13. Blind Spot (Part 1)

517 39 0
                                    

- Author's POV -

Rosé tiba di salah satu restoran traditional korea, pelayan langsung menghampiri Rosé. "Mari saya antar, nona" Katanya kemudian menunjukan jalan.

Pelayan itu nembawa Rosé ke salah satu ruangan private di restoran itu. "Silahkan, nona" Kata pelayan itu membukakan pintu.

Didalam sudah ada Jennie dan Jisoo yang sedang duduk, Rosé pun masuk dan pintu kembali ditutup. Jennie menengok, "Dia tidak merengek ikut, kan?"

Rosé menggeleng dan duduk di sebelah Jisoo, berseberangan dengan Jennie. "Dia bahkan tidak bertanya aku mau kemana" Kata Rosé.

Setelah mendapatkan informasi tentang keadaan Lisa yang sebenarnya dari Minnie kemarin, ketiga gadis itu merasa harus mengambil sikap yang tepat agar situasinya tidak menjadi buruk.

Pagi tadi saat Lisa pergi dengan Hanbin, mereka akhirnya memutuskan akan pergi diam-diam untuk membicarakan hal itu tanpa diketahui oleh Lisa.

Jennie pergi lebih dulu agar tidak terlihat mencurigakan. Lalu Jisoo pergi dengan terburu-buru agar Lisa tidak sempat bertanya terlalu banyak. Sementara Rosé, sebenarnya hampir tidak bisa mengelak Lisa, untungnya ada Hanbin yang bisa dijadikannya sebagai tameng untuk mendapat izin dari Lisa.

"Jadi kita harus bagaimana eonnie?" Tanya Rosé, dia meminum teh yang sudah dipesankan untuknya.

"Aku tidak ingin dia lari lagi" Kata Jennie tegas.

"Aku setuju, tapi sebaiknya kita tetap memperhatikan keadaannya" Timpal Jisoo.

Rosé terdiam ragu, "Maksud kalian, mau mencoba membuat dia mengingat kembali ingatannya?" Tanya Rosé.

Jennie mengangguk, "Aku rasa itu perlu, saat mendengar dari Minnie kemarin, aku rasa dia harus tau."

"Chaeng-ah, dia pergi dengan meninggalkan sesuatu yang sangat penting tanpa mengingatnya," Jisoo menyeruput teh nya, "Itu tidak adil untuk semuanya, kan?"

Rosé masih ragu, "Tapi bagaimana kalau dia kesakitan eonnie? Aku tidak mau melihatnya seperti dulu lagi.. Bagaimana kalau.. Dia membenci kita eonnie?" Rose menunduk lemas memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi.

"Aku juga tidak mau itu terjadi, makanya kita perlu memperhatikan keadaannya" Kata Jennie "Dan, aku juga ingin membayar segala kesalahan ku dimasa lalu" Lanjutnya.

"Akupun berfikir seperti itu" Balas Jisoo.

Rosé menatap kedua eonnienya bergantian, yang ditatap tersenyum lembut untuk menenangkan Rosé yang khawatir.

"Aku tidak mau kehilangan dia lagi" Kata Rosé, "Tapi jika dia hidup tanpa mengetahui kenyataannya, itu pasti sangat tidak adil untuknya, kan?" Kata Rosé, kedua eonnienya mengangguk.

"Jadi, kita akan mulai darimana?" Tanya Jisoo.

-----

- Rosé's POV -

Pembicaraan rahasia kami tidak berlangsung terlalu lama. Jisoo dan Jennie eonnie menyuruhku kembali lebih dulu. Dan seperti janjiku pada Lisa, aku akan pulang sebelum makan malam.

Jennie eonnie bilang dia akan pulang satu jam lagi, sekaligus akan membelikan makan malam untuk kami nanti.

Sedangkan Jisoo, dia akan pergi menemui Minnie lagi untuk membicarakan beberapa hal. Karena diantara kami ber tiga dia yang paling tenang saat bertemu Minnie, jadi dia yang menemuinya agar tidak terjadi keributan.

Sepanjang jalan banyak hal yang terlintas dibenakku, aku hampir kehilangan fokus menyetir. Aku berhenti sejenak didepan kedai hotteok, memakai maskerku dan keluar membeli beberapa untuk dibawa pulang. Bukan karena aku sangat ingin makan itu, hanya untuk sejenak menghirup udara segar saja, didalam mobil rasanya sesak.

Usai membayar jajananku, aku kembali melanjutkan perjalanan. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di parkiran apartment Lisa, kemudian memberitahu Jennie dan Jisoo eonnie bahwa aku sudah sampai agar mereka bisa menyesuaikan waktu.

Aku keluar dari mobil dengan ponsel dan jajanan ditangan, sementara kunci mobil aku masukan kedalam saku mantel panjang yang kupakai.

Lift sudah berhenti di lantai 17, waktunya keluar.

Baru berjalan satu langkah keluar lift, mataku menbulat melihat apa yang terjadi, "Yaaaaaak! Apa yang kau lakukan??!"

----- TBC -----

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang