LMB - 30

8K 573 26
                                    

Hari masih pagi, bahkan embun di udara pun sangat terlihat jelas. Sedangkan lelaki cantik itu sudah terbangun dari tidurnya, ia mendudukkan dirinya dan mengucek matanya itu. Taeyong, lelaki itu menghembuskan nafasnya pelan. Ia menoleh ke samping, ujung bibirnya tertarik menjadi sebuah senyuman ketika melihat satu gelas susu sudah siap di atas nakas.

Bahkan disana terdapat note kecil yang bertulisan "Taeyongie, aku sudah membuatkan susu untukmu, jangan lupa diminum ya. Maaf aku harus pergi sepagi ini, karna urusan dikantor membuat ku harus pergi buru-buru. Bersiaplah, makan siang nanti aku akan menjemputmu dan menemani ku ke butik."

Taeyong tersenyum kecil, ah tidak terasa jika lelaki yang sudah ia anggap sebagai hyungnya sendiri itu akan menikah sebentar lagi. Yap, Kai akan menikahi Kyung-soo minggu depan. Setelah pertanyaan Taeyong kemarin mengenai hubungan keduanya, Kai menjawab jika semuanya baik-baik saja. Bahkan lelaki itu menceritakan dengan antusias bagaimana mereka menyiapkan pernikahan itu, Taeyong yang mendengarnya tentu ikut senang. Bahkan ia ikut membantu pernikahan keduanya itu.

Jam menunjukkan pukul 7 lebih 20 menit, Taeyong keluar dari kamarnya dengan wajah yang lebih segar sebelumnya. Susu yang tadi penuh kini sudah habis, Taeyong keluar dari kamarnya untuk ke dapur. Setelah membersihkan gelas itu, Taeyong menoleh ke pintu kamar anaknya. Tertutup.

Ia menghembuskan nafasnya pelan, Jeno masih marah padanya. Bahkan anak itu jika ditanya hanya menjawab dengan anggukan atau gelengan saja, terlihat sangat menggemaskan dan menyebalkan dalam waktu bersamaan. Entah, mungkin karna hormon kehamilannya itu?

Langkah Taeyong berjalan menuju ke arah kamar Jeno, samar-samar Taeyong bisa mendengar ucapan anaknya itu yang menggerutu. Oh anaknya itu sudah bangun? Tumben sekali.

Tok tok

"Jeno-ya, boleh mommy masuk?"

"Tidak boleh! Pelgi sana, Nono malah pada mommy!"

Taeyong membulatkan matanya dan mulutnya itu dalam bersamaan, anaknya itu merajuk? Bukannya marah, Taeyong malah tertawa kecil. Terdengar suara khas bangun tidur anaknya itu, belum lagi suara yang serak menahan tangisan. Taeyong mengatur nafasnya sebelum akhirnya membuka pintunya itu, ia mengerutkan keningnya ketika mendapati pintu itu tidak terkunci.

Ia melihat Jeno yang terduduk dan menatap dirinya dengan sebal, matanya sudah membasah oleh air mata, bahkan bibirnya mencebik kebawah. Taeyong yang melihat itu menggelengkan kepalanya pelan, langkahnya menghampiri Jeno.

Taeyong duduk disamping kasur anaknya itu, ia menatap Jeno yang enggan menatap dirinya sekarang. "Jeno-ya, tidak merindukan mommy?"tanya Taeyong.

"Tidak."jawab Jeno cepat.

"Benarkah? Lalu bagaimana dengan adikmu? Dia merindukan hyungnya ini."ucap Taeyong.

Jeno yang mendengar ucapan sang ibu menoleh ke samping, tatapannya itu sangat julid pada sang ibu. Namun Taeyong dibuat menahan senyumnya ketika Jeno merangkak ke dirinya, si kecil menunduk untuk mencium perut sang ibu. Tangan mungilnya itu mengelus pelan perut Taeyong. "Hai adik kecil, bagaimana kabalmu disana?"tanya Jeno, sesekali ia menghapus lelehan air matanya itu.

"Adik kecil disana halus baik ya, tidak boleh nakal sepelti mommy. Nono hyung sangat menyayangi Bomie kecil."ucap Jeno, membuat Taeyong yang awalnya terkekeh pelan kini mengerutkan keningnya.

"Bomie?"tanya Taeyong.

Jeno mendongakkan kepalanya dan mengangguk. "Nono ingin menamai adik Nono itu Bomie! Tidak ada bantahan mommy."ucap Jeno, ia menggerakkan jari telunjuk mungilnya itu ke kanan dan ke kiri, membuat Taeyong tertawa kecil.

"Baiklah, nanti kita namai adik ini Bomie. Lalu sekarang, apakah anak ganteng mommy ini masih marah hm?"tanya Taeyong.

"Sudah tau masih saja beltanya."jawab Jeno mencibir.

LOVE ME BACK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang