Bab 28 ~ END

19 2 0
                                    

Vendra duduk melamun di kamarnya sambil memeluk gitar kesayangan miliknya. Gitar itu diberikan oleh almarhum papa saat dirinya berulang tahun yang ke 12, gitar yang sampai sekarang masih menemani dirinya.

"Kok gue merasa kisah cinta dia miris banget ya, Lang?" Yudhi dan Gilang berdiri di depan pintu kamar Vendra, menyaksikan bagaimana Vendra memeluk gitar itu dengan tatapan sendu dan perasaan galau yang mendominasi. Atmosfer kamarnya bahkan seketika berubah suram saat pemuda itu masuk tadi.

"Emang miris sih, tapi kan dia juga yang dari awal bimbang."

"Iya sih, tapi kasihan juga gue liatnya."

Yudhi berjalan kearah Vendra lalu menarik kursi dan duduk dihadapan temannya itu. "Jangan melamun woi! Entar kesambet gak mau tanggung jawab gue."

"Gue galau Yud." Ucapnya perlahan mengangkat wajah dan menatap Yudhi.

Yudhi meringis melihat tatapan Vendra, baru kali ini dia melihat sobatnya galau setengah mati. "Muka lo kayak orang gak boker seminggu tahu gak?"

"Tapi gue barusan boker, Yud!"

Random memang, itulah mengapa Gilang hanya bisa menggelengkan kepala melihat dua orang random dihadapannya.

"Ya tapi muka lo kayak orang nahan boker! Jangan kayak gitu napa, miris banget gue liatnya."

"Huaaaa Yudhiii!!!"

Tangan Yudhi refleks menabok kepala Vendra. Ganteng-ganteng sengklek! Heran kenapa bisa banyak cewek yang tertarik pada Vendra dan malah mengatakan Vendra itu cool, padahal mereka tidak tahu kalau aslinya Vendra itu sengklek, otaknya juga sering bergeser ke kanan dan ke kiri.

"Jijik banget gue lihat teman lo kayak gini, Lang!"

"Teman lo juga. Udahlah Ndra, dari kemarin kan lo pusing mikirin gimana caranya buat ngasih tahu dia, lah sekarang malah elo makin galau."

"Gue putus anjing!!"

"Oh aja ya kan."

Bangsat, bangsat!! Gilang dan Yudhi memang tidak bisa menghiburnya sama sekali, padahal dia sedang benar-benar patah hati sekarang.

"Hibur gue kek!"

"Lah protes dianya. Ya udah sini, lo mau gue nyanyiin lagu apa?"

"Apa aja, terserah lo."

Yudhi mengambil alih gitar Vendra dan mulai memetik senarnya perlahan. Gilang berdehem lalu mengambil nada yang sesuai dengan petikan gitar Yudhi. Lagu galau sepertinya sangat cocok untuk Vendra saat ini.

"Jangan lagu galau juga! Gue makin galau yang ada."

"Banyak protes lo anjing!"

"Dengerin aja sih, lagian lo juga emang lagi galau."

Gilang mengangguk menyetujui ucapan Yudhi. Dasar manusia galau, sudah dinyanyiin juga masih banyak protes.

Lebih baik kita usai disini
Sebelum cerita indah tergantikan pahitnya sakit hati
Bukannya aku mudah menyerah
Tapi bijaksana
Mengerti kapan harus berhenti
Ku kan menunggu tapi tak selamanya.

Lagu berjudul "Usai Disini" yang dipopulerkan oleh Raisa, dinyanyikan oleh Gilang sebagai penghibur hati sang sahabat. Walaupun Gilang tidak yakin kalau lagu itu akan benar-benar menghibur Vendra, namun dia berharap pemuda itu dapat sedikit terhibur.

"Lagunya relate sama lo, Ndra. Emang Raisa paling the best kalau soal lagu galau!" Puji Yudhi.

Namun bukannya terhibur, Vendra malah semakin menekuk wajahnya. Dia semakin galau setelah Gilang dan Yudhi menyanyikan lagu itu, apalagi dibagian reff-nya.

Adolescence [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang