Twelfth

14 4 1
                                    

Konon, seseorang akan merasa ditatap bila memang begitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Konon, seseorang akan merasa ditatap bila memang begitu. Dan Damian merasa. Merasa sedang ditatap oleh Fabio, sehingga dengan reflek laki-laki itu mendongak menatap Fabio yang memang benar-benar tengah menatapnya entah sejak kapan. Lalu, yang paling membuat Damian heran, karena Fabio yang sudah kepergok menatap Damian justru kian menatap Damian dengan intens.

"Jangan liatin gue!"

Damian justru kian dibuat meringis risih kala Fabio semakin menatapnya. "Ini bukan alasan kenapa lo nggak nikah-nikah, kan?"

"Alasan apa?"

"Lo gay? Lo suka sama gue?"

Fabio shock. Sontak memalingkan wajahnya dengan cengiran yang seolah-olah mengandung kalimat, "apaan anjir!" Sedangkan Damian kian geli sendiri.

"Tapi," ucap Fabio, kembali menoleh ke arah Damian. "Ini misal ya, cuman misal, kalau iya lo gimana?"

Mendengar kalimat misal yang Fabio lontarkan membuat Damian buru-buru bangkit seraya mengemasi barang-barang miliknya yang tergeletak di atas meja kantornya.

"Buru deh, rekrut karyawan." Damian mengatakan itu seraya bangkit dari kursi.

"Tipe gue bukan karyawan, Dam!" seru Fabio seraya tertawa.

"Malam Jumat, Fab. Berkah buat mensucikan diri."

"Shit! Lo malah bikin gue gerah, ngingetin malam Jumat," kata Fabio, berusaha melonggarkan dasi yang melilit pada kerah kemejanya.

"Asli!" Damian pun benar-benar berniat hendak pergi dari sana saat candaan Fabio membuatnya bukan hanya geli, tapi ngeri.

"Heh! Kenapa lo? Gue cuman gerah aja sampe pengen punya istri. Bukan suami!"

Mendengar penjelasan yang tetap termasuk nyleneh itu cukup membuat Damian kembali duduk. "Lo sebenarnya juga ngebet kawin, sok nolak cewek rekomendasi dari nyokap segala."

"Kan, udah gue bilang. Nggak ada yang cocok!" jawab Fabio. "Jadi lupa, kan, gue tadi mau nanya lo."

Damian hanya menatap Fabio yang sarat akan kalimat tanya. Seperti, 'nanya apaan?'.

"Lo kenapa balik ke sini, sementara udah nggak punya siapa-siapa lagi. Ya, soal Bokap lo, dia bukan seseorang yang bikin lo punya siapa-siapa di sini, kan?"

Pertanyaan itu cukup sensitif bagi Damian, dan bisa membuat laki-laki itu jadi kembali memikirkannya sepanjang waktu, bahkan bisa sampai tidak tidur semalaman. Lantaran ingatan demi ingatan yang berasal dari masa lalunya kian terputar kembali.

Dipancing untuk menceritakan masalahnya itu membuat Damian jadi lebih dari seribu kali mengingat memori-memori kelamnya.

"Sebenarnya, lo butuh temen cerita," ucap Fabio kala tidak mendapat respon dari Damian cukup lama.

Cherry's Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang