Dunia sedang tak baik-baik saja. Terlalu banyak nyawa yang hilang di tahun ini. Terlalu banyak kesedihan dan kekecewaan yang dirasakan. Dan tidak ada yang tahu kapan akhir dari luka ini.
•••
My Knight • Kak Arrio
Terlihat belakangan ini| morning princess
| kakak kerja dulu ya, kamu jangan lupa mandi, sarapan, n semangat belajarny okay?
| kalau ada apa² cerita ke kakak
| oh iya, mungkin untuk beberapa minggu ini kakak bakal jarang ngehubungin kamu. Di Jayapura jaringan internetnya terputus untuk beberapa waktu ini. Cari aja infonya di google
| jgn genit klo di sekolah, nnti kakak cemburu
| fighting for this day, baby❤Selalu saja. Setiap pagi akan ada di antara Arrio maupun Lynn yang memberikan pesan sapaan seakan sudah menjadi kebiasaan tetap Mereka berdua. Dan jika tidak ada, maka Lynn akan merasakan sesuatu yang hilang. Entahlah, mungkin karena sudah menjadi hal yang wajib untuk dilakukan.
| Asyiap captain
| Semangat iyy
| Jgn lupain sholat n makan klo lg kerja, ntar drop lagiSetelah mengirim pesan balasan, gadis itu meletakkan ponselnya di atas nakas dan beranjak dari kasur menuju lemari pakaian untuk mengambil seragam sekolahnya. Hari ini adalah hari dimana Lynn akan belajar di kelas. Alias bukan daring lagi. Untungnya, gadis itu sudah menyiapkan segala peralatan sekolah sedari malam tadi.
Tak butuh waktu dua puluh menit untuknya membersihkan diri di dalam kamar mandi. Dengan memakai seragam sekolah untuk hari Kamis seperti biasanya saat belajar di sekolah. Ia pun menata sedikit seragamnya di kaca sembari bersenandung pelan, mengikuti alunan lagu Turbulence - Ateez yang menjadi lagu di pagi hari ini. Lagi dan lagi, tak ada orang di dalam rumah selain dirinya.
Entah mengapa, semenjak beranjak SMA orangtua beserta adiknya sering meninggalkannya di rumah dengan dalih ada pekerjaan di luar kota dan menjadi kesempatan agar anak perempuan pertama Mereka menjadi mandiri. Yah, tak ada rasa sedih sama sekali. Malah terkesan biasa saja.
Dirinya bebas.
Kaki jenjang Lynn melangkah menuju ruang keluarga. Ia menyalakan Televisi yang menayangkan berita yang seakan sudah menjadi topik utama dan wajib untuk diberitakan pada dunia setiap saat.
Virus Corona, sebuah virus yang berhasil menggemparkan dunia. Banyak nyawa yang melayang karena penyakit yang bahkan belum memiliki obat untuk disembuhkan. Tangis pilu seakan sudah menjadi hal lumrah untuk setahun lebih ini. Bahkan hampir dua tahun semua orang menjalani Pandemi yang amat ketat yang dilakukan oleh pemerintah dari seluruh dunia. Perasaan takut dan waspada selalu menghantui setiap orang.
Lynn menghembuskan napas berat kesekian kali. Sembari mendengarkan berita yang selalu mengiris sesuatu di dalam diri, Dia berusaha untuk tetap fokus memasak makanan sebagai sarapan hari ini. Tak ada yang spesial. Lagipula, Lynn bukanlah perempuan yang bisa memasak segala hal. Tapi setidaknya itu lebih baik daripada tidak bisa sama sekali, bukan?
Tin tin tin
Lynn tersentak kaget saat mendengar suara mobil di sekitaran rumahnya. Ia menghela napas. Ya, untuk apa Dia terlalu berharap bisa melakukan hal sesukanya?
"Yang bener aja, ngapain sih Ayah nyuruh supir buat nganter? Lagian sekolah sama rumah deket, tinggal jalan kaki sama nyebrang padahal." Ia mendengus pelan. Sayangnya Dia hanya bisa mengomel tanpa bisa menolak.
Setidaknya, semoga saja hari ini menjadi hari yang baik tanpa ada masalah yang berarti.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual World : Six Month [ END ]
Teen Fiction••• "Kenapa Abang harus pergi? Key sendirian di sini, semua jahat!" - Keyra Estefania Mahatma "Kak, Lo bilang kalau Lo sayang Gue. Lo janji buat terus nemenin Gue. Tapi faktanya Lo bohong. Lo ninggalin Gue." - Zelda Lynnara Ocean "Aku cuma mau Kamu...