05. Lost and Found (Part 1)

838 50 0
                                    

- Author's POV -

Sesampainya di restoran, mereka segera memesan makanan dan menyantap makanan masing-masing.

Selesai sarapan ke empat perempuan cantik itu bercanda serta mengambil beberapa foto kebersamaan mereka. Seperti biasa, Lisa selalu membawa kameranya kalau-kalau ada momen yang dia anggap perlu diabadikan.

---

Lisa yang baru kembali dari toilet restoran, tiba-tiba melihat anak laki-laki imut di taman kecil yang ada ditengah-tengah restoran itu. Sepertinya anak itu sedang mengejar kupu-kupu. 

Karena gemas dan ingin menyimpan gambaran momen imut itu, Lisa segera berjalan mendekat dan memotretnya. Tanpa sadar dia mengaktifkan lampu blitz dikameranya yang membuat anak itu oleng karena kaget dengan cahaya yang memantul tiba-tiba.

Untungnya Lisa sigap menangkap anak itu. Ya, anak itu memang tidak jatuh, tapi sayangnya dia terkejut dan menangis yang membuat seorang pria menghampiri mereka.

"Yak! Apa yang kau lakukan pada anak kecil?!" Tanya pria itu sedikit membentak. Karena pria itu datang dari arah belakang, Lisa yang membelakanginya segera berbalik.

"Aku tidak melakukan apapun." kata Lisa santai. Pria di depannya terkejut melihat wajah Lisa.

"Lagi-lagi orang melihatku seperti hantu" Lisa bergumam sendiri.

"Ne?" Kata pria itu memastikan.

"Ah, anni, anakmu tidak apa-apa, dia hanya kaget." Jawab Lisa sambil memberikan anak laki-laki itu kepada pria tadi.

"Lisa! Aku mencarimu daritadi!" Seru Jennie menghampiri Lisa.

"Jennie?" Tanya pria itu.

Jennie terlihat kaget, "ah, Yoongi sunbaenim! Apa kabar? He he he" Tanya Jennie sambil tertawa kikuk.

Pria galak yang dipanggil Yoongi tadi terlihat bingung "Sunbaenim?"

"Iya! Ahahaha, ah oh iya Lisa, apa kau ingat min Yoongi? Ituu Suga from BTS" Tanya Jennie kepada Lisa. Entah kenapa, Lisa merasa tidak asing, namun dia juga tidak yakin.

"Aaah BTS, ya, dulu saat Blackpink masih aktif sepertinya kita pernah beberapa kali bertemu?" Kata Lisa, tapi pria itu terlihat semakin bingung dimata Lisa.

"Lisa? Kau..." Pria itu mencoba bertanya sesuatu tapi Jennie menarik lengan Lisa buru-buru menjauh.

"Maaf sunbaenim, kami ada urusan yang sangat penting sekarang, bye!" Jennie dan Lisa berjalan cepat kearah pintu keluar.

Min Yoongi berusaha mencerna apa yang terjadi, sampai beberapa waktu kemudian seseorang menepuknya.

"Hyung, wae? Tadi sepertinya ada suara ribut-ribut disini jadi aku datang." Kata pria yang menepuk pundak Yoongi.

"Appaaaa~ tadi atu telkejuuut~ hiks" Anak kecil itu terisak sesekali sambil mengadu dan berpindah kegendongan appa nya.

"Hmm? Memangnya apa yang terjadi?" Tanya pria yang dipanggil appa itu dengan lembut.

Yoongi berdeham, sedikit tidak yakin dengan apa yang akan dikatakannya, "Jungkook-ah... tadi.. ada Lisa" Katanya pelan sambil menunjuk pintu keluar.

Pria yang sedang menggendong anak kecil itu mematung, beberapa detik kemudian, dia berlari kearah pintu keluar, mencari-cari sosok yang sudah lama tidak bisa dia temukan.

Dan kali inipun dia tidak menemukannya.

-----

"Aku tidak bohong, itu benar-benar dia!" Sambil memasang seatbelt Yoongi masih terus mencoba meyakinkan Jungkook.

