Bab 10

18 4 0
                                    

Mama Vendra benar-benar membeli rumah yang ditunjukkan oleh Vendra waktu itu. Beliau mendatangi pemiliknya secara langsung dan menego harga rumahnya.

Hari ini Vendra sibuk membantu mamanya menata barang-barang mereka ke dalam rumah, ternyata barang mereka cukup banyak juga.

Ia sangat lelah namun rasa lelah itu terbayar dengan melihat Erlin yang bermain ayunan di depan rumahnya -- pemandangan indah di sore hari.

"Deketin dong kalau emang suka."

Vendra mengelus dada, mamanya itu suka sekali mengagetkan dirinya sama seperti Gilang dan juga Yudhi. Ah, berbicara mengenai dua orang itu mereka sedang pergi ke minimarket sebentar, kalau mereka ada pasti Vendra sudah diganggu juga oleh keduanya.

"Nanti deh ma, pelan-pelan."

"Kan udah tetanggaan bang, udah bisa modus pelan-pelan tuh biar dekat. Nanti mama bantu deh."

"Gimana kalau aku usaha sendiri dulu ma?"

"Boleh."

Vendra mengulum senyum, baiklah dia akan mulai mendekati Erlin dari sekarang.

"Woi bocil temani gue ke rumah tante Yona dong."

"Ngapain?"

"Cari cuan. Disuruh bunda buat pesan kue lah!"

Vendra mendengar pembicaraan dua bersaudara itu, dia merasa gemas dengan interaksi Hendry dan juga Erlin. Mereka lebih seperti teman daripada saudara, apalagi cara Hendry memanggil adiknya.

"Bang, bantuin mama pindahin ini dong ke dalam."

Vendra melanjutkan mengangkat barang ke dalam rumah, dia harus bergegas agar cepat selesai dan malam nanti setidaknya dia sudah bisa kembali menatap bintangnya.

🦌

Keluarga Danapati sepertinya memang sangat ramai setiap hari, terhitung ini sudah hari ke 4 sejak kepindahan Vendra dilingkungan tersebut dan sejak hari itu Vendra selalu mendengar keributan kecil yang diciptakan oleh Hendry dan juga Erlin.

Seperti hari ini misalnya, dihari liburnya yang biasa tenang dan damai kali ini Vendra merasakan hal yang berbeda. Tetangga di samping kiri dan kanannya memang sangat tenang, namun tetangga yang berada tepat di depan rumahnya ini sangat tidak tenang.

Kedua anak mereka bahkan sudah berdebat sejak 10 menit yang lalu hanya karena perkara televisi. Erlin yang ingin menonton drama Korea dan Hendry yang ingin menonton kartun Spongebob.

Suara mereka bahkan bisa Vendra dengar sampai ke kamarnya, luar biasa bukan?

"Lo kan bisa nonton di laptop!"

"Ya lo juga bisa nonton di hp lo!"

"Gue gak mau! Gue maunya nonton langsung di tv."

"Gue juga!"

Vendra yakin pasti bunda mereka sedang merasa sangat pusing saat ini karena mendengar kedua anaknya yang memperebutkan hal kecil, yaitu remote televisi.

Mama menghampiri Vendra sambil tersenyum, rupanya anak sulungnya itu sedang menonton drama sepasang saudara di depan rumah mereka.

"Kayaknya asik ya bang nontonin drama live?" Kekeh mama diakhir.

"Lucu sih ma liat mereka berantem kayak gitu, apalagi cuma karena remote tv doang."

Adolescence [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang