Uang memang bukanlah segalanya. Namun, semua tetap butuh uang.
•••
"Sayang, Kamu lagi apa?"
Calvin menonton puterinya yang sibuk dengan bahan-bahan dapur. Gadis itu begitu lihai memotong bahan-bahan dapur dan meraciknya. Setelah itu menggoreng di dalam penggorengan yang berisi minyak panas. Pria yang sudah berumur 56 tahun itu hanya bisa menggeleng pelan, tersenyum, dan memaklumi apa yang terjadi saat ini.
Kanaya menoleh. Kedua matanya berbinar penuh semangat saat mendapati ayah kesayangannya berada di mini bar sembari meminum air putih dengan sebuah gelas. "Dad?! Sejak kapan Daddy di sini? Kok Naya nggak nyadar?" Pekiknya pelan.
Pria yang bahkan sudah berumur 60-an itu pun tertawa pelan melihat keantusiasan anak bungsunya yang terlihat tak pernah lelah untuk sekedar melakukan eksperimen di dapur rumah Mereka. Dia bahkan tak menyangka semenjak memiliki tunangan puterinya tak pernah menyerah untuk membuat makanan menarik dan menggiurkan.
"Kamu terlalu sibuk sama kegiatan Kamu, Dear." Tuturnya dengan lembut, netranya menatap penuh minat makanan yang sedang ada di dalam pemanggang. "Kali ini apa yang Kamu buat untuk tunangan tercintamu itu?"
Terkadang, Calvin tak mengerti. Mengapa anak bungsunya begitu menyukai laki-laki yang bahkan tak terlihat seperti laki-laki terpelajar kebanyakan. Malahan, tunangan dari anaknya itu lebih cocok disebut sebagai anak jalanan yang tidak terlihat seperti anak dari orang berada selain mempunyai sebuah motor yang harganya selangit dan mempunyai satu black card yang masih terlihat baru.
Sayangnya, pria itu hanya bisa menuruti segala permintaan puteri satu-satunya yang memang begitu Ia manjakan sejak dulu. Untungnya, calon menantunya itu merupakan anak dari keluarga berada, jadi setidaknya Ia tak terlalu khawatir lagi dengan masa depan anak kesayangannya itu.
"Eum, just a sandwich. Naya lagi nggak ada ide buat dikasih ke Arrio, Dad. Tapi, kalau buat Daddy, Mommy, and my big brothers, Naya udah buatin Ayam Panggang. Naya harap Kalian suka sama rasanya."
Naya tersenyum singkat. Kemudian, Ia kembali fokus memberi taburan sebagai hiasan makan malam keluarganya kali ini. Rasa puas menggerogoti hatinya karena merasa makanannya cukup berhasil membuat Calvin yang terlihat tergiur dengan aroma masakannya. Ditambah, kedua saudara laki-lakinya muncul dengan ekspresi sumringah saat Mereka dapat merasakan aroma makanan enak dari arah dapur.
"Waw, enak banget aromanya." Puji Edward seraya mendekat ke arah dimana adik perempuannya berada. Laki-laki berumur 24 tahun itu memeluk perut Kanaya erat. Kepalanya Ia letakkan di bahu gadis itu. "Kayaknya teknik memasak Kamu semakin baik, Lil Sist. Kakak nggak sabar buat nyobain masakan Kamu kayak biasa."
Kanaya terkekeh pelan. Ia sedikit menjauhkan kepalanya dari kakak keduanya yang dikenal begitu menyebalkan untuknya. "Seenak apapun masakan Naya, tetap masakan Mommy yang terbaik." Balasnya dengan tatapan penuh arti yang mengarah pada sosok wanita yang baru saja menuruni anak tangga dengan anggun.
Anetha mengangkat sebelah alisnya saat mendengar perkataan menyanjung dari mulut puterinya. Sebuah seringai tipis terukir. "Mau mencoba merendah untuk meroket, hm? Jelas masakan Mommy lebih enak karena Mommy sendiri yang mengajari anak perempuan Mommy ini memasak."
"Iya deh, Nyonya Rumah emang beda," celetuk Vandra dan disambut tawa renyah Calvin. Pria itu menepuk pundak putera pertamanya penuh arti. "Memang Dia Nyonya Rumahnya, Nak. Nyonya Rumah tergalak sedunia."
"How dare you!"
Calvin Vataranu Orizell dan Anetha Slavia, pasangan suami-istri yang menjadi pasangan dokter di sebuah rumah sakit yang dikelola oleh Pratama Group, alias merupakan rumah sakit milik teman SMP Anetha, Gilang Putra Pratama. Calvin memutuskan menjadi seorang dokter spesialis ortodonti, sedangkan Anetha menjadi dokter spesialis anak. Hidup Mereka pun tercukupi dengan sebuah rumah berlantai tiga dan sebuah klinik yang Mereka bangun tepat di sebelah rumah Mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual World : Six Month [ END ]
Roman pour Adolescents••• "Kenapa Abang harus pergi? Key sendirian di sini, semua jahat!" - Keyra Estefania Mahatma "Kak, Lo bilang kalau Lo sayang Gue. Lo janji buat terus nemenin Gue. Tapi faktanya Lo bohong. Lo ninggalin Gue." - Zelda Lynnara Ocean "Aku cuma mau Kamu...