-Author's POV-
Brak!
Jeon Jungkook, seorang pria berwajah imut namun bertubuh kekar, melemparkan remot control yang sejak tadi digenggamnya tepat beberapa detik setelah ia membaca headline breaking news yang muncul tiba-tiba itu.
Tindakannya itu membuat layar smart TV super besar miliknya mengalami keretakan. Tak hanya itu, perbuatanya juga membuat ketakutan bocah laki-laki yang sedang sarapan sambil bermain lego tak jauh dari sofa yang didudukinya.
"A..ppa..." kata bocah bernama Rawoon itu memanggil Jungkook takut dengan matanya yang memerah karena menahan tangis, tubuh kecil itu gemetaran.
Jungkook yang sedang menangispun langsung tersadar, ia mengangkat kepalanya saat mendengar panggilan dari sang anak. Ia mendapati anaknya, Jeon Rawoon, sudah tidak dapat menahan air matanya, bahkan menangis dengan sangat keras.
Jungkook segera menghampiri dan memeluk bocah itu untuk menenangkannya. "Rawoon-ah.. Appa mianhae.." katanya sambil mengusap-usap punggung Rawoon dan mengecup pucuk kepalanya. Ia merasa bersalah karena membuat anaknya ketakutan akibat ulahnya.
Dia sangat merasa bersalah pada anaknya, namun bagaimanapun dirinya juga mengalami syok begitu melihat berita yang selama ini ia takuti muncul didepan matanya. Perasaan kesal, kecewa, sedih, marah, semuanya bercampur dan membuatnya melakukan tindakan impulsif yang merugikan diri dan lingkungan sekitarnya.
"Ssssh... Uljima Rawoon-ah.. Mianhae.. Appa mianhae... Nae agi.."
-----
-Lisa's POV-
"Kau sudah bangun?"
Aku menengok ke belakang, sepertinya Fred kesulitan tidur, atau mungkin dia terbangun ditengah malam sepertiku. Sambil tersenyum aku menganggukkan kepala.
"Kau bangun lebih awal?" tanyaku.
Dia menggeleng "Aku memang selalu bangun pagi" Fred menghampiriku, "Mau jalan-jalan ke sekitar pantai?" ajaknya. Lagi, aku memberikan anggukan.
Setelah bermain tadi, karena sudah terlalu larut dan villa yang aku sewa-untuk kami ber empat-cukup jauh, akhirnya Frederic mengajak kami semua untuk menginap bersama di salah satu villa megah milik keluarganya di pulau ini. Dan tentunya villa besar ini cukup untuk masing-masing dari kami mendapatkan fasilitas ruangan terpisah, jadi tanpa ragu kami berempat setuju untuk menginap disini semalam.
Aku dan Fred berjalan di pinggir pantai pribadi yang mengelilingi villa, "Kapan rencananya kau kembali ke Paris?" Tanyanya membuka obrolan.
"Kalau sesuai dengan rencana, kemungkinan 2 bulan lagi, tapi... entahlah..." Jawabku.
Fred menghentikan langkahnya, sepertinya dia mengamati ekspresiku, "Let's just sit here and watch the sunrise" katanya, kamipun duduk dipinggiran pantai menunggu matahari terbit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
FanfictionLisa, lalisa manobal. mantan member grup idol besar Blackpink. Ketiadaannya memberikan penyesalan dan kekosongan. Kehadirannya merupakan kebahagiaan dan pelengkap yang sangat dibutuhkan. Tapi.. . . Halo, ini author tetew~ 🐒 FYI, ini bukan ff one-sh...