Kesibukkan menyita semua waktunya, tetapi Damian masih menyempatkan diri untuk berkunjung ke kafe Bibi Fani. Itu hanya serta-merta Damian lakukan sebagai bentuk dukungan, karena Fanshine kafe yang dibangun dengan jarak 2 KM dari taman kota masih baru dan harus banyak-banyak promosi. Jadi, Damian merasa harus mengunjungi kafe Bibi Fani sesekali. Walau ketika ia tiba di sana, bukan Bibi Fani yang ia cari. Melainkan Cherry.
Gadis itu di sana. Sedang membersihkan piring dan gelas kotor yang baru saja dipesan oleh pelanggan.
Damian memerhatikannya seraya mencari tempat duduk sampai ada seorang karyawan menghampirinya.
"Mas Damian mau pesan apa?"
Mendengar namanya disebut membuat Damian sontak menoleh ke arah karyawan tersebut dan mengrenyit bingung karena dia mengetahui namanya. Namun, tak mau mengeluarkan suara hanya untuk bertanya dari mana dia mengetahui namanya karena Damian bisa menebak itu dari Bibi Fani, atau dia pernah mendengar Bibi Fani menyebut namanya, jadi Damian memilih langsung menjawab pertanyaannya saja.
"Double espresso, sama croissant," jawab Damian. Entah sejak kapan croissant menjadi makanan yang selalu ada dalam benak Damian ketika ia hendak memesan di Fanshine kafe. Sebab perkataan Cherry jauh di hari lalu saat mempromosikan Fanshine kafe kepadanya, gadis itu menyebut croissant sebagai menu Fanshine kafe, dan itu sebabnya croissant seakan melekat di otak Damian.
"Baik, ditunggu ya, Mas Damian!" ucapnya.
Damian hanya mengangguk sekali, lalu kembali mencari keberadaan Cherry. Gadis itu sedang kualahan membawa piring dan gelas kotor. Namun, salah dua karyawan yang bekerja di sana juga menambah kerepotan Cherry dengan menaruh beberapa gelas dan piring kecil di atas nampan yang sedang Cherry bawa. Akibatnya, gadis itu nyaris menjatuhkan nampan itu yang pasti karena tidak diberi aba-aba hendak diberi beban lagi.
Melihatnya membuat Damian mendengus tanpa sadar. "Siap-siap lo bakal sering dijadiin tumbal kalau sikap lo kaya gitu." Damian bergumam. Mengomentari sikap Cherry yang hanya diam saja diperlakukan seperti itu.
Lalu netranya bergerak mengikuti langkah Cherry yang sedang menghampiri salah satu meja yang terdapat tepat di samping Damian.
"Ekhem!" Damian berdehem. Sengaja.
Deheman itu sukses membuat Cherry menoleh. Lalu gadis itu tampak tercenung melihat Damian berada di sana.
"Ngapain kamu di sini?" tanya Cherry.
"Nggak ada pertanyaan yang lebih memadai?"
Cherry mendengus mendengar jawaban itu. "Kan, cuman basa-basi!"
"Terlalu basi, padahal banyak basa-basi yang lebih berkelas," kata Damian, tidak menerima alasan dari Cherry.
Cherry baru hendak menjawab ketika sebuah panggilan terdengar. "Cherry cepat cuci gelas sama piringnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry's Life [END]
Novela Juvenil[BACA= FOLLOW] By: Khrins ⚠️Cerita alay, belum direvisi! JANGAN BACA! ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Terkadang, menyerah dalam bertahan itu diperbolehkan. Namun, pengecualian jika hal itu untuk menghindari hidup dan rasa sakit. Damian nyaris melakukannya...