Bab 14

11 3 0
                                    

Aretha merasa menjadi obat nyamuk diantara Vendra dan juga Erlin saat ini, tidak di sekolah di rumah juga sama saja.

Ia terus menyuapkan keripik singkong ke dalam mulutnya sambil melihat dua orang yang bermesraaan dihadapannya. Sebenarnya tidak mesra karena sejak tadi mereka berdua hanya duduk sambil bercerita, namun bedanya tatapan Vendra pada Erlin mengisyaratkan bahwa dia sangat menyayangi Erlin.

Sejak Erlin bercerita tadi, Vendra terus mendengarkan sambil menatap matanya. Dia akan tersenyum dan tertawa jika cerita itu lucu atau ketika Erlin melakukan tingkah yang menggemaskan -- kalau begini jiwa jomblo Aretha jadi meronta-ronta, mau punya doi tapi gak berani bilang ke mas crush.

"Ekhem permisi! Gue disini sebagai apa ya pak bu?"

Vendra dan Erlin terkekeh, mereka berdua terlalu asik dengan dunia mereka sampai lupa kalau ada Aretha diantara mereka.

Pada akhirnya mereka bertiga bercerita bersama, apa saja dari Aretha yang membongkar aib Erlin sampai Vendra yang digoda oleh Aretha karena lama menaruh perasaan pada Erlin.

🦌🦌🦌

"Kenapa kamu gak jujur sama aku?"

Rachel mengalihkan pandangannya dari Daiva, sudah sejam yang lalu Daiva terus menanyakan hal yang sama kepadanya dan itu membuat Rachel kesal.

"Rachel!"

"Aku gak mau bicara apa-apa sama kamu, Dav, lebih baik kamu pulang."

Daiva tidak mengerti dengan gadis dihadapannya ini, dalam 2 minggu ini Rachel memang berbeda sejak kejadian dimana Erlin melabraknya di kelas. Inilah yang membuat kecurigaan Daiva pada Erlin semakin kuat -- tidak peduli jika gadis itu adalah sahabatnya dahulu.

"Oke kalau itu mau kamu, aku pulang sekarang."

Rachel diam, dia tidak peduli jika Daiva pulang. Dia ingin sendiri saat ini, ingin menenangkan pikirannya dan tidak ingin memikirkan apapun selain mencari tahu siapa pengirim teror itu.

Setelah memastikan Daiva pulang benar-benar, Rachel mengambil sling bag-nya lalu memesan ojek online menuju rumah Erlin. Dia sudah janjian dengan Aretha tadi, dan Aretha mengatakan dia sedang berada di rumah Erlin.

🦌

Erlin hanya diam saat melihat Rachel datang ke rumahnya, dia tidak tahu harus merespon seperti apa -- tapi otaknya memerintahkan dirinya untuk tidak beranjak dari sana.

Vendra juga menahan Erlin agar tidak pergi saat melihat kehadiran Rachel, pemuda itu tahu kalau ada sesuatu yang harus mereka bicarakan sehingga Vendra memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dan bergabung bersama Hendry juga teman-temannya.

"Sepertinya ada yang harus kalian bicarakan bertiga, jadi aku masuk ya."

Erlin mengangguk mengiyakan. Aretha kemudian membukakan pintu pagar untuk Rachel.

"Masuk Hel."

"Thank you, Ta."

Rachel melangkah pelan, dia menggenggam erat tali tasnya dan berusaha untuk tetap tenang -- ini adalah kali pertamanya berbicara lagi dengan Erlin sejak kejadian waktu itu.

"Gue mau bicara sesuatu sama lo, Lin."

Erlin tidak tahu apa yang hendak dibicarakan oleh Rachel, tapi dia merasa sepertinya itu sangat penting dan mungkin sedikit rahasia. Jadi Erlin membawa Aretha serta Rachel ke dalam kamarnya.

Di dalam kamar Erlin, Rachel menjelaskan segalanya pada Erlin -- sama dengan penjelasannya pada Aretha dua hari yang lalu.

Jujur saja Erlin jadi semakin kesal pada Daiva saat ini, kok bisa dia menuduh Erlin padahal Erlin tidak melakukan apapun. Dia bahkan tidak pernah memiliki niatan untuk mengganggu Rachel.

Adolescence [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang