Bab 20

11 2 0
                                    

Hendry berlari ke rumah Vendra, bertanya apakah Erlin bersama dirinya sejak pulang sekolah, tapi jawaban yang sama Vendra berikan pada Hendry.

"Dia gak sama gue bang pulangnya, tadi dia bilang mau pergi bareng Aretha sama Rachel."

"Tapi mereka berdua gak ada di sana. Lo yakin dia sama Aretha dan Rachel?"

"Yakin bang. Soalnya mereka bertiga perginya pakai mobil Aretha tadi."

Well, Hendry memilih menelpon Aretha sekarang. Dia berharap Erlin ada di rumah Aretha sekarang.

"Gak ada kak. Tadi gue duluan balik soalnya disuruh balik sama mami."

"Berarti Erlin sama Rachel?"

"Mungkin di rumah Rachel kak."

Hendry mematikan panggilan tersebut secara sepihak, lalu meminta Vendra menelpon Rachel. Tapi jawaban yang sama seperti Aretha juga diberikan oleh Rachel. Erlin tidak berada di rumah mereka, dan ponsel gadis itu masih belum aktif sama sekali.

"Bentar bang, gue coba tanya Gilang atau Yudhi dulu siapa tahu mereka tahu dimana Erlin."

Namun bukan jawaban yang Vendra inginkan yang ia dapat, Gilang dan Yudhi malah menyarankan untuk bertanya pada Daiva, mengingat persahabatan Erlin dan Daiva yang terjalin sudah lama maka ada kemungkinan gadis itu berada di rumah Daiva.

Jawaban mereka semua sama, tidak ada yang tahu dimana Erlin saat ini. Daiva bahkan sudah tiba di rumah Vendra beberapa menit setelah Vendra bertanya pasal Erlin padanya.

"Ini serius gak ada yang tahu sama sekali Erlin dimana?" Semuanya menggeleng.

Vendra dan Hendry menjadi orang yang paling bertanggung jawab saat ini, kedua orang itu bolak-balik sejak tadi persis setrikaan.

"Kita cari Erlin sekarang!" Putus Hendry. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 8 malam dan belum ada tanda-tanda Erlin pulang.

Hendry bersama Aretha, Daiva bersama Rachel, Yudhi bersama Gilang, dan Vendra, mereka pergi mencari Erlin di tempat-tempat yang kemungkinan dikunjungi oleh Erlin.

Sudah beberapa tempat tapi masih belum ditemukan tanda-tanda keberadaan Erlin disana, bahkan tidak sama sekali. Hal itu membuat Hendry mengerang kesal sambil menjambaki rambutnya.

"Tadi kalian kemana aja sih?!" Tanyanya sebal pada Aretha dan juga Rachel.

Yang lain juga berbalik menatap keduanya, sejak tadi mereka berdua belum mengatakan apa-apa.

"Kita ngikutin Ryuna, kak." Cicit Aretha.

"Buat apa?" Kali ini Vendra dan Daiva yang membuka suara. Mereka berdua sama sekali tidak tahu-menahu soal ini, karena tadi saja Rachel dan Erlin hanya mengatakan akan jalan-jalan bersama Aretha.

"Erlin curiga Ryuna yang ngelakuin teror itu, jadi kita ikutin dia." Jelas Rachel.

Hendry menghela napas kasar. Inilah yang sangat dia tidak sukai dari sifat adiknya, suka ikut campur. Ada kalanya Hendry memarahi Erlin karena terlalu ikut campur, dan sekarang inilah yang terjadi.

"Kalian tahu dimana rumah Ryuna?"

Aretha mengangkat tangannya dan mengatakan, "gue tahu kak."

"Anterin kita ke sana. Sekarang!" Ucap Hendry penuh penekanan.

🦌🦌🦌

"Erlin.. Erlin.. lo memang suka banget ikut campur urusan orang. Tapi sayangnya dugaan lo gak sepenuhnya benar kali ini."

Erlin menatap nyalang sosok yang ada di hadapannya saat ini. Rasanya dia ingin menjambak rambut Ryuna sekuat yang ia bisa.

"Lo mau tahu rahasia gak? Rahasia yang bakal bikin lo kaget bukan main."

Adolescence [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang