Sahabat, seseorang yang mengulurkan tangan saat Kamu sedang terjatuh ke dalam dasar lubang tak berkesudahan.
•••
Lynn mengamati Ayunda yang sibuk mendandani adiknya yang sudah memakai atribut sekolah khas anak Sekolah Dasar di sebuah sekolah swasta di Kota Solok. Kemudian Ia memutuskan kembali fokus mengoles sedikit Baby Cream di wajahnya dan memoles bibir dengan sebuah Lip Gloss. Se-simple itu memang. Selain karena ibunya selalu melarang melakukan sesuatu macam-macam pada wajahnya, Ia begitu malas.
Ocehan Avva seakan sudah menjadi hal yang biasa setiap pagi. Tak heran Ia mendapat sebutan sebagai Burung Beo yang tidak pernah berhenti untuk berkicau dari para guru di sekolah serta semua anggota keluarga besar.
Ayunda melirik anak pertamanya yang sibuk memoles Baby Cream di wajahnya lalu berucap, "Sarapannya telur aja, ya. Mama nggak sempat masak."
"Hm."
"Yang rada cepet makannya, nanti telat. Hari ini upacara, kan? Jangan lupa bawa topi," peringat Ayunda dan hanya didehemkan oleh puteri sulungnya.
Tanpa memprotes gadis itu memakan masakan yang hampir setiap hari ibunya masak untuk sarapan saat wanita itu malas atau tidak punya waktu. Nasi dengan telur mata sapi yang selalu membuatnya bosan setengah mati.
Kurang bersyukur? Mungkin bisa dibilang begitu. Tapi percayalah, jika Kalian memakan menu yang sama setiap pagi pasti akan bosan. Selayaknya Kalian mempelajari sebuah materi yang terus-terusan dijelaskan berulang kali oleh guru atau dosen, pasti Kalian akan jenuh dan menuntut diri untuk mencari materi baru.
Setelah selesai sarapan dan memastikan piring telah kosong, Ia berjalan ke dapur dan meletakkan piring berwarna putih tersebut di cucian kotor dan mengambil sepatu dari rak yang sedikit berantakan. Setelah siap memakai sepatu, Ia menenteng tas berwarna biru miliknya dan menyalami Ayunda yang hanya menatap dirinya tanpa ekspresi. Tidak ada unsur kehangatan seperti ibu pada anaknya pada umumnya.
Semua seakan hanyalah formalitas semata.
•••
"Eh, Lo tahu berita pas tahun 2013, nggak? Yang tentang Cyber War itu loh!"
"Cyber War?" Kening Serra bertaut. Tunggu, sepertinya Ia ingat. "Yang Hacker Indonesia sama Australia itu bukan?"
Ghaysa mengangguk penuh antusias, sudut bibirnya terangkat. "Iyaps! Sumpah, Gue ketemu di FYP Tiktok. Jadi inget lagi deh. Keren banget, anjir!"
"Gue juga suka kok. Cuma ya itu, karena Gue nggak ngerti jadi ngang ngong aja." Serra tersenyum seadanya. Jelas ini bukanlah topik yang cocok untuknya.
"Sumpah sih, Ser, kalau Lo mau tahu tutor cara nge-hack, cari aja di Facebook. Lengkap banget asli. Gue aja baru beberapa hari ini nyoba nge-hack dan berhasil dong!" Ia pun memperlihatkan kumpulan tutorial dari ponselnya.
Serra pun sedikit mendongak kemudian mengernyitkan kening. "Loh, bukannya hal kayak gitu udah di-banned? Lo nemu di Facebook bagian mana dah?"
"Dari-"
Tok tok tok
"Assalamu'alaikum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual World : Six Month [ END ]
Roman pour Adolescents••• "Kenapa Abang harus pergi? Key sendirian di sini, semua jahat!" - Keyra Estefania Mahatma "Kak, Lo bilang kalau Lo sayang Gue. Lo janji buat terus nemenin Gue. Tapi faktanya Lo bohong. Lo ninggalin Gue." - Zelda Lynnara Ocean "Aku cuma mau Kamu...