah pusing dan mabuk. Bahkan kini ia sudah meracau tidak jelas, tidak tau saja jika sedari tadi banyak tatapan lelaki hidung belang yang menatap Taeyong dengan tatapan lapar.

"Ugh, rasanya aku ingin muntah.."racau Taeyong, dengan cepat ia berjalan ke arah toilet. Pandangannya yang buram, tak membuat Taeyong berhenti begitu saja untuk sampai ke toilet.

Taeyong berjalan dengan berpegangan pada tembok, matanya yang sudah sangat sayu dan wajah yang memerah membuat orang lain ingin menariknya ke dalam sebuah kamar.

Bruk

"Akh, sakit huaaa..."

"Ah maaf maaf."ujar lelaki itu.

"Hik k-kau menabrak ku hik." Taeyong berbicara dengan nada tak jelas, membuat lelaki dihadapannya itu menatap Taeyong semakin intens.

Lelaki itu melototkan matanya kala Taeyong memeluk dirinya erat, bahkan ia menenggelamkan wajahnya didada bidang lelaki itu. Tangannya yang melingkar dileher lelaki itu membuat Taeyong terkekeh tak jelas.

"Jika dilihat-lihat kau sangat tampan, tapi tetap saja masih tampanan suamiku.."racau Taeyong, lelaki dihadapannya itu mengangkat satu alisnya.

"Benarkah? Setampan apa suamimu itu?"tanyanya penasaran, ia menarik pinggang Taeyong agar lebih dekat dengan dirinya.

LOVE ME BACK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang