Warning ⚠️
Story contains violent concent not suitable for all readers.-Author's POV-
"Oppa palli! Kita harus pergi!"
Hanbin yang panik-karena melihat Lisa berbicara sambil ketakutan-segera bangkit, diq mengeluarkan beberapa lembar uang kertas pecahan besar lalu meletakkannya diatas meja.
Mereka berlari menuju mobil Hanbin yang terparkir tak jauh dari restoran tempat mereka makan tadi. Segera setelah kunci pintu mobil dibuka keduanya bergegas masuk tepat saat pria yang mengejar mereka tiba.
"OPPA PALLIIIII" Teriak Lisa semakin panik.
Pria itu menggedor-gedor kaca dipintu pengemudi, untungnya Hanbin sudah menguncinya, dia menyalakan mesin mobil dengan terburu-buru dan menginjakan gas, sedikit membanting stir ke kanan untuk menyingkirkan 'lalat' yang sedari tadi berisik karena mencoba membuka pintu mobilnya yang terkunci.
Mobil Hanbin pun berjalan menjauh dari orang yang mengejar mereka. Pria yang sedang menyetir itu sesekali melirik kearah perempuan-yang juga sesekali menengok kebelakang-disebelahnya.
Setelah berkendara 15 menit dengan kecepatan penuh dan merasa yakin sudah tidak ada yang mengikuti mereka lagi, Hanbin menurunkan kecepatan mobil yang dikendarainya.
"Sepertinya dia sudah tidak bisa menyusul kita" Kata Hanbin sambil melirik Lisa sekilas. Perempuan itu mengangguk, ia tak lagi sepanik tadi, namun muka cemas masih sangat jelas terlihat diwajahnya yang menyerupai boneka itu.
"Siapa orang itu? Kenapa dia mengejar kita?" Tanya Hanbin, sejujurnya dia penasaran alasan kenapa mereka harus kabur dari orang itu.
Lisa menggeleng, "Aku tidak benar-benar mengenalnya, tapi aku mengingatnya. Saat tadi aku menyadari ada yang terus menerus menatap kearahku aku reflek melihat kearahnya, tatapan mata itu langsung membuatku yakin dia orang yang pernah menguntitku saat aku masih aktif menjadi idol. Begitu aku melihat mata menyeramkannya aku langsung yakin kalau ia orang yang sama yang pernah mencoba mengejar kami dulu" Katanya menjelaskan panjang lebar.
"Kami?" Hanbin bertanya memastikan.
"Ya" Jawab Lisa singkat.
"Aku pikir YG cukup perduli dengan keamanan Blackpink" Ucap Hanbin tidak habis pikir.
"Tidak, bukan member Blackpink, hanya aku dan.." Kata Lisa terputus.
"Kau dan?" Tanya Hanbin lagi.
"Aku dan.." Lisa terdiam. Aku dan siapa, ya? Batinnya. Dirinya amat sangat yakin kejadian dimasa lalu itu benar-benar terjadi, namun kenapa dia tidak bisa mengingat siapa orang lain yang berlari bersamanya saat itu?
Masih terdiam, Lisa sibuk dengan pikirannya sendiri. Saat itu dia memang berdua dengan orang lain, dia yakin itu bukan salah satu dari member Blackpink, bukan juga member Ikon, Winner ataupun Bigbang. Dirinya merasa berani bertaruh kalau dimasa lalu ia tidak sendirian. Yang pasti, dia bersama seorang pria dan bukannya perempuan. Lisa menundukkan kepalanya, mencoba mengingat-ingat dengan siapa ia berlari saat dikejar waktu itu.
"Kau dan siapa?" Suara Hanbin yang mengulang pertanyaannya, mengembalikan fokus Lisa yang sempat berlalu-lalang kemana-mana.
"Ah, oh.. Emm.. Itu sepertinya aku salah, aku sendiri saat itu, iya, aku sendiri" Jawab Lisa berbohong.
"Astaga itu berbahaya sekali, lain kali............."
Lisa tidak memperhatikan apa yang Hanbin katakan padahal laki-laki itu terus menerus mengoceh menceramahinya agar lebih hati-hati dan tidak bepergian sendirian. Bukannya tidak mau mendengar atau bertindak tidak sopan, tapi ia sudah tenggelam dengan berbagai pikiran-pikirannya, sibuk mengulik ingatan masa lalu dalam otaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
FanfictionLisa, lalisa manobal. mantan member grup idol besar Blackpink. Ketiadaannya memberikan penyesalan dan kekosongan. Kehadirannya merupakan kebahagiaan dan pelengkap yang sangat dibutuhkan. Tapi.. . . Halo, ini author tetew~ 🐒 FYI, ini bukan ff one-sh...