"Sudahlah hyung, dia tidak mungkin Lisa. Wanita itu, entah ada dimana dia sekarang. Aku sudah mencarinya kemana-mana, mana mungkin dia disini." Kata Jungkook lemas. Dia mengusap-usap punggung anak kecil yang sedang tertidur-setelah menangis-dipangkuannya.

"Dia bersama Jennie tadi! Tanya saja pada Rawoon!" Kata Yoongi gemas sembari menyalakan mesin mobilnya.

"Kau mau aku menanyakan anak kecil?! Dia bahkan tidak kenal mereka!" Jungkook jadi kesal mendengar ocehan Yoongi yang seolah meledek keadaannya. Dia membuang muka dan menatap keluar jendela.

"Aku akan buktikan padamu, Kook, percayalah." Kata Yoongi serius, mulai menyetir.

Jungkook hanya diam, malas menanggapi hyungnya itu. Pikiran dan hatinya kacau, hanya dengan mendengar satu nama, semua tembok pertahanan yang dia buat selama lebih dari 2 tahun ini runtuh.

Sedikit banyak dia sadar, kalau dirinya sangat merindukan sosok itu.. Eomma nya Jeon Rawoon.

-----

- Lisa's POV -

Kami sudah tiba dari beberapa jam lalu dari restoran tempat kami sarapan, tapi kenapa mereka bertiga masih disini?

"Eonnie, kalian tidak pulang?" Tanya ku.

"Hmm? Kami akan disini selama kau di Seoul." Kata Jisoo eonnie.

"What? Really?" Tanyaku mengkonfirmasi.

"Yes" jawab mereka bertiga serentak.

Sepertinya mereka benar-benar serius, baguslah, jadi ada yang bisa menemaniku selama aku disini, selain Minnie. 

Aku bergegas masuk kamar, membongkar koperku dan merapikan isinya. Setelah semua beres, aku bersiap mandi, rasanya seluruh tubuhku lengket.

Selesai mandi aku lihat para eonnie sedang menonton tv, aku menuju dapur untuk mengambil minum. Ugh, ternyata benar-benar tidak ada apapun bahkan air putih.

"Eonnie, aku mau ke suppermarket bawah, ada yang mau dititip?" Tanyaku sambil memasang sepatu dan jaket. Tidak ada jawaban, sepertinya tidak ada. Aku langsung beranjak pergi.

Kurang dari 10 menit aku sudah tiba di suppermarket, karena jaraknya sangat dekat.

Drrrrt drrrt drrrt

Telpon dari Jisoo eonnie. "Yeoboseo? Wae eonnie??"

"Lisa kau dimana??? Kenapa pergi tidak bilang hah??" Jisoo eonnie terdengar marah.

"Tadi aku sudah bertanya ke kalian, apakah kalian mau ikut atau mau menitip sesuatu karena aku mau ke supermarket eonnie" Jelasku.

"Kenapa kau tidak pastikan kami dengar atau tidak? Hmm?" Suaranya lebih lembut kali ini.

"Ne.. ne.. aku yang salah karena tidak konfirmasi ulang." Jawabku malas.

"Kau di supermarket mana?"

Astaga pertanyaannya itu bikin kesal saja... "Supermarket di bawah" kataku.

"Tunggu di depan ya, jangan kemana-mana, aku kesana sekarang" kata Jisoo menutup telpon.

Sebenarnya posisiku sudah di dalam supermarket, dia memintaku menunggu di depan? Yang benar saja.
Sudahlah, nanti juga dia pasti akan menelpon lagi, pikir ku.

Sambil mendorong trolly aku menuju kebagian susu, tujuan utama ku adalah membeli susu coklat! Hahaha.

Aku mengambil beberapa pax untuk stock. Mengambil beberapa botol jus dan air mineral. Saat asik memilih, tiba-tiba seseorang menghampiri dan mengacak-ngacak rambutku. Reflek aku menengok kesal karena perbuatan tidak sopannya itu.

"Yak!" Kataku mengangkat tangan bersiap memukul siapapun yang sudah bersikap kurang ajar, tapi wajah yang tersenyum bodoh itu membuat tersadar dan menghentikan niatku.

"... Oppa?"

------ TBC -----

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang