Jika seseorang tidak ada di saat Kamu mengalami kehancuran, maka hapuslah Dia dari duniamu. Karena faktanya, Dia bukanlah orang yang pantas untuk dibiarkan tinggal di dunia yang Kau buat.
•••
Tak terasa sudah dua jam lebih Arrio membiarkan Keyra mengobrol dengan Lynn. Ekspresi penuh akan kecemburuan terlihat jelas. Ayolah, lelaki itu juga butuh ruang untuk berbincang dengan gadis itu. Benar-benar. Dia bahkan tak menyangka adiknya sendiri bisa memonopoli perhatian Lynn. Dia bahkan harus menunggu sebulan agar Dia terbuka padanya. Sedangkan Keyra? Hanya sekali bertemu langsung dekat.
Sialan!
"Dek, udah dong. Gantian Abang yang ngobrol sama Lynn." Pintanya dengan ekspresi memelas.
Keyra mencebikkan bibir. Netranya berubah sinis. "Abang tuh nggak boleh pelit! Lagian tiap hari Abang kan chattan sama Kak Lynn. Masa Key yang cuma Video Call dua jam nggak boleh and banyak protes? Inget Bang, nggak boleh pelit. Nanti kuburan sempit." Omelnya dengan nada kesal.
"Bacot bener," gumamnya amat pelan. Telinganya sampai berdengung dibuatnya. Untung saja Keyra tak mendengar cibirannya itu. Kalau iya, bisa-bisa perang dunia ketiga akan terjadi di kafe yang sedang Mereka singgahi. Kafe mana lagi kalau bukan kafe milik Arrio.
Yuda tertawa. Ia menepuk pundak sahabatnya yang terlihat dongkol karena tidak bisa dengan bebas mengobrol dengan perempuan yang Dia sukai saat ini. "Sabar, Bro. Ngalah, adek Lo itu." Ujarnya seraya melirik sosok Keyra yang masih sibuk mengoceh entah apa dan Lynn yang mendengar, sesekali gadis itu menimpali. Mereka sibuk dengan dunia keduanya.
Suasana di dalamnya lumayan ramai karena diisi teman-teman Arrio yang memutuskan untuk nongkrong sembari menunggu hujan reda. Angin bertiup dengan sangat kencang. Saking kencangnya, banyak daun-daun yang berguguran di jalanan Kota Jayapura. Entah ada apa sebenarnya, Tuhan sedang murka atau malah memberikan berkahnya.
Manusia dan alam tak akan mengerti jalan pikiran Tuhan-nya. Takdir di tangan-Nya tak bisa dilihat oleh siapapun. Tuhan selayaknya kesempurnaan yang amat tidak mungkin di dunia. Dia-lah yang paling sempurna dan penuh akan kasih. Tapi jangan pernah salahkan Tuhan karena takdirmu yang buruk, cobalah berkaca dahulu. Apakah itu adalah sebuah balasan dari-Nya atas kesalahanmu di masa lalu atau sebuah cobaan dunia.
Lynn terkekeh pelan melihat keharmonisan kakak dan adik di hadapannya. "Guys, sorry to intrupt, tapi Gue harus matiin video call-nya. Gue harus ngerjain tugas sekolah. Banyak banget nih," tuturnya dengan perasaan bersalah.
Keyra mengerucutkan bibirnya, "Yaah, bentar banget. Padahal Key masih mau ngobrol sama Kakak. Soalnya Kakak asik, beda banget sama tun-"
Arrio segera membekap mulut adiknya dengan mata membulat, panik. Demi apapun, Dia lupa gadis remaja itu bermulut ember dan blak-blakan. Bisa-bisa hubungannya dengan Lynn bisa terancam. Dia pun segera mengambil alih ponsel dan tersenyum manis pada adik online-nya itu.
"Yaudah, semangat belajarnya. Oh iya, nanti malam bisa teleponan, nggak? Atau Kamu ada kegiatan lain?" Tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan.
Lynn mengerutkan kening. Ia merasakan ada kejanggalan. Tapi, gadis itu tetap menjawab dengan sebuah gelengan pelan. "Kebetulan malam ini nggak ada sih, Kak. Ayah sama Mama juga nanti sore berangkat ke luar kota buat ikut tanding, kebetulan adik Gue dibawa ke sana dan Gue ditinggal sendiri di rumah." Jelasnya dengan senyuman tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual World : Six Month [ END ]
Fiksi Remaja••• "Kenapa Abang harus pergi? Key sendirian di sini, semua jahat!" - Keyra Estefania Mahatma "Kak, Lo bilang kalau Lo sayang Gue. Lo janji buat terus nemenin Gue. Tapi faktanya Lo bohong. Lo ninggalin Gue." - Zelda Lynnara Ocean "Aku cuma mau Kamu...