Bab 6

16 4 0
                                    

Erlin berubah menjadi sosok yang cuek dan jutek ketika bertemu Rachel, dia tidak seramah dulu dan hal itu memberi tanda tanya besar pada Daiva yang menyadari perubahan Erlin.

Tapi Daiva tidak berani bertanya, pikirnya mungkin saja Erlin sedang ada masalah sehingga bersikap seperti itu.

"Lo kenapa deh, Lin?"

"Kenapa apanya? Gue gak kenapa-napa, baik-baik aja tuh."

"Gak, maksud gue tuh sikap lo ke Rachel."

"Emang gue kayak gimana ke dia? Perasaan gue gak apa-apain dia."

Aretha juga bingung bagaimana cara mengatakannya, tapi memang Erlin terlihat beda menurutnya -- sikap Erlin yang berbeda.

"Gue hanya merasa lo kurang ramah ke dia."

"Atas dasar apa gue harus ramah ke dia? Kenal aja gak."

Tuh kan Aretha bilang apa tadi -- memang benar sih Erlin tidak mengenal Rachel, tapi sikap Erlin yang dingin itu membuat Aretha jadi khawatir padanya.

"Udah lupain aja, mending sekarang lo temani gue ke perpus karena gue disuruh sama bu Gina buat ambil buku di perpus."

🦌

Aretha berlari ke kelas setelah kembali dari lapangan basket. Aretha tahu, Erlin pasti melihat hal itu dari balkon kelas mereka.

Erlin berbalik saat mendengar suara kaki yang berlari disekitar lorong kelas, dan benar saja Aretha berlari menghampirinya -- entah karena apa tapi Erlin rasa ini ada kaitannya dengan apa yang baru saja terjadi di lapangan basket tadi.

"Erlin."

"Gue tahu."

"Are you... okay?"

Erlin tersenyum namun Aretha tidak memahami arti senyumannya.

"Am I okay? I'm okay, Ta. Lo gak usah khawatir."

Kata-kata itu tidak membuat Aretha merasa tenang, dia hanya merasa Erlin telah merencanakan sesuatu.

"Jangan lakuin sesuatu yang gila, Lin."

"What? Gue gak bikin apa-apa, dan gak bakal ngapa-ngapain."

Okay, kata-kata itu terdengar sedikit lebih meyakinkan dibanding yang tadi. Tapi tetap saja Aretha merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Erlin.

Seiring berjalannya waktu Erlin dan Daiva pun semakin menjauh. Erlin tidak pernah menyapanya lagi seperti dulu dan Erlin sudah tidak pernah berkirim pesan dengannya meski hanya pesan random -- semuanya berubah.

Di sekolah Erlin juga semakin terang-terangan menunjukkan rasa tidak sukanya pada Rachel.

"Lin, lo datang kan entar diultahnya Daiva? Lo kan bestie dia dari zaman SMP, kita teman sekelas juga." Tanya Ryuna, teman sekelas Erlin dan Daiva.

Erlin tersenyum tipis, dia enggan datang apalagi jika ada Rachel disana, tapi Erlin juga sudah lama tidak bertemu dengan mami Daiva.

"Mungkin, kalau gue gak sibuk."

"Pasti Erlin datanglah! Iya kan Lin?"

Muncul darimana makhluk bernama Daiva ini? Tiba-tiba datang dan langsung merangkul Erlin, sok dekat.

Erlin menepis tangan Daiva, sontak hal itu membuat seisi kelas termasuk Daiva terkejut.

"Minggir lo, gue mau ke kantin."

Padahal sebentar lagi masuk, tapi Erlin memilih menghindari Daiva dengan beralasan ingin ke kantin.

"Erlin."

Adolescence [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang