07. Arrio - Harapan

34 2 0
                                    

Seorang adik adalah sebuah anugerah untuk seorang kakak.

•••

Keyra mendesah kecewa saat lagi-lagi mendapat penolakan dari Erika dan Arhan untuk datang ke rapat wali murid tahunan di sekolah. Perempuan yang sekarang menginjak kelas delapan di Sekolah Menengah Pertama itu hanya bisa menggigit bibir, menahan segala keirian saat banyak orangtua atau salah satu keluarga dari pihak teman-temannya berdatangan dan merangkul Mereka. Mereka bisa tertawa dan berbincang dengan suasana hangat.

Abang Jelek
Online

| Bang, bisa dateng ke rapat wali murid di sekolah Key ga hari ini? Kata wali kelas Key itu wajib, kalau ngga nanti Key ga bisa ikut ujian semester 1
| Papa sama Mama ngga bisa dateng, sibuk katanya
| Tapi kalau ga bisa gapapa kok

| oke
| lain kli g ush ksh tau mereka apapun lg dek
| sm abang aj, paham?

| Iyaaa

Senyuman gadis itu mengembang. Semangatnya yang surut berubah menuncak seketika saat tahu kakak laki-lakinya akan datang dan menjadi walinya. Binar mata yang tadinya redup berubah cerah. "Semoga Abang beneran datang kali ini," ujarnya penuh harap. Bagaimanapun, Dia tahu kakaknya itu sangatlah sibuk. Tapi dari itu semua, Arrio tak pernah menolak apapun permintaan sang adik selagi lelaki itu sanggup melakukannya.

"Key, Kamu nggak bawa orangtua Kamu lagi, ya?" Seorang gadis yang memakai seragam sekolah yang sama dengannya muncul. Keyra memalingkan wajah, menatap pahatan yang selalu membuat iri para siswi di SMP Trisakti.  Rayya, namanya. Gadis itu menatap Keyra dengan pandangan simpati yang selalu berhasil membuat Keyra muak dibuatnya. "Siapa lagi kali ini? Selingkuhan Papa Kamu?"

Kedua tangan gadis itu mengerat dengan emosi yang berusaha Ia tahan. Sakit hati? Tentu saja. Walau hanya sebuah pertanyaan remeh bagi orang lain, tapi untuk Dirinya yang bukan merupakan anak yang lahir di dalam lingkup keluarga harmonis, itu sudah cukup melukai hatinya. Tapi lagi-lagi, Ia hanya bisa tersenyum menutupi segala sumpah serapah yang terus Ia lontarkan pada Rayya di hatinya.

"Iya nih, Aku nggak bawa Mereka lagi. Tapi tenang aja, Aku nggak bawa selingkuhan Papa Aku lagi kok."

Kening Rayya mengerut samar. "Siapa emangnya?" Tanyanya penasaran.

"Abang kandung Aku," jawabnya. Senyumannya terukir sampai matanya menyipit. Ia menekan kata kandung di kalimatnya sampai membuat raut wajah Rayya berubah kecut. "Kamu pasti belum tahu, kan?"

"O-oh, y-yaudah kalau gitu. Aku ke kelas duluan ya, Key. Jangan sampai telat."

"Hm."

•••

Arrio merapikan sedikit kerah kemejanya. Walau disebut anak nakal oleh orang-orang karena Dirinya memakai tato di bagian tubuhnya, Dia masih tahu aturan. Laki-laki itu hanya tak ingin membuat adik perempuannya kembali harus merasakan malu setelah apa yang telah Keyra lewati sendirian di lingkup sekolah. Ya, anggap saja Arrio tahu segalanya tentang apa yang terjadi pada gadis remaja itu.

Setelah siap, Ia keluar dari rumah kontrakannya dan mulai menyalakan sekaligus melajukan motor miliknya menjauhi pekarangan kontrakan yang sudah dihuninya selama beberapa tahun ini. Tempat dimana Ia memutuskan untuk menjauh dari komunitas yang selalu memikirkan kekayaan serta kasta yang bernama keluarga.

Terkadang, Arrio tak mengerti sekalipun Ia sudah beranjak dewasa. Apa arti keluarga sebenarnya. Orang berkata jika itu adalah sebuah tempat yang disebut rumah, penuh akan kehangatan dan kenyamanan tak berujung. Namun kenyataannya berbanding terbalik seperti apa yang dikatakan. Pondasi rumahnya hancur. Tak ada kebahagiaan yang menyertai. Mereka hanya memikirkan ambisi dan obsesi akan harta Mahatma.

Benar-benar sudah hancur dari dasar kedalaman.

Sosok panutan Arrio telah berpulang dengan meninggalkan harta melimpah yang merubah semua orang penuh akan rasa dengki dan iri. Ophelia yang lembut berubah keras pada menantu serta kedua cucunya. Arhan berselingkuh selama bertahun-tahun tanpa diketahui oleh semua orang dan kemudian begitu saja Dia menikah dengan Acasia tanpa seizin keluarga dan membiarkan wanita itu tinggal di rumah besar dengan keadaan mengandung anak pertama Mereka yang telah lahir.

Erika depresi. Cintanya dikhianati dengan sebegitu menyakitkan. Wanita malang itu dipaksa cerai oleh mertua dan suaminya sendiri dan menikahi sepupu Arhan, Stevanio Evans Dominic, dan kemudian menyandang nama belakang Dominic. Bukan lagi Mahatma. Dan dengan tak berperasaan, Ophelia memberi perintah agar Erika dan Dominic tetap tinggal di rumah besar Mahatma.

 Dan dengan tak berperasaan, Ophelia memberi perintah agar Erika dan Dominic tetap tinggal di rumah besar Mahatma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siksaan semakin berlanjut pada generasi berikutnya. Dimana Arrio dan Keyra yang menjadi pelampiasan segala kekecewaan yang tak bisa dijabarkan. Mereka yang tak bersalah seakan menjadi pelaku dari semua yang terjadi. Semua kesalahan serta kesedihan semua orang dilemparkan pada kedua anak yang bahkan belum tahu apa dunia itu sebenarnya. Keduanya dipaksa untuk dewasa menghadapi kenyataan.

Kenyataan jika pondasi rumah Mereka benar-benar telah hancur.

Saat ini hanya tersisa Mereka berdua. Saling menguatkan satu sama lain. Berusaha untuk tegar dan tak mudah untuk dikendalikan oleh segudang masalah yang terus berdatangan tanpa ingin membiarkan Mereka untuk beristirahat sejenak dari penat.

Dunia Arrio yang gelap berubah sedikit demi sedikit karena kehadiran sosok yang tak disengaja muncul di dalam hidupnya lewat dunia virtual. Sosok yang dikirim oleh Semesta untuk menyadarkan lelaki itu jika masih ada harapan di dunia ini. Seorang perempuan yang baginya membawa kehangatan serta apa yang dinamakan kasih sayang dan kepedulian. Sebuah harapan yang dipikir telah padam sepenuhnya, nyatanya masih terdapat percikan api yang semakin lama membesar.

Retina hitam gelapnya melihat sebuah papan besar yang menampilkan sebuah nama sekolah swasta yang ada di Jayapura, sebuah sekolah dimana adik perempuannya menuntut ilmu selama satu tahun lebih ini.

Suara motornya mengalihkan pandangan semua orang. Bisik-bisik para orang dewasa ataupun pekikan pelan para siswi dan bisikan kagum para siswa menjadi penyambutnya di SMP Trisakti yang dikenal merupakan sekolah elit.

"Abang!"

Arrio menoleh sesaat setelah melepaskan helm yang dipakainya. Ia terkekeh pelan saat Keyra berlari dan memeluknya erat dengan penuh semangat. Laki-laki itu pun mengelus surai rambut kecokelatan gadis remaja itu penuh sayang. "Ayo, nanti telat, " tuturnya dan diangguki oleh Keyra. Kedua kakak beradik itu berjalan beriringan melewati koridor yang telah ramai oleh para murid dan wali Mereka di luar kelas.

Rayya merasakan senggolan pelan dari Imelda. Ia menoleh dengan netra acuh, "Apa?" Tanyanya, nada bicaranya begitu malas.

"Lihat tuh, Ray," Imelda menuntun Rayya ke satu titik. "Aku nggak nyangka kalau Keyra bisa punya Abang seganteng Dia. Tahu gitu Aku mau banget jadiin Dia temen. Kan lumayan bisa cuci mata."

Ucapan gadis itu membuat sesuatu dalam diri Rayya begitu panas. Perempuan itu iri. Sangat. Tatapan gadis itu bahkan sudah tak bisa diartikan. "Keyra nggak pantes buat dapet Abang seganteng Dia," gumamnya dengan sepelan mungkin. Napasnya memburu karena kesal lalu memutuskan untuk pergi dari sana meninggalkan Imelda yang terlihat kebingungan saat Rayya meninggalkannya begitu saja.

"Ray, tungguin ih!"


Virtual World : Six Month [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